Flashback3

1.3K 49 0
                                        

                   Aku menyetir mobilku dengan kecepatan tinggi aku meninggalkan rumah alby. Aku menangis karna perkataannya itu sunggu perkataannya itu masih menggema dikepala ku. Hancur semua hati ini hanya dengan perkataannya itu.

                 Aku membawa mobil ku menuju tempat club di kemang. Aku ingin menghilangkan pikiran ini aku hancurr karnanya. Aku pun langsung memesan wine pada bartender aku meminumnya hingga berkali kali dengan minuman ini semua rasa sesak ku hilang semua pikiranku tentangnya hilang semua rasa sakit ku menghilang.




                     Aku menyerahkan hp ku pada bartender dan menyuruhnya menelfon bunda ku. Aku yakin aku tak kan sanggup menyetir dalam keadaan seperti ini. Bartender itu menurut setelah ia berbicara pada bundaku ia langsung menyerahkan tlpnnya pada ku.

                    Tak lama bunda ku datang,aku melihatnnya menangis karna keadaan ku. Aku pun tak kuat menahan pusing yang ku rasakan. Aku pun terjatuh tak sadar kan diri



                Aku pun terbangun,kepala ku sangat berat skali akibat aku meminum terlalu banyak. Pintu kamarku terbuka. "Akhirnya kamu udah siuman za". Aku membenarkan posisi ku. "Iya bun,semalem aku mabuk ya bun?". Bunda menghampiriku. "Kamu ada masalah ya?kenapa harus ketempat itu za?kamu kan bisa cerita sama bunda". "Alby jahat bun,dia bilang dia udah gak butuh aku lagi,dia selingkuh dia cuman manfaatin harta yang aku punya bun. Terasa sesak saat aku mengingat perkataannya itu.

            Bunda menatapku lalu memelukku. Aku pun menangis dalam pelukannya aku tidak bsa menahan rasa sakit ini sendiri. "Jangan kaya gitu lagi za,bunda gak bisa liat anak bunda menderita seperti ini". Aku melepaskan pelukannya " maaf bun". "Kamu putusin dia za bunda gak setuju kamu sama dia, dia udah manfaatin kamu za". Aku hanya menunduk dan meremas tanganku, aku tak mengerti dengan hati ku, hati ku memaafkan kesalahannya itu,tidak ada rasa benci tapi rasa sayang itu bertambah,tetapi akalku tidak bisa memaafkan dan ada rasa benci.


                Rasa sakit yang diberikannya tidak sebesar rasa sayang yang ku miliki padanya. Lalu bunda mencium keningku dan meninggalkanku.




          Aku melihat silet dimeja ku. Aku mengambilnya dan menyayat pergelangan tanganku. Darah keluar dari pergelangan tangan ku. Rasanya sangat perih tubuhku juga ikut merasakan sakitnya. Aku melampiaskan semuanya dengan menyayat  tangan ku. Darah yang mengalir bercampur dengan air mataku yang menetes. Semuanya menjadi satu. Rasa cinta,sayang,benci, dan luka.

                  Ayah membuka pintu kamarku. Ia kaget melihat kasurku penuh darah. "Zaleka!!! Apa yang kamu lakukan?!!!kenapa kamu nyakitin diri kamu za?!". Aku tak menghiraukan perkataannya aku terus menyayat tanganku. Ayah mengambil silet itu lalu membuangnya keluar jendela kamarku. Ayah menarikku ke dalam kamar mandi dan membersihkan luka ku di air yang mengalir.



                 Ayah memanggil pelayan lalu menyuruh pelayan mengambilkan obat dan perban. "Jangan menyelesaikan masalah dengan cara seperti za,dengan cara ini tidak akan menyelesaikan masalahmu,kamu sudah dewasa,jangan seperti ini za". Ucapnya sambil mengobati dan memberi perban pada pergelanganku. Aku hanya mengangguk lalu ayah membawa ku kekamar bang reynand karna kamar ku akan dibersihkan pelayan.

                             "Kamu istirahat jangan melakukan hal bodoh lagi za" ayah menarik selimut untukku. Lalu aku pun tertidur dengan rasa sakitku.

             

ZALEKAOù les histoires vivent. Découvrez maintenant