#Episode 19: Totally Perfect

21.9K 1.7K 222
                                    


안녕!

Anyeong!

Sebelum membaca episode ini, sangat disarankan untuk scroll ke atas

tap

tap

membaca ulang satu atau dua episode selanjutnya, agar feel-nya kerasa (kembali). Karena mohon dimarahin Author satu ini parah banget kena serangan writer's block dan jadi nggak nulis-nulis sampe sedih-sedih sendiri kenapa sebegininya. T T

Padahal di Korea pun lagi winter vacation, agak lebih selaw daripada pas ada kuliah. Nggak nulis, tapi malah banyak tidurnya, banyak jalan-jalannya, banyak ketemu temen baru rumpikas sana sini. Wkwkk maafkan. Tapi kalo kata temen-temenku di korea, justru ini terjadi karena sedang winter. Akibatnya adalah magernya maksimal. Kalo mau intip2 ngapain aja aku kemarin tengok IG: fifi.alfiana wkwkk

Ini bismillah sudah comeback *berasaartiskoreaajapakecomeback *LOL. Soalnya winter-nya udah mau say goodbye. Spring udah mau dateng. Udah bukan saatnya berburu salju, this time to catch bunch of cherry blossom! Uwuwuw~

Episode selanjutnyah besok yaa~

NEXT-nya masih ALANA!

Dia udah nulis curhatannya, akhirnya gengs~

Sambil baca, sambil di play lagu yang aku pasang di media juga boleh~ Sapa tahu nanti trus mau ikutan aku ke Norebang, yuks sini main ke Korea, nyanyi bareng.. Wkwkkk

. . .  

Alana

AAAARGGGGH!

Setelah aku mengintip di jendela, dan yakin dua ratus sembilan puluh sembilan persen bahwa mobil Wingga sudah benar-benar meninggalkan pelataran depan rumah tanteku, aku tidak bisa menahan diriku sendiri untuk berteriak sekeras mungkin, saking girangnya.

Ibarat ice cream, gue udah meleleh lumer luar biasa sampai tidak berbentuk lagi. Sudah menetes-netes ke lantai, bak tumpukan salju yang mencair tak bersisa.

Senyum cerahnya, tawa hangatnya, tatapan matanya, semua-muanya, totally perfect.

Aku masih berteriak-teriak kegirangan sambil tertawa terbahak-bahak saat tiba-tiba Denier dan kedua Om-Tanteku berlari tergopoh-gopoh ke arahku.

Aku tersenyum lebar menatap mereka bertiga.

"Kamu nggak papa Al?" tanya Tante Hetty mengenyitkan dahi bingung.

"Tanteeeeee! Hari ini super perfect sampe aku mau nangis saking bahagianya!" aku menghambur ke arah tanteku dan memeluknya erat

Denier mencibir ke arahku, sambil berdecak kesal. "Pasti nggak penting!"

"Makasih ya sepupu kesayangan, udah perhatian banget sampe turun dari lantai dua spesial buat nengok aku kenapa," aku mencubit lengan Denier gemas.

Denier semakin bersungut-sungut. Lalu dia ngeloyor kembali ke tangga menuju kamarnya sambil menggumamkan ribuan umpatan untukku. Aku masih senyum-senyum sendiri, tidak peduli umpatan seburuk apa yang dia katakan seakan berubah menjadi pujian-pujian manis.

Aku sudah gila? Yeah, I admit it. What happen today is worth to be called crazy. Totally crazy.

Om dan Tanteku pun menggelengkan kepala tidak habis pikir dengan kegilaanku. Mereka menatapku dengan ekspresi keheranan aku ini kenapa. Aku masih saja menyunggingkan senyuman gigi Pepsodent selebar piring tumpeng.

Too Far to Hold [COMPLETED]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin