Episode #31: Pura-Pura Bahagia

19K 1.5K 228
                                    

You just can help someone that he wants to be helped.  

. . .

Alana

Aku mengeluarkan kameraku dan mengambil video Wingga yang sedang menghabiskan sendok terakhir bubur ayamnya. "Kita mulai ya, one-two-three, take, action!"

"Lo ngapain?" tanyanya sambil tertawa.

"Say hi dong Ngga,"

"Video buat siapa ini?"

"Buat lo di masa depan,"

"Hah?"

Aku tertawa terbahak-bahak menatap ekspresi kaget seorang Wingga Ranuvida yang tertangkap di lensa kameraku, dengan kacamata semihitam-nya yang bahkan saat makan tidak mau dia lepas. "Iya beneran, videonya buat lo di masa depan," ujarku penuh keyakinan.

Wingga tertawa lagi. "Oke, hi! Gue Wingga umur 16 tahun, belum pernah jatuh cinta dan masih jomblo," lalu dia tersenyum lebar menatap lensa kameraku.

"Jelasin kenapa belum pernah jatuh cinta!" sahutku.

"Emm, pertanyaan sulit ini. Soalnya gue juga nggak tahu kenapa. Belum ketemu orangnya kali ya. Mungkin Wingga yang bakalan nonton video ini udah sama sosok itu di sampingnya?"

"Bisa jadi-bisa jadi," aku mengangguk-angguk setuju. Aku harap, aku yang ada di sampingnya, nonton video ini.

"Udah ah, nggak videogenic gue, malu tauk di video gitu!"

Aku tertawa terbahak-bahak. "Dilihat diri sendiri kok malu. Siapa bilang lo nggak videogenic. Lo tuh fotogenic, videogenic juga. Percaya sama gue! Lo cocok jadi artis kalo mau,"

"G ue nggak mau anjir, ngapain jadi artis,"

"Jadi model deh,"

" Ogah," Wingga meminum jus wortel yang dia pesan sampai habis.

"Mimpi lo apa sih Ngga? Kenapa deh belajarnya serius banget, ikut olimpiade terus juga. Pengen jadi dokter? Fisikawan? Astronot?"

Wingga hampir tersedak. "Kenapa astronot coba?"

"Ya kan gue nanya. Tapi bener dong. Lo kalo seumpama ditinggal di saturnus gitu kayanya bakal bisa bertahan hidup deh. Kaya di film yang NASA itu, apasih itu judulnya, inter.. inter apa gitu,"

"Interstellar,"

"Nah, itu,"

"Lo mau gue puluhan tahun nggak balik ke bumi?"

"Selama itu untuk kehidupan manusia yang lebih baik di masa depan sih gue ikhlas. Nanti bawain oleh-oleh darisana jangan lupa,"

Wingga tertawa lagi. "Lo kira disana ada toko oleh-oleh macam Bakpia Pathok?"

"Siapa tahu ada alien yang terinspirasi dari manusia buat bikin toko souvenir gitu. Pasti laku deh, apalagi kalo dia jualan online, bisa delivery antar planet gitu. Nanti lo kenalin ke gue, bisa gue bantuin endorse di IG,"

"Anjir," dia tertawa lagi. Aku senang merekam dia tertawa seperti detik ini. Apalagi ketawanya sama aku. "Udah ah yuk, katanya mau refreshing?" Wingga berjalan menuju kasir sambil tertawa.

"Yah, nggak dijawab deh mimpinya apa. Sengaja ya?" Aku segera menyusulnya masih sambil memaksanya memberikan jawaban.

"Sini gue yang nyetir," ujarku meminta kunci mobil Wingga. "Kan lo sakit, gue nggak mau lo pingsan lagi,"

Too Far to Hold [COMPLETED]Where stories live. Discover now