Be Strong Rene II

905 130 20
                                    

Story begin

.

.

.

"Jalang!!" teriak Chanyeol lantang.

"Chan?!! Stop!! Aku bukan gadis seperti itu. Aku bisa menjelaskan semuanya." Irene menekan dadanya yang terasa sangat ngilu.

"Sudah kubilang, jangan menjawab jalang!! Kotor! Pergi dari rumahku!! Aku akan mengadukan semua perbuatan kotormu kepada keluargaku serta keluargamu. Biar semua orang tau kau itu wanita jalang!! Jalang yang tidak tahu diri. You are bitch!!!"

Plakk. Sebuah tamparan sukses mendarat di pipi kanan Chanyeol. Yang tak lain pelakunya adalah Irene. Dengan sekuat tenaga diiringi air mata yang terus membasahi pipi cantiknya, ia beranikan sekali ini melawan suaminya.

"Baiklah. Aku pergi. Kau tak mau mendengar penjelasanku bukan? Okay, aku pergi. Ingat suamiku, aku selalu mencintaimu. Selamat tinggal."

Segera Irene masuk kamar dan memasukkan semua pakaiannya. Ya, ia sudah memutuskan akan meninggalkan Chanyeol. Sudah banyak kali Irene mencoba menjadi istri yang baik untuk Chanyeol. Tapi, sepertinya usahanya sia sia saja. Tak ada yang diharapkan lebih dari pernikahannya.

Saat ini Irene berharap masih ada orang yang mempercayainya. Ia tak melakukan itu semua. Semuanya hanya rekayasa. Ia tak melakukan hal seperti yang dikatakan oleh suaminya.

Irene mengusap air matanya kasar. Ia segera menyeret koper nya yang lumayan besar itu. Irene menolehkan kepala dan mendapati Chanyeol dengan wajah frustasinya sedang duduk di sofa. Irene menghela napas pelan, lalu berjalan pelan.

Cegah aku, Chan. Cegah aku. Kumohon... batin Irene.

Percuma! Sebanyak apapun air mata yang ia keluarkan, tak akan mengubah hati Chanyeol.

.

.

"Boleh aku menginap semalam di sini?" Tanya Irene hati hati.

Seulgi menghela napas berat. "Sebenarnya apa yang terjadi dengan mu dan Chanyeol?"

Seulgi sangat merasa khawatir saat ini. Bagaimana tidak? Sahabatnya yang dulu selalu ceria sebelum menikah, kini untuk tersenyum saja terasa berat. Bahkan Seulgi bisa menghitung berapa kali Irene tersenyum dalam satu minggu.

Bukan menjawab, Irene malah diam. Irene merasa ia belum siap bercerita dengan siapapun. Yang ia rasakan hanya beban hidup yang sangat berat untuk ia jalani.

"Seul," ucap Irene lirih. Bersamaan dengan itu, bulir air mata menggenang di pipi cantik Irene. Seulgi yang mengerti segera memeluk sahabatnya yang terlihat rapuh saat ini.

"Menangislah. Aku akan selalu ada untukmu, Rene."

.

.

Tok tok tok...

"Masuk." Ucap seorang di dalam sana.

Pintu terbuka dan menampakkan sosok anak laki laki kebanggaannya. "Oh, Chanyeol? Kau kesini?" ucap ayah Chanyeol, lalu melepas kacamatanya.

"Iya ayah," Chanyeol menunduk. Tak berani menatap ayahnya. "Ada apa Chan? Ada masalah hm?" ucap ayah Chanyeol masih lembut. "Ayah harus melihat sifat asli menantu kesayangan ayah dan ibu." Chanyeol berani mendongak menatap ayahnya dan menyerahkan aplop coklat yang isi nya belum diketahui ayahnya.

Perlahan ayah Chanyeol membuka amplop yang diberi Chanyeol. Matanya membulat sempurna melihat isi amplop tersebut.

"Ini tidak mungkin Chan." Ayah Chanyeol tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

Believe in You ; ChanRene ✔ [REVISI]Where stories live. Discover now