I need you

904 107 3
                                    

Yang ku alami sekarang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Menikah dengan seseorang yang tidak kucintai. Tetapi tidak untuk sekarang. Bahkan bisa ku katakan dia adalah sumber kebahagiaanku ku. -pcy

Salahkah jika aku mengambil milikku? Salahkah jika aku merebut apa yang seharusnya ku miliki? Sungguh aku tak ingin kehilangannya untuk kedua kali. -hyejin

Aku membutuhkanmu, Chan. -bjh

-----------------------------------------------------

Jarum jam telah menunjukkan angka 12.00, yang artinya matahari sudah berdiri kokoh di atas bumi Seoul. Para penduduk beranjak dari aktifitasnya masing masing untuk mengisi perutnya setelah setengah hari bekerja. Namun, ada juga yang memilih tetap di tempat dan melanjutkan pekerjaannya. Seperti yang dilakukan Chanyeol saat ini, ia tak ingin beranjak dari kursi kebesarannya. Ia lebih suka memakan bekal yang disiapkan istrinya tadi pagi.

Tok tok tok!

Bunyi ketokan pintu menginterupsinya. Chanyeol menoleh sebentar.

"Masuk saja, pintunya tidak dikunci,"

Beberapa detik kemudian, nampak seorang wanita dengan rok selutut, dipadukan dengan blazer coklat membingkai tubuhnya. Ia membungkukkan badannya di depan Chanyeol.

"Maaf, pak. Setelah makan siang, kita ada meeting dengan perusaan ADC Company."

"Baiklah, sekarang kau bisa keluar lagi,"

.

.

.

Sementara itu, Irene sedang duduk bersantai seraya meminum secangkir teh hijau kesukaannya. Badannya ia senderkan di sofa panjang. Tak lama kemudian, terdengar suara ketukan dari arah pintu. Irene meletakkan teh nya dan berjalan menuju pintu.

"Dengan rumah Ny. Irene?" ucap seorang laki laki yang seperti nya adalah pengantar barang.

"Ya, saya sendiri, pak"

"Ada titipan untuk anda, tolong sebelumnya anda menandatangani sebentar"

Pengantar barang tadi menyerahkan kertas kecil dengan bolpoin kepada Irene. Dengan cepat Irene menandatangani dan mengambil sebuah kotak untuk nya.

==

Irene memandangi kotak persegi panjang berlapis kertas coklat yang berada di depannya. Sedari tadi ia belum membuka isi kotak tersebut. Irene terus memikirkan siapa pengirim kotak tersebut. Bahkan di kotak itu tidak ada nama pengirimnya yang membuat Irene semakin kebingungan. Dengan keberanian yang cukup, ia mencoba membuka kotak itu perlahan.

"Aaaaahh.. Tidakk,"

Irene membuang kotak tadi hingga tak berbentuk ke lantai. Dada nya berdegup kencang. Sebuah bangkai tikus dengan pisau yang sudah berlumur darah menjadi isi dari kotak tersebut. Irene segera mengambil gagang telepon yang berada di samping sofa.

"Hallo, sayang"

"Chan, pulanglah. Ak.. Aku takut,"

"Kau kenapa sayang? Ada apa? Jangan membuatku khawatir,"

Tutt... Tut...

Kemudian sambungan telepon dimatikan oleh Irene. Sungguh hatinya tak bisa tenang sekarang. Ini sebuah teror. Ada seseorang yang menerornya.

Chanyeol pov

Aku sedang bertemu dengan rekan kerja ku untuk membicarakan masalah bisnis kami. Tetapi, baru beberapa saat ponsel ku bergetar ketika yang ku ketahui ternyata dari telepon rumah. Aku membungkuk sebentar meminta izin untuk mengangkat telepon sebelum keluar ruangan.

Believe in You ; ChanRene ✔ [REVISI]Where stories live. Discover now