The real of happiness

1.3K 105 5
                                    

Ada kalanya suatu hal tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, tetapi di kemudian hari tak ada yang tau jika hal yang tidak diharapkan tadi menjadi sumber kebahagiaan. Kebahagiaan yang sebenarnya bukan diukur berapa banyak harta yang kita punya, tetapi seberapa bisa kita bersyukur dengan Tuhan.

-------------------------------------------------

Beberapa bulan kemudian...

Semua telah berakhir. Kini mereka telah bahagia setelah beberapa kali masalah menerjang rumah tangga nya. Senyum tawa terukir jelas di kedua bibir anak manusia berbeda kelamin itu. Matanya saling bersinar menunjukkan ketulusan hati masing masing dari mereka. Keduanya saling beradu pandang sesekali tersenyum melihat kertas hitam tiga dimensi bergambar seorang bayi mungil yang sudah terlihat jelas bentuk serta jenis kelaminnya.

Pria nya mengelus perut buncit wanita tersayang nya dengan lembut, takut jika jabang bayi nya tersakiti di dalam sana. Sesekali tangannya merasakan tendangan kecil dari malaikatnya. Ia tersenyum. Beberapa bulan lagi ia akan dipanggil dengan sebutan 'ayah' oleh buah hati yang selama ini ia tunggu kehadirannya.

"Rene, apa seharusnya kita membeli mainan untuknya?"

"Mainan apa lagi yang ingin kau beli? Hampir semua jenis mainan sudah kau beli, Chan."

"Aku hanya ingin anak kita nanti bahagia."

"Ia akan sangat bahagia lagi jika kita memberinya kasih sayang penuh untuknya."

"Aku setuju dengan mu, Rene."

Mereka berdua tersenyum. Chanyeol beranjak dari duduknya lalu mengambil segelas susu untuk ibu hamil yang sudah ia siapkan sedari tadi.

Sajak Irene dinyatakan hamil 6 bulan yang lalu, Chanyeol merubah sikapnya menjadi lebih protective terhadap istrinya. Ia akan marah jika sesuatu hal kecil terjadi pada keduanya. Irene dan anak yang tengah dikandung nya, dan terkadang itu yang membuat Irene mati kebosanan karena Chanyeol tak memperbolehkan Irene untuk sekedar melakukan pekerjaan rumah tangga. Alasannya klise, ia hanya tak mau istrinya kelelahan.

"Suamiku,"

Irene memeluk suaminya dari belakang. Dagu nya ia tempelkan di pundak Chanyeol.

"Ada apa hm?"

Chanyeol mengecup pelan pipi Irene dari samping. Karena posisi nya Chanyeol tengah berada di ruang kerja nya, dan tidak biasa Irene menyusul nya.

"Tumben menyusul ku," lanjutnya.

"Aku punya sesuatu untuk mu."

"Apa itu?"

Irene mengeluarkan benda putih pipih berbentuk persegi panjang yang bertanda dua garis merah di atasnya.

"Dua garis merah? Apa itu, Rene? Aku tidak mengerti."

"Aku hamil,"

Irene berucap pelan tepat di samping telinga kanan suaminya. Chanyeol tidak bisa menahan keterkejutannya. Irene hamil? Dan itu artinya sebentar lagi ia akan menjadi seorang ayah. Tuhan benar benar berpihak dengannya.

"A-apa itu benar? Sebentar lagi aku menjadi ayah, Rene?"

Irene mengangguk. Dalam beberapa menit, keadaan diantara keduanya pun saling diam hingga Chanyeol memeluk Irene erat. Mengelus punggung wanita tercinta nya. Mencurahkan segala kebahagiaannya di dekapan sang istri.

"Terimakasih. Terimakasih, sayang. Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu."

"Mulai sekarang, kau tidak akan melakukan pekerjaan rumah tangga lagi. Aku akan menyewa asisten rumah tangga untuk melakukan semuanya termasuk melayani mu, Rene."

Believe in You ; ChanRene ✔ [REVISI]Where stories live. Discover now