Flashback

784 107 2
                                    

Part ini akan menjelaskan masalah sebenarnya kenapa Chanyeol begitu marah sama Irene. Dan mungkin gak sepanjang part lainnya;)

So, happy reading~

--------------------------------------------------

Seorang perempuan sedang menikmati bubble tea di hadapannya. Cup bubble tea hanya dimainkan memutar di tangannya. Ia lelah. Ia sangat lelah.

Perempuan tersebut mendorong kursi yang ia tempati hingga bergeser ke belakang. Matanya ia pejamkan sejenak, kemudian berjalan meninggalkan tempat tersebut.

Sesaat setelah ia sampai di tengah perjalanan, pandangannya sedikit mengabur. Kepalanya tiba tiba diserang pening yang sangat luar biasa. Ia kedipkan matanya berkali kali berharap saraf di matanya berjalan dengan baik. Tetapi tetap saja. Pandangannya semakin tak karuan.

Di sisi lain, seorang laki laki yang tengah duduk di bawah pohon dengan jarinya yang masih setia ia gerakkan di atas papan ketik laptopnya manik matanya menangkap perempuan tersebut dengan hati was was.

Segera ia tutup laptopnya dan menghampiri perempuan itu.

"Irene?"

Brukk

Belum sempat Irene menjawab, namun tubuhnya terhuyung jatuh ke dalam pelukan Sehun.

"Astaga, Rene bangun. Hey jangan bercanda. Ayo bangun, Ren."

Sehun menepuk pelan pipi Irene. Astaga! Ia tak tau harus bagaimana. Semua mahasiswa yang mempunyai jadwal kuliah malan pun satu per satu sudah pulang sejak tadi. Dan sudah pasti ruang kesehatan juga sudah ditutup.

Sehun segera menggendong Irene ala bridal style menuju ke mobilnya.

--------;;;-------

Diperjalanan, Sehun bingung akan membawa Irene kemana. Hingga ia memutuskan membawa Irene ke rumah nya.

20 menit kemudian, mobil sehun sudah terparkir rapi di depan rumahnya. Matanya melirik sekilas ke arah Irene.

Gadis ini terlihat sangat lelah. Batinnya.

Sehun segera membuka pintu mobil dan membawa Irene ke dalam rumahnya.

-------;;;------

Seorang wanita tengah keluar dari mobilnya dan membawa beberapa paper bag dari butik butik terkenal. Matanya menangkap dua sosok manusia berbeda jenis kelamin dengan posisi sang pria yang menggendong wanitanya.

Tunggu! Wanita itu......

Seperti tak asing lagi bagi Hyejin.

Bae Irene.

Ya! Ia yakin itu Bae Irene. Istri dari pacarnya. Tetapi, kenapa ia bisa bersama laki laki itu? Apakah ia berselingkuh? Atau mabuk? Berbagai spekulasi liar muncul begitu saja di otaknya.

Hyejin menyeringai.

Ia mengambil ponsel nya yang berada di tas kecilnya kemudian ia arahkan ke arah kedua orang tersebut.

Setelah mengambil 6-7 gambar, segera Hyejin masukkan kembali ponsel nya kedalam tas nya kembali.

-----;;;----

Sehun merebahkan Irene di ranjang miliknya. Ia mengambil air dan segera mengompres Irene. Ia menarik selimut hingga menyelimuti tubuh mungil Irene.

"Aku harus segera menelpon suaminya."

Sehun membuka tas Irene, dan segera mengambil benda pipih berwarna putih persegi dengan ukuran 5.5 inchi tersebut dan segera mengecek nomor yang ingin ia tuju.

Siapa kalau bukan suami Irene.

Namun, berkali kali Sehun menghubungi hanya ada suara operator yang menandakan jika sang pemilik telepon tak bisa dihubungi. Kemudian, ia mengembalikan ponsel itu ke dalam tas Irene.

Setelah itu ia membiarkan Irene beristirahat dan ia segera keluar kamarnya dan memilih tidur di sofa.

Jam sudah menunjukkan pukul 03.15. Dengan perlahan, Irene membuka matanya. Ia belum bisa melihat dengan jelas keadaan sekitarnya. Kepalanya masih terasa pusing. Untuk beberapa saat, tenaga nya sudah terkumpul, dan matanya sudah mulai jelas melihat keadaan sekitarnya.

Ini asing. Ini bukan tempatnya.

Dimana aku?

Perasaan tak enak muncul begitu saja di pikirannya. Ia menyibukkan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya.

Utuh!

Setidaknya ia masih bernapas lega. Irene mencoba turun dari tempat tidur dan segera keluar. Namun, saat sampai di depan, ia melihat seorang lelaki tengah tidur meringkuk dengan selimut tebalnya yang membuat Irene sulit mengenali orang itu.

Nuraninya menyuruh untuk melihat siapa orang itu. Namun, ego nya kembali menyeruakkan pikiran pikirkan negatif yang berkeliaran di otaknya.

Ia tetap melangkah untuk mengetahui siapa orang itu.

"Oh Sehun," pekik nya tertahan.

Samar samar mendengar suaranya dipanggil, Sehun mencoba mengerjap kan matanya.

"Irene? Kau sudah bangun?"

"Sehun? Kau yang membawa ku kesini?"

"Iya, Rene. Maaf, tadi aku ingin mengantarmu pulang, tapi aku lupa alamat rumahmu. Dan ketika aku menghubungi suamimu, ponsel nya tidak aktif."

"Kau bisa melanjutkan tidur mu Rene. Pagi nanti aku akan mengantarmu pulang." lanjutnya.

"Baiklah. Terimakasih Sehun."

"Apa kepalamu masih pusing?"

"Sedikit, aku hanya butuh istirahat."

------;;;------

Pagi pagi sekali, Sehun sudah mengantar Irene pulang. Namun, Irene hanya membolehkan Sehun mengantar sampai radius 10 meter dari rumah.

"Terimakasih Sehun, kau bisa pulang."

"Baiklah. Cepat sembuh Rene."

Sehun memutar balik kan mobilnya hingga tak terlihat lagi oleh Irene.

Irene berjalan sampai menuju di depan pintu gerbang rumahnya. Ia tau Chanyeol akan sangat marah. Ia takut.

Brakk

Pintu terbuka sangat keras. Irene menelan lidahnya dengan susah payah. Matanya membulat melihat suaminya menatap dengan mata yang menyalang merah.

Beberapa lembar foto tergeletak tepat di bawah kaki Irene. Foto yang seperti nya asing menurut Irene.

Tunggu...

'Mungkin fotoku waktu ditolong Sehun? Tapi siapa yang mengambilnya?'

Flashback off

Rilakuma🐻

Believe in You ; ChanRene ✔ [REVISI]Where stories live. Discover now