10

4.3K 396 10
                                    

Ahreum : Saat aku berumur 7 tahun
ayah dan ibuku sibuk sekali bekerja.
Mereka pulang sore hari, atau bahkan
malam hari, dan aku sering
berkunjung kerumah tetanggaku.
Dia seorang mahasiswa.


Reese : Apa pekerjaan orang tuamu?

Ahreum : jangan dulu
memotong pembicaraan!
Ahreum : simak saja dulu.

Ahreum : tetanggaku itu sangat baik
sangat amat baik. mungkin karena
aku masih kecil saat itu, jadi aku juga
merasa sangat menyukainya, dia
selalu memperhatikanku, membantu
aku mengerjakan pr, membantu aku
mengerjakan semua hal yang aku
lakukan sendiri di rumah. Saat
bersama tetanggaku itu, aku merasa
tidak kesepian.

Ahreum : tapi kemudian suatu hari,
aku bermain dengannya saat hujan
turun...

Ahreum : Ah, aku tak bisa
melanjutkannya

Reese : hey, kau
membuatku penasaran.
Reese : cepat katakan!

read

Reese : jadi pesanku hanya di baca? -_-

Ahreum : Reese , kau tahu?
Ahreum : bahkan tak ada seorang pun
yang mengetahui hal ini, termasuk,
ayah, ibu, dan teman-temanku.
Ahreum : aku selalu malu jika
orang-orang mengetahui hal ini.

Reese : kau bilang, kau tidak
pernah malu padaku?
Reese : bukan kah kia tidak akan
pernah bertemu? dan kau pernah
bilang kalau kau rela membagi semua
rahasiamu padaku.

Ahreum : kadang aku sedih
tentang hal ini
Ahreum : kadang aku ingin
menceritakan ini pada seseorang,
tapi terkadang juga aku takut
jika orang mengetahuinya.

Reese : jangan takut padaku, oke?
Reese : mulai sekarang kita berteman,
kau boleh bercerita tentang apapun
padaku.

Ahreum : apa kau bisa
menebak ceritaku?

Reese : aku rasa itu sejenis pelecehan..
Reese : apa dia melakukan
itu padamu?
Reese : hm... kau paham
maksudku kan?

Ahreum : sebenarnya dia tidak
benar-benar melakukan itu,
aku masih 'utuh' sampai detik ini.

Reese : lalu apa yang dia lakukan?
Reese : fingering?

Ahreum : ya.

Reese : astaga, di umurmu
yang 7 tahun saat itu?
Reese : kenapa kau tidak
memberitahuorang tua mu
tentang itu?

Ahreum : dia mengancamku...
dia bilang dia tak akan
menemuiku lagi
Ahreum : tapi bukan itu saja,
aku juga malu mengakuinya.
Ahreum : jujur dulu aku merasa
nyaman dengan sikapnya itu,
mungkin aku menikmatinya,
tapi dulu aku belum mengerti
hal itu.
Ahreum : dan aku juga takut ayah
dan ibu menyuruhku menjauhinya
jika mereka tahu apa yang dia
lakukan.

Reese : jadi... itu alasan kenapa kau
suka melakukan self servis?

Ahreum : kau pasti sudah
menganggapku menjijikan sekarang.

Reese : hey, tidak begitu.
Reese : aku lebih parah.
Reese : omong-omong, sampai kapan
dia melakukan itu padamu?

Ahreum : tidak heran jika kau
melakukan hal yang lebih -,-
Ahreum : sampai aku kelas enam sd
dan dia pindah, dulu saat aku bermain
kerumahnya, dia sering...
Ahreum : T.T sudahlah lupakan,
aku jadi sedih.

Reese : jangan sedih, itu hanya
masa lalu kan?
Reese : hm, aku akan memelukmu
sekarang juga kalau aku bisa.
Reese : aku lebih parah dari itu,
mau dengar?

Ahreum : SEKARANG BUKAN
WAKTUNYA UNTUK ITU.
Ahreum : ya, kalau kau bersedia.

Reese : aku hanya ingin memelukmu, bukan menciummu atau menidurimu.

Ahreum : Oh PLEASE!

Reese : jangan balas dulu karena aku akan mulai bercerita.

Reese : aku memang brengsek, sebenarnya dulu aku sering melakukan 'itu' dengan kekasihku. Aku melakukannya secara langsung, melakukannya kapanku aku mau, karena dia juga tidak keberatan dengan hal itu.

Reese : dulu aku hanya melakukan seks hanya dengan orang yang aku cintai, karena awalnya aku melakukan itu karena cinta, maksudku, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan seksku.

Ahreum : kau anggap seks itu sebagai kebutuhan?

Reese : tapi semenjak dia meninggalkanku, aku jadi takut melakukan hal itu lagi secara langsung, tapi aku juga merasa harus selalu memenuhi hal itu.

Reese : tentu saja, kalau bukan kebutuhan apalagi?

Ahreum : sebentar... jadi kau melakukan chat sex karena
putus cinta?
Ahreum : benar juga sih.

Reese : bukan, haha.
Reese : mungkin ini bukan rahasia, tapi ini termasuk kenangan terburuk dalam hidupku, aku tidak akan pernah melupakannya seumur hidupku.

Ahreum : lalu?? apa dia mengkhianatimu?

Reese : kekasihku hamil, dia tidak memberitahuku karena saat itu aku sedang mengurus kepindahanku ke australia. ternyata dia juga berniat untuk menggugurkannya karena merasa belum siap untuk menjadi seorang ibu, dan dia tahu kami akan berpisah cukup jauh.

Ahreum : berniat untuk aborsi???????????
Ahreum : astaga

Reese : dari sana aku sadar kalau aku brengsek. sangat. apalagi aku mengetahui hal itu setelah dia pergi meninggkanku untuk selamanya.
Aku sangat menyesal, amat sangat

Ahreum : sebentar... kenapa
mataku perih.
Ahreum : aku tidak terlalu
mengerti maksudmu.
Ahreum : dia menikah dengan
lelaki lain?
Ahreum : atau...

Reese : bukan Ahreum, dia pergi dengan damai bersama anak kami haha.

Ahreum : Reese, itu menyakitkan.

read


Ahreum : Reese,
Ahreum : aku akan memelukmu
saat ini juga jika aku bisa.

«»

Bad Things  » (m)ygWhere stories live. Discover now