29

3.7K 399 67
                                    

"Reum?"

Seketika Ahreum berpaling dari lamunannya, Jimin terlihat tersenyum padanya dan melangkah melewatinya.

Saat itu ia sedang duduk di kelas, dan Jimin duduk di belakangnya.

"Kau sudah mengisi formulir pendaftaran minat universitas, Reum?" tanya Jimin yang saat itu sudah duduk di bangkunya, Ahreum sebenarnya mendengar perkataan Jimin tersebut, tapi ada hal lain yang sedang ia pikirkan dan membuatnya tanpa sadar mengabaikan Jimin begitu saja.

"Hey,"

"Aww..." Ahreum langsung menoleh kebelakang saat lelaki itu menarik ujung rambutnya sambil terkekeh.

"Kau menarik rambutku!" marah Ahreum.

"Dan kau mengabaikanku," kata Jimin sambil menopang dagunya menatap Ahreum dengan senyuman manisnya.

Hal itu akhirnya hanya membuat Ahreum terkekeh sendiri, lalu kemudian kembali mengalihkan fokusnya, dan kembali melamun.

Melamunkan seseorang yang juga belum tentu memikirkannya.

____

Sudah enam hari berlalu, Reese sama sekali tidak menghubungi Ahreum. Meskipun itu adalah waktu yang sebentar, tapi Ahreum merasa itu adalah waktu yang lama.

Lelaki itu biasanya selalu menghubunginya, bahkan saat Ahreum sudah tertidur sekali pun.

Sebenarnya Ahreum kesal dengan hal itu, karena sebelumnya Reese sudah mengatakan sesuatu yang membuat Ahreum agaknya merasa terbawa perasaan.

Bayangkan saja, selama ini Reese selalu 'menyayang-nyayangkan' Ahreum, memberi Ahreum perhatian ini dan itu, mengkhawatirkan Ahreum ini dan itu, bahkan mengucapkan cukup banyak kata-kata yang manis pada Ahreum.

Ahreum awalnya tak pernah berpikir bahwa Reese serius dengan semua itu, tapi nyatanya kemarin malam lelaki itu malah—seolah—men-konformasi bahwa semua yang ia katakan bukanlah sebuah lelucon.

Namun, meski begitu, Ahreum merasa itu semua konyol.

Mereka belum pernah bertemu, belum pernah saling bertatap mata, tapi Ahreum merasa jelas sebuah perasaan yang kuat untuk Reese dalam hatinya, entah kenapa.

Malam ini Ahreum mencoba menunggu Reese lagi, ia benar-benar berharap lelaki itu menghubunginya malam ini. Bahkan Ahreum menunggu lelaki itu sampai matanya hampir terpejam.

Pelan-pelan terus menyipit dan semakin mengecil, saat tanpa sadar hendak memejamkan matanya, saat itu juga ponselnya berdering. Sontak membuat Ahreum bangkit dan menatap layar ponselnya dengan mata mengantuk.



Incoming call

Reese

Accept | Decline
Accept

"Hey, Reum."

"Hey, Reese."

"Hey."

"Reese,"

"Hey."

"Reese, astaga, sampai kapan kau akan mengulang itu."

Bad Things  » (m)ygTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon