32

3K 413 151
                                    

Song Ahreum duduk di sebuah deretan kursi yang ada bus itu, siang itu rasanya banyak pikiran negatif yang berkecambuk memenuhi kepalanya.

Saat ini keadaan bus sangat padat, yang berdiri pun terlihat cukup sesak.

Ahreum menundukkan kepalanya, menyandarkan puncak kepalanya ke bangku yang ada di depannya.

Namun, tepat saat itu juga seseorang menyentuh puncak kepalanya, Ahreum bisa merasakan tangan besar yang hangat itu. Mengusap puncak kepalanya lembut, menyalurkan sebuah kehangatan sampai menjalar ke tubuhnya.

Ahreum menenggakan kepalanya, memastikan siapa pemilik tangan itu.

"Reese?"

Lelaki itu tersenyum begitu manisnya, tatapan matanya begitu lembut.

"Apa yang kau lakukan?"

"Hanya ingin melakukan apa yang selama ini aku inginkan."

"Reese..."

Mata Ahreum basah, gadis itu mengerjapkan matanya berkali-kali setelah terbangun dari mimpinya.

Apakah itu mimpi indah, atau mimpi buruk?

Ahreum menghapus basah di sekitar matanya dan segera bangkit untuk duduk. Ia merasa kejadian tadi benar-benar nyata, tangan hangat itu, senyuman lembut itu.

Ahreum menggelengkan kepalanya mencoba menjernihkan pikirannya.

Semenjak malam itu, yang kini sudah berlalu dua minggu lamanya, Ahreum sama sekali tak habis pikir dengan dirinya sendiri.

Awalnya ia muak dan kecewa tanpa alasan pada Reese—lelaki yang menurutnya tidak melakukan kesalahan apapun—,tetapi di hari-hari selanjutnya semua perasaan itu seakan hilang.

Reese bersikap seolah semuanya baik-baik saja. Lelaki itu tetap sama, tidak pernah berubah. Kembali membuatnya nyaman, melenyapkan kenyataan bahwa bisa saja Ahreum menjadi pihak ketiga. Meskipun tanpa bukti, tapi entah kenapa Ahreum merasa Alice bukan hanya sekedar teman untuk Reese.

Saat sedang tenggelam dalam lamunannya, saat itu juga ponsel Ahreum berbunyi. Gadis itu pun segera meraih ponselnya yang ada di nakas kecil, sebuah nama tercantum disana.

Incoming call

Reese

Accepted | Decline

Accept

"Ahreum, kau belum tidur?"

"Kau membangunkanku,"

"Sungguh? maaf, aku pikir
kau tidak akan bangun."

"Haha, tidak apa-apa Reese, aku memang terbangun sendiri."

"di sana pukul tiga, ya?"

"Ya, dan di sana pukul satu."

"Benar, kenapa kau terbangun?"

"Kan tadi aku sudah bilang,

kau yang membuatku terbangun."

(Karena aku memimpikanmu)

"Loh haha, kau bilang tadi
bukan karena aku, kau ini."

"Haha, lupakan, kau sendiri
kenapa belum tidur?"

"Aku terbangun, memimpikanmu."

"..."

"Reum?"

"Pfft, konyol."

"Kenapa?"

"Kau pasti memimpikan
hal mesum,"

"Astaga, haha, tidak, Sungguh."

"Bagaimana bisa aku percaya?"

"Sungguh, aku melihatmu
tersenyum di hadapanku,  
saat aku ingin memelukmu,

kau malah pergi. haha."

"Hmm, itu mimpi indah?"

"Sungguh, itu mimpi buruk."

"Reese, kau sedang
di mana sekarang?"

"Kenapa?"

"Tidak, kau harus lebih
berati-hati saat meneleponku
ketika kau bersama Alice. haha."

"Reum—"

"Sepertinya aku ingin tidur lagi."

"Hm... baiklah, bye."

"Hm,"




Lelaki itu memejamkan matanya menghirup angin malam yang berhembus, masuk ke dalam kamarnya membuat gorden besar pintu kacanya bergoyang.

Reese menggerakan lehernya untuk menoleh kebelakang, melihat ranjangnya yang kini sedang menampung seorang gadis cantik yang berbaring di sana. Memejamkan matanya dengan sangat damai di balik balutan selimut yang menutupi tubuh naked-nya.

Bahkan saat ia sedang bersama kekasihnya saja, Reese sempat-sempatnya memikirkan Ahreum.


____________________

Ini lumayan banyak narasinya ya, hehe. Menurut kalian Reese itu gimana?

Btw viewers nambah tapi vote engga, hehe. Gapapa sih, tapi makasih buat kalian yang nyempetin baca ff abal ini :")

Ahreum hehe.

Ahreum hehe

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Bad Things  » (m)ygWhere stories live. Discover now