My Hero

3.9K 329 8
                                    

© Harry Potter and The Chamber of Secrets by J.K. Rowling
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Semenjak buku itu tidak bersamaku, kehidupanku kembali normal. Aku tidak lagi tiba-tiba terbangun tengah malam dengan baju penuh bulu ayam atau mendadak kehilangan kesadaran, aku juga tidak lagi bangun dengan tangan berlumur cat atau merasa pusing dan lelah setiap kali membuka mata. Teman-temanku juga berkata wajahku sudah tidak sepucat dulu lagi. Semuanya berjalan lancar.

Pagi itu aku terkaget-kaget menatap Aula Besar dengan desain aneh. Aku hampir saja berpikir masih belum terbangun dari mimpi. Aula Besar saat ini di dekorasi dengan berbagai benda berbentuk hati, belum lagi konfeti kecil-kecil terus berjatuhan dari atas, tepat di atas makanan, membuat semua orang memerlukan waktu lebih banyak untuk makan pagi, karena mereka harus menjauhkan konfeti dari makanannya. Lalu juga ada sejumlah kurcaci bertampang masam memakai sayap berwarna pink yang seperti ingin dibuat menjadi cupid mengikuti hampir semua orang kemanapun untuk menyampaikan pesan cinta. Aku mencoba mengabaikan semua itu dan memilih makan, meski harus bersaing dengan konfeti yang terus berjatuhan. 

Setelah itu, barulah aku melangkah bersama teman-temanku untuk masuk ke kelas Transfigurasi.

***

Pelajaran hari itu berjalan lancar dan aku bisa mendapatkan konsentrasiku lagi setelah buku itu menghilang. Aku bahkan beberapa kali mendapatkan pujian dari Professor McGonagall karena menjadi satu-satunya anak di tingkat pertama yang bisa mengubah seekor kumbang menjadi kancing dengan sempurna.

Begitu pelajaran selesai, aku keluar dari kelas Transfigurasi. Di tengah jalan menuju kelas selanjutnya, aku berpapasan dengan anak kelas dua dan seorang kurcaci tergesa-gesa melangkah, menyenggol setiap orang dan ketika ia berbicara.

"Oi kau 'Arry Potter!"

Mendengar nama itu, aku segera berbalik. Di belakang sana, tampak Harry yang terlihat jengah melawan kurcaci tadi. Ia bahkan saling tarik-menarik dengan sang kurcaci karena Harry ingin secepatnya pergi sedangkan sang kurcaci memintanya bertahan. Tarik-menarik itu akhirnya membuat tas Harry rusak dan segala macam barangnya berhamburan di lantai. Harry mendengkus lalu mengumpulkan barang-barangnya yang berhamburan. Kurcaci itu dan Harry bergulat lagi, sebelum akhirnya sang kurcaci menang dan duduk di atas punggung Harry, kemudian ia mulai bernyanyi.

"Matanya sehijau acar kodok segar, Rambutnya sehitam papan tulis.
Ingin sekali aku memilikinya, Dia sungguh luar biasa, Pahlawan yang mengalahkan Pangeran Kegelapan."

Draco Malfoy muncul, dan tentu saja ia hanya ingin memperburuk keadaan. Aku sudah tidak tahan melihat Harry dipermalukan, dan aku tak berani membelanya dihadapan banyak orang. Baru saja aku berniat pergi, Draco Malfoy mengambil sesuatu yang kuharap dimusnahkan dari dunia ini. Buku harian Tom Riddle. Draco menyeringai menunjukkan buku itu pada Crabbe dan Goyle. Dan aku lebih kaget lagi ketika Harry berseru, "Kembalikan!"

Buku itu sekarang ada di tangan Harry Potter ??

"Apa nih yang ditulis Harry di sini?" ejek Malfoy

Jantungku berdegup kencang, buku itu tidak akan menampilkan apapun seperti biasa, kan?? Tidak akan ada tulisanku disitu, kan??

Malfoy sudah akan membuka buku itu ketika Harry mengeluarkan mantranya dan buku itu melayang kemudian ditangkap oleh Ron.

Percy datang detik berikutnya, ia dengan segera membubarkan kerumunan.

"Apakah ayahmu sudah kehabisan uang, Malfoy?? Sampai kau mau mengambil punya Harry," ejekku saat melewatinya.

Sesaat wajahnya menunjukkan kemarahan besar, dia hanya akan kehilangan poin asrama nya jika meluncurkan serangan padaku. Tapi kemudian ia menyeringai.

Mrs. Potter (Love Story) [END]Where stories live. Discover now