Final War

4.3K 274 29
                                    

Malam mulai memudar, matahari terlihat akan terbit di timur. Tak ada tanda - tanda perang akan kembali. Namun, tak ada yang pasti disaat seperti ini.

Diujung ruangan, Ginny menyandarkan tubuhnya di salah satu tembok, kepalanya bersandar di bahu Luna, sementara tangannya menggenggam tangan Hermione. Ia melihat ibunya masih terisak di pelukan ayahnya, sementara George tidak mau meninggalkan jasad Fred sedetikpun. Ginny bertanya - tanya bagaimana mereka bisa bertahan sesedih itu, sementara dirinya sendiri sudah kehabisan tenaga, untuk menangis, bertarung atau merasa sekalipun.

Aula Besar telihat sibuk, namun juga terdengar sangat tenang. Dari kejauhan Ginny bisa melihat anggota Orde berdiri di dekat jasad Lupin yang berpegangan tangan dengan Tonks. Satu lagi, orang berharga yang direnggut paksa dalam hidupnya.

" Mana Harry?? "

Ginny menoleh, dan mendapati Neville dengan wajah khawatirnya. Ginny bisa melihat baju Neville dipenuhi darah yang mengering, wajahnya juga luka di beberapa tempat, tapi Ginny yakin Neville tidak memedulikan hal itu.

" Terakhir aku melihatnya ke atas "Kata Luna

" Dia tidak mendatangi Kau-.... Voldemort kan?? "Tanya Neville panik

" Aku cukup yakin Harry tidak sebodoh itu "Kata Ron mencoba menenangkan Neville

" Dia pasti diruang Kepala Sekolah "Tambah Hermione

Ginny hanya diam menyimak semua pembicaraan tentang Harry itu, menyedihkan, hanya dia yang tidak tahu dimana Harry.

" Harry memberitahuku tentang membunuh ular..... Nagini "Kata Neville

Hermione dan Ron berpandangan, mereka berdua serentak berdiri.

" Dia sungguh mengatakan itu padamu?? "Tanya Hermione tak yakin

Belum sempat Neville menjawab, seisi Hogwarts sudah dikejutkan oleh bunyi banyak langkah kaki yang berjalan diluar kastil. Itu pastilah para Pelahap Maut, yang mungkin saja kali ini bersama Voldemort.

" Itu mereka "Jerit seseorang di dekat pintu

Professor McGonagall dan para orde, juga para professor yang tersisa bergegas keluar, memimpin para murid lain yang masih ingin berjuang.  Ginny melihat Ron menarik tangan Hermione ikut berlari keluar, diikuti oleh Neville dan akhirnya Ginny dan Luna juga.

Benar saja, diluar sudah ada ratusan Pelahap Maut, juga para raksasa dan di barisan paling depan ada Voldemort memimpin.

" Harry Potter sudah mati....."

Untuk sesaat Ginny yakin jantungnya benar - benar berhenti berdetak, dan saat itu rasanya Ginny ingin jantungnya berhenti saja.

" Dia terbunuh ketika melarikan diri, berusaha mencari selamat
sementara kalian menyerahkan nyawa kalian demi dia. Kami bawa mayatnya sebagai bukti kalau pahlawan kalian telah tiada..."

Akhirnya Ginny melihatnya, seorang pemuda yang bisa ia kenali dalam sekali lihat sedang terbaring tak berdaya di pelukan Hagrid yang sedang terisak.

Kali ini, Ginny benar - benar hancur. Ia sudah kehilangan kakaknya, sahabatnya, dan bagaimana bisa ia menghadapi satu lagi kehilangan?? Bagaimana ia bisa bertahan jika kehilangan cintanya??

" Peperangan ini sudah kami menangkan. Kalian telah kehilangan setengah dari pejuang.
Para Pelahap Mautku lebih banyak dibanding kalian, dan Anak Yang Selamat itu sudah tamat riwayatnya. Jangan ada lagi perang. Barangsiapa ingin terus menentang, baik lakilaki,
perempuan, atau anak kecil, akan dibantai, begitu juga anggota keluarganya. Keluarlah dari kastil sekarang, berlututlah di hadapanku, dan kalian akan diampuni. Orangtua dan anak-anak kalian, saudara-saudara kalian akan hidup dan dimaafkan, dan kalian akan
bergabung denganku di dunia baru yang akan kita bangun bersama”

Mrs. Potter (Love Story) [END]Where stories live. Discover now