Our Last Meet

3.9K 239 11
                                    

Malam semakin larut, dengan gelisah Ginny dan ibunya duduk berhadapan di meja makan. Keduanya hanya membisu, tapi ibu dan anak itu memang tidak perlu mengutarakan apa yang mereka pikirkan, mereka saling mengerti.

Ginny melirik ke arah jam yang akhir - akhir ini tidak ada gunanya. Ia sendiri tidak tahu kenapa melirik jam itu, padahal ia tidak perduli sudah jam berapa sekarang, juga jarum jam keluarga Weasley, kesemuanya menunjuk ke arah bahaya semenjak Kau-Tau-Siapa resmi dinyatakan kembali.

Semakin waktu berjalan dengan rasa cemas, semakin besar pula perasaan dongkol Ginny karena umurnya yang belum cukup, ia tidak bisa membantu Harry, dan lebih buruk lagi, ia merasa sangat tidak berguna. Hanya duduk disini menanti kabar ayah, kakak - kakaknya, sahabatnya, dan tentu saja mantan kekasihnya. Sementara mereka semua sedang melakukan perjalanan yang sangat berbahaya.

BRUKK!!!

Suara suatu benda berat jatuh di halaman The Burrow, seakan menjadi suara terindah yang didengar Ginny selama sepanjang hari.

Dengan derit kursi yang nyaring, ia dan ibunya bergegas menuju keluar.

Suasana diluar sangat gelap, lampu halaman tak terlalu terang untuk bisa memberi petunjuk siapa gerangan yang telah tiba. Mungkinkah Ron dan Tonks sesuai jadwal?? Atau yang lain?? Atau.... Ginny tidak sanggup memikirkan kemungkinan terburuk.

Dan kemudian dua orang di kegelapan itu bangkit, akhirnya Ginny bisa bernapas lega. Hanya melihat siluetnya pun, ia sudah sangat tahu siapa yang tengah bangkit berdiri itu. Seseorang yang tingginya diluar rata - rata manusia, dan rambut acak - acakannya, itu pastilah Hagrid. Tentu saja.

Dan satunya lagi, seseorang dengan postur yang sangat bisa ia kenali. Meski dalam penerangan yang sangat minim sekalipun, karena ia terbiasa memperhatikannya.

"Harry? Apakah kau benar-benar Harry? Apa yang terjadi? Mana yang lain?" teriak ibunya seraya berlari mendekati mereka.

"Apa maksudmu? Apa belum ada yang kembali?" kata Harry.

Beberapa kata yang diucapkan Harry itu nyaris membuat jantung Ginny copot, betapa ia merindukan pemuda itu.

"Pelahap Maut sudah menunggui kami," Harry menceritakan
"Kami langsung dikelilingi
sesaat setelah kami berangkat - mereka tahu tentang malam ini - aku tidak tahu apa yang
terjadi pada yang lain. Empat di antaranya mengejar kami saat kami berhasil menjauhkan
diri, dan Voldemort berhasil menemukan kami..."

"Syukurlah kau baik-baik saja," Mrs. Weasley langsung memberikan pelukan pada Harry

"Punya sdikit brandy, Molly?" tanya Hagrid yang gemetaran. "Tuk tujuan pengobatan?"

Sebenarnya, ibunya bisa saja mengambilnya dengan shir, tapi ia berlari masuk ke rumah. Ginny tahu kalau ibunya ingin menyembunyikan perasaannya.

"Ron dan Tonks harusnya kembali pertama, tapi mereka terlambat mencapai Portkey,"Kata Ginny sambil menunjuk kaleng berkarat tak jauh dari sana.
"Dan itu," ia menunjuk
sepatu tua, "harusnya ayah dan Fred menjadi yang kedua. Kau dan Hagrid yang ketiga,
dan"
Ginny melihat jamnya, "jika mereka berhasil, George dan Lupin akan kembali semenit lagi."

Mrs. Weasley muncul sambil membawa sebotol brandy yang langsung diserahkannya ke
Hagrid. Hagrid membuka tutupnya dan langsung menghabiskannya dalam sekali minum.

"Mum!" teriak Ginny sambil menunjuk sebuah titik.

Cahaya kebiruan muncul dari kegelapan yang makin besar dan makin terang. Lupin dan
George muncul, berputar lalu terjatuh. Lupin membopong George yang tidak sadarkan diri dan darah menutupi wajahnya.

Mrs. Potter (Love Story) [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن