1

4.2K 170 0
                                    

Brukk

"Aw..."

"Siapa sih?!"

Omel sesosok gadis cantik dengan kulit bak porcelain mahal. Mata coklat gelapnya menatap kesal melihat siapa orang yang menabraknya. Mulut gadis itu ternganga melihat pria di depannya yang begitu tinggi. Kulit porcelain tanpa cacat, dengan dada bidang, tangan kekar, kaki jenjang

"Hei! Kalau jalan itu yang benar!" Omel gadis itu

Sang pria menundukan kepalanya menatap gadis yang bahkan hanya sebatas dadanya tingginya. Kedua mata itu bertemu, mata coklat gelap yang cantik dengan mata merah semerah darah yang tajam bagaikan mata elang dan dalam seperti lubang hitam yang tak berdasar

Gadis itu menelan bulat-bulat kekesalannya saat menatap wajah bak dewa yang ada di depannya

"A-apa kau seorang malaikat dari atas?" Tanya gadis itu polos

Sang pria yang hendak marah pun, tiba-tiba rasa marah dan kesalnya menguap entah kemana mendengar perkataan gadis itu

"Apa kau sadar apa yang kau katakan?" Ujar pria itu

Sang gadis langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya

"Ma-maafkan aku. Aku tidak bermaksud menyinggungmu"

Sang pria tersenyum miring dari balik jubahnya. Wajah tampannya tertutup oleh jubah yang ia kenakan

"Jika aku malaikat dari atas, maka kau pasti sudah tewas! Lagi pula malaikat dari atas tidak akan pernah turun kesini. Ke dunia para iblis"

"Kau benar"

Gadis itu baru saja hendak mengucapkan sesuatu jika saja seseorang tidak memanggilnya dengan keras

"Ánya sudah waktunya kembali!" Pekik seorang wanita dari kejauhan

"Ah tunggu Rea aku datang!" Gadis itu melangkah menjauh dan hilang di balik keramaian

Sang pria menatap kepergian gadis itu dengan senyum kecil di wajahnya

"Gadis unik" ujar pria itu pelan

....

"Ayahmu bisa memenggalku jika dia tahu anda pergi yang mulia"

"Tidak akan Rea, makanya jangan beritahu ayah"

Kedua gadis itu menyelinap masuk ke dalam istana dan segera melesat menuju ke salah satu kamar di bagian Kanan istana itu

"Cepatlah bersiap. Astaga aku bisa dibunuh jika mereka mengetahui ini!" Ujar Rea

Sementara gadis yang satunya sekarang sedang sibuk memakai gaun tidurnya dan mengacak rambutnya. Gadis itu naik ke tempat tidurnya dan menutup mata. Rea menyingkirkan semua pakaian yang tadi dipakai oleh gadis di depannya

Tok! Tok! Tok

"Tuan putri sudah saatnya bangun..." Ujar seseorang dari luar ruangan itu

Tak lama pintu besar itu terbuka dan menampakan banyak pelayan berjejer melangkah masuk ke dalam kamar itu

"Rea? Apa yang kamu lakukan"

"Membangunkan putri, nyonya. Aku sudah mencobanya tapi dia tetap masih tidur"

"Bangunkan lagi"

"Baik nyonya"

Rea mendekat ke ranjang gadis itu dan menepuk bahu sang gadis pelan

"Putri Lánya. Sudah saatnya anda bangun..." Ujar Rea

Sang putri membuka matanya pelan dan mengerjapkan kedua matanya

"Kalian sudah datang?" Tanya gadis itu

"Iya putri. Kami sudah datang. Mari kami antarkan putri ke kamar mandi"

Gadis itu mengangguk dan bangkit dari tempat tidurnya. Kaki putihnya melangkah keluar dari kamar besarnya menuju ke tempat mandi. Gadis itu segera melepas gaun sutranya dan masuk ke dalam kolam permandian yang sudah di penuhi oleh bunga mawar hitam

"Kathleen..." Panggil gadis itu

"Hamba, putri"

"Apa yang ayahanda katakan?"

"Yang mulia raja meminta anda untuk ikut berkuda dengannya ke perbatasan untuk memeriksa keadaan prajurit disana"

Gadis itu mengangguk paham. Dia membiarkan tubuhnya dibersihkan oleh para dayang istana, begitu pula dengan rambut coklatnya. Setelah selesai membersihkan diri dia memakai jubah mandinya dan segera menuju ke kamarnnya kembali

"Selain Rea yang lain pergi" ujar gadis itu

"Baik yang mulia"

I Love You 'Till The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang