5

1.7K 97 0
                                    

"Ánya kenapa kita pergi ke pasar hari ini?" Tanya Rea

"Hanya melihat-lihat Rea..."

"Oh... Kamu belum menceritakan padaku siapa yang menolongmu waktu itu"

"Akan aku ceritakan di gua nanti"

"Baiklah"

Lánya dan Rea berjalan bersama menyusuri pasar. Dia memasang telinganya baik-baik mencari informasi tentang perang kali ini

"Apa kalian belum dengar? Jendral kewalahan. Pasukan dari kerajaan musuh seolah mengerti cara pikir mereka" ujar seorang pedagang

"Lalu? Bagaimana nasib suamiku disana? Apa kerajaan kita akan kalah?"

"Tidak akan. Entah kenapa pasukan musuh hanya seperti menahan dan menangkis serangan kita saja. Seperti tidak berniat membalas..."

Rea menatap sahabat sekaligus tuannya dengan bingung. Lánya tersenyum lembut, senyum yang penuh kepuasan

"Eh.. Apa kau tahu? Kabarnya perang kali ini dipimpin langsung oleh putra mahkota kerajaan musuh?"

"Benarkah? Kemana raja mereka pergi?"

"Kabarnya raja mereka meninggal dan dialah yang menggantikannya"

Lánya tersentak 'apa? Raja? Lucifer adalah raja?' Batin Lánya

"Yah aku hanya berharap jika dia raja barunya, semoga saja negara kita tidak berperang lagi"

"Semoga"

Lánya masih ingin mendengarkan lebih banyak tapi, tangan Rea sudah menariknya menjauh

"Rea.. Kenapa kau menarikku?"

"Pasukan ayahmu datang putri. Kita harus pulang dan bersiap"

"Ayahanda sudah pulang?"

Rea mengangguk. Lánya langsung berjalan dengan cepat. Dia ingin menyambut ayahnya dengan senyum di wajahnya. Lánya berjalan memasuki gua

"Aku akan kemari saat aku kembali"

Ucapan dari Lucifer terngiang di kepalanya,membuat Lánya tersenyum tipis

"Sekarang ceritakan padaku. Siapa yang menolongmu?"

"Sang pangeran"

"Pangeran?"

"Iya. Pangeran kerajaan timur. Lucifer D'Duivel Larc"

"Yang benar saja! Itu tidak mungkin Ánya!"

"Itu mungkin Rea. Dia menolongku dan dia juga berpikiran sama denganku"

"Ya Dewa..."

"Berhenti memanggil Dewa, Rea..."

"Kenapa? Dengarnya meskipun kita ini kaum iblis tapi, jika kita meminta dengan hati tulus pada dewa tetap akan terkabul kok"

"Apa benar?"

"Iya. Dulu pernah ada seorang iblis yang jatuh cinta pada manusia. Dan ketika dia mendengar kekasihnya meninggal, si iblis berdoa pada dewa agar jika dia meninggal dia dijadikan manusia dan dipertemukan dengan gadisnya. Lalu dari yang aku dengar, ketika iblis itu mati tubuhnya tidak menjadi debu tetapi, menjadi butiran cahaya dan terbang ke atas"

"Astaga... Hal seperti itu pernah terjadi?"

"Iya pernah... Sudahlah ayo cepat kembali sebelum ayahmu sampai"

....

Lánya dan Rea segera kembali dan langsung masuk ke pemandian karna, mereka yakin para pelayan sudah berada di kamarnya. Seusai membersihkan badannya Lánya kembali ke kamarnya untuk bersiap

"Apa yang kalian lakukan disini?" Tanya Lánya

"Yang mulia. Kami pikir anda menghilang" ujar Kathleen

"Aku di ruang permandian. Keluarlah aku mau berpakaian. Cukup Rea saja yang membantu"

"Yang mulia. Permaisuri meminta anda memakai pakaian formal"

"Aku mengerti"

Para pelayan keluar menyisahkan Rea dan Lánya berdua di ruangan itu

"Kenapa kau tidak mau mereka membantumu berpakaian?"

"Karna aku tidak percaya pada mereka Rea. Mereka sering mengadu pada ibuku"

"Aku juga akan melakukannya Ánya"

"Tapi tak pernah kau lakukan"

Rea terkekeh "aku tidak bisa Ánya, meski aku ingin. Aku tidak bisa"

Lánya tersenyum simpul. Rea membantunya memakai pakaian kerajaannya berwarna merah terang dengan banyak aksesoris di kepala juga bajunya

"Aku benci berpakaian seperti ini!"

"Tapi kau harus Ánya"

"Aku tahu"

I Love You 'Till The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang