02 - Curse

387 47 9
                                    

Selamat membaca!

sudibyoayu diah022 Androsluvena meridian_dev  Rasdianaisyah AhdaIkrima  mauulanawisnu AndienWintarii  Anie_SK nanoniken lailylamud  Imaa_Mou umaya_afs  MentariMayya  HandiNamire99 

===============================================================================

Calista menatap ngeri ke arah laki-laki yang teman-temannya maksud. Otaknya berpikir keras. Haruskah ia menerima tantangannya? Kalau laki-laki itu marah, bagaimana? Yang ada malah malu dan perjanjiannya jadi batal.

"Ayo Lis, buruan. Keburu pergi entar."

"Iya, ish. Bawel banget kalian pada."

Calista bangkit dari duduknya. Diperhatikannya cowok itu sekali lagi, terlihat mencurigakan memang. Seperti tidak ingin wajahnya dilihat oleh orang lain. Mungkin dia memiliki wajah jelek, jadi ia menutupi wajahnya sperti itu. Atau, karena tidak percaya diri barangkali. Masa iya ada orang tampan yang menutupi wajahnya seperti itu, oh bisa saja sih kalau mereka selebriti yang takut dilihat fans. Ah, sudahlah persetan dengan semua terkaannya. Yang penting ia harus melakukan misinya dan ia harus berhasil atau semuanya sia-sia.

Jantungnya berdetak cepat seiringan dengan langkah kakinya mengejar pria itu agar tidak semakin jauh.

Ini gila. Pikirnya.

Tapi, toh dia melakukannya juga. Calista memeluknya dari arah belakang yang otomatis membuat si cowok berhenti. Bahkan ia bisa merasakan tubuh pria itu menegang, terkejut barangkali. Begitu Calista melepas pelukannya, sesuai dugaan cowok itu berbalik dan secepat kilat ia mencium pipinya. Oh, di mana harga dirinya? Silakan cari di got atau tempat sampah.

"Apa-apaan lo? Lo gila?!" teriak cowok itu setelah mundur satu langkah. Menatap geram ke arah Calista. Sementara yang diteraki malah terpaku. Mulutnya menganga, tidak jadi berbicara karena terlalu terpana menatap wajah pria tampan di hadapannya.

"Dasar cewek sinting!" Laki-laki itu, Sam kembali memaki. Lalu ia teringat kalau dia meninggalkan sepupunya terlalu lama. Sudah menabrak cewek genit, sekarang dia bertemu cewek sinting. Lengkap sekali deritanya hari ini.

Sam tidak perlu bertanya-tanya kenapa wanita aneh di hadapannya diam tak berkutik. Ia jelas tahu alasannya karena apa. Tidak mau mempermasalahkan lagi, ia memutuskan segera enyah dari hadapan Calista yang mendadak menjadi patung.

Setelah kepergian Sam, ketiga sahabatnya cepat-cepat berlari ke Calista, khawatir kalau-kalau sahabatnya sudah mati berdiri.

"Woy, Lis. Sadar! Lo masih hidup, kan?" Mari mengguncang-guncang bahu Calista, tapi gadis itu masih tak berkutik.

"Anjir ini anak kenapa, coba?" Jenar tak habis pikir melihat Calista yang masih mematung menatap ke arah perginya cowok tadi.

PLAK!

"Aduh!" Calista memegang belakang kepalanya yang baru saja digeplak oleh Erna. "Apaan sih!" serunya tak terima.

"Alhamdulillah, sadar juga. Jangan lupa napas, Lis. Napas!" Erna jengah.

Only If You KnowDove le storie prendono vita. Scoprilo ora