03 - Meet Him

332 37 9
                                    

Happy reading!

sudibyoayu diah022 TinnyNajmi AndienWintarii AhdaIkrima Rasdianaisyah meridian_dev Anie_SK lailylamud Imaa_Mou mauulanawisnu Androsluvena MentariMayya nanoniken HandiNamire99

===================================================================

Calista memandang lurus dosen mata kuliah statistik yang tengah menjelaskan materi perhitungan di depan. Penjelasannya bak dongeng pengantar tidur, membawa pikiran Calista melayang entah ke mana, yang jelas tidak berada di materi penuh garis dan angka di depan sana.

"Ehem." Deheman Pak Romli yang mendapat julukan sebagai dosen killer mengagetkan Calista. Gadis bertubuh lebar itu mengerjap kaget dan refleks berdiri. Sontak, semua teman sekelasnya tertawa terbahak. Calista menatap Pak Romli, menunggu eksekusi sembari menahan malu.

"Buat laporan statistik sosial yang diterapkan perusahaan Trevort Jaya Sentosa Publisher (TJSP). Minggu depan sudah ada di meja saya."

Mata Calista membesar. Minggu depan? Itu artinya....

Mati dia. Mana TJSP itu salah satu anak perushaan TJS yang tengah maju pesat di berbagai bidang lagi. Ah, sial bagi dirinya yang melamun.

***

Calista mulai mencari informasi perusahaan tersebut melalui mbah google. Akan tetapi, data-data pendukungnya sulit diperoleh. Seperti tertutup rapat dalam brangkas yang tidak diketahui selain pemiliknya. Hanya beberapa hal yang diketahui oleh khalayak ramai. Para pengejar berita pun seolah mati kutu.

Calista dan sahabatnya sedang berkumpul di kantin kampus menikmati pesanan masing-masing. Saat Calista lengah, Jenar menyambar pesanannya yang teronggok begitu saja tanpa sentuhan tersebut. Saat normal, Calista selalu marah dengan kebiasaan temannya itu, tapi berbeda saat ini ia seakan tidak memedulikannya.

"Lis, lo kenapa sih jadi kaya gini?" ujar Mari yang khawatir dengan keadaan sahabatnya yang semakin seperti orang gila tersebut. Gadis yang tadinya ceria mendadak berubah seperti orang linglung setelah kejadian di mal beberapa minggu lalu.

Sayangnya Calista masih asik dengan dunianya sampai Erna yang duduk di sampingnya menyikut cukup keras. Membuat gadis yang disikut itu hampir jantungan dibuatnya.

"Jahat amat lo ama gue."

"Lah, bukannya jahat. Lo dari tadi diajakin ngomong bukannya nyaut malah kaya orang linglung."

"Enggaklah gue masih waras kok," sanggah Calista. "Cuma gue bingung deadline dari Pak Romli sudah mepet, tapi Gue masih dikit dapet data-datanya. Na, bantuin gue dong! Minta pacar lu bantuin."

Terlihat Erna sedang mempertimbangkan permintaan Calista. Walau sebenarnya dia memang sudah minta pacarnya untuk membantu, tapi entah kenapa ia ingin menggoda Calista terlebih dahulu supaya merajuk. Ia rindu Calista yang ceria bukannya seperti yang ada di depannya ini. Calista mencoba ngeluarkan tatapan memelas sebagai jurus andalannya untuk merayu Erna.

Only If You KnowWhere stories live. Discover now