13 - End

283 21 13
                                    

Haaaiii halloo siapa yang menunggu lanjutan kisah Sam dan Calis??
Maaf lama update dikarenakan pihak yang harus update terlalu sering lupa XD wakakak

Nah kita ketemu di ending nih ... semoga suka dan ....
Happy reading! xoxo

Tag sudibyoayu diah022 lailylamud Rasdianaisyah AhdaIkrima meridian_dev mauulanawisnu AndienWintarii TinnyNajmi umaya_afs nanoniken Anie_SK HandiNamire99 MentariMayya

-----------------------------------------------------------------------------------------------

Bye

~~***~~


"Sam??? Lo.... ngapain di sini?"

Nolan menatap Sam yang sedikit terkejut melihat kehadirannya. Bukan tidak mungkin, Sam mendengar segala percakapan Nolan dengan Calista. Apa yang harus Nolan katakan pada Sam?

"Nggak, gue cuma mau lihat Calista aja. Lo ... udah mau pulang?" Sedikit kikuk, Sam bertanya pada Nolan.

"Eh, nggak jadi, gue temenin lo aja, ya?"

"Emm."

Akhirnya mereka berdua masuk ke rumah Calista. Bagai berada dalam ruangan tanpa udara suasana kali ini begitu canggung, masing-masing dari mereka hanya saling diam. Sesekali pandangan mereka bertemu, tetapi dengan cepat pula mereka mengalihkan.

"Eh, Bang Nolan. Elo Sam?" ujar Calista saat hendak duduk di kursi dan menonton tv. Di depan Calista, sudah tersedia segelas jus dari campuran buah dan sayur yang mungkin saja rasanya sangat aneh di lidah.

Sam mengernyit melihat jus yang warnanya tidak karuan itu. Bukan ia tidak tahu kalau Calista ingin berdiet, ia tahu. Ia memang menguping segala keluhan Calista pada Nolan. Sampai hal yang sedikit sensitif menyentil telinganya dengan mulus, dan membawa lagi ingatan tentang seseorang yang pernah ada di masa lalu, seseorang yang sampai sekarang sulit ia lupakan.

Katakan bahwa Sam bodoh, sangat bodoh. Ia bahkan merelakan dirinya sendiri berkubang dalam genangan masa lalu, membiarkan dirinya terjebak dalam keadaan yang menyiksa diri sendiri. Bagaimana ia bisa melupakan, kalau dia sendiri enggan beranjak dalam kenangan itu.

"Nih?" ujar Sam, lalu tangan kanannya menyerahkan sebuket bunga. Calista menerimanya dengan kaku. Ini seperti bukan Sam.

"Duduk," ujar Calista mempersilakan Nolan dan Sam duduk.

Sam diam, Nolan diam, dan Calista juga diam. Seperti tidak saling mengenal, mereka beradu dengan pikiran masing-masing. Calista dengan pikiran bingungnya tentang Sam, sedangkan Sam dengan kenangannya dan Nolan, dengan pikiran bagaimana cara memulai percakapan.

"Cal." Sam memanggil Calista.

"Ya?"

"Lo nggak apa-apa, kan?" tanya Sam tulus. Ia memang prihatin dengan Calista. Menurut Sam, Calista adalah gadis yang kuat; kuat menghadapi ejekan dan hinaan orang-orang di luaran sana. Apalagi setelah Sam mengetahui sendiri tentang bagaimana cara Soraya menghina Calista di depan orang banyak, ditambah lagi Rama. Ya, Rama. Laki-laki itu memang tidak menyakiti Calista, hanya saja pernyataan yang Rama lontarkan bisa saja mengguncang batin Calista. Sam peduli, benarkah? Bukannya Sam juga sering melontarkan perkataan kasar pada Calista? Entahlah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 08, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Only If You KnowWhere stories live. Discover now