08 - Tak Tahu Untung

172 32 6
                                    

Androsluvena   sudibyoayu   diah022  Anie_SK   lailylamud  nanoniken  AhdaIkrima  Rasdianaisyah  meridian_dev   mauulanawisnu   Imaa_Mou  TinnyNajmi  AndienWintarii  umaya_afs   HandiNamire99

================================================================================

Lantunan lagu Breathe yang dibawakan oleh Tylor Swift mengalun merdu. Menemani sore para pengunjung yang memadati coffee shop tempat Calista biasa menghabiskan waktu senggang atau sekadar menunggu senja turun demi menikmati green tea favoritnya.

Tapi hari ini dia sial sekali. Calista merutuk dalam hati. Bagaimana bisa ia lupa membawa dompet? Benda krusial yang wajib ada di tas?

Kesal, diaduknya green tea itu malas-malasan. Kepalanya menunduk sebatas bisa menatap gelas di atas meja dan wajah pria di hadapannya bergantian. Mengabaikan tenggorokan yang terasa kering dan berusaha tidak tergoda menghabiskan pesanannya dalam sekali teguk.

Ugh. Mendadak suasana menjadi awkward. Tapi bagi Calista saja. Karena Sam, lelaki yang dengan tampang tanpa dosa dan memilih satu meja dengannya justru tampak nyaman-nyaman saja menyesap ekspresso triple shot, hingga cairan kental itu tinggal separuh gelas.

Gengsi, Jendral! Lebih-lebih minuman ini Sam yang bayar. Calista belum mau mengibarkan bendera perdamaian. Walaupun ia sadar kalau semua bencana ini adalah ulahnya sendiri.

"Elo emang selalu gitu, ya?"

Mau tidak mau, Calista mendongak. Muka bulatnya tampak semakin bodoh dengan bibir sedikit terbuka dan dua alis terangkat. Berusaha memastikan bahwa yang tadi bersuara benar Sam, bukan halusinasinya saja.

"Maksud elo?"

"Nggak pernah bilang terima kasih setelah menerima kebaikan dari orang lain," jawab Sam skeptis sembari menyesap minumannya kembali.

"Elo nggak ikhlas bayarin gue?!" Tanduk Calista yang semula tertidur, spontan berdiri tegak di atas kepalanya. Entah mengapa setiap kata yang keluar dari bibir seksi di hadapannya ini, bagai percikan api yang disiram bensin seember. Membuat Calista terbakar.

Sam meringis di balik cangkir. Berbicara dengan gadis ini memang membutuhkan kesabaran ekstra. Selain keras kepala, Calista juga suka berspekulasi seenak jidatnya. Andai masih ada meja kosong di sini, dengan senang hati pemuda itu akan pindah kursi dari pada harus berhadapan dengan seorang Calista yang ... demi Tuhan sangat menyebalkan.

Sam membuka sedikit bibirnya, hendak bersuara lagi. Namun dua belah bibir itu harus kembali menutup saat Calista lebih dulu menyambarnya, "Kalau elo emang beneran nggak ikhlas, gue bisa ganti kok. Dua kali lipat kalau perlu!"

Mendesah, Sam meletakkan kembali gelasnya ke atas meja sembari menatap sepasang bola mata cokelat gadis itu lurus-lurus. Sam kadang berpikir, sebenarnya terbuat dari apa kepala Calista ini? Atau, ngidam apa dulu ibu Calista sampai bisa melahirkan perempuan cerewet dan menyebalkan model manusia yang duduk di seberang mejanya.

Only If You KnowWhere stories live. Discover now