Hari ini aku menatapmu dari lantai dua. Dari kejauhan saja, kamu terlihat berbeda. Aku selalu hafal, walaupun hanya siluetmu.
Temanku terus saja mengoceh tentang kesibukannya siang tadi. Tapi suaranya tak begitu jelas karena aku memang melepas seluruh fokusku untuk kamu.
Kau berjalan bersisian bersama temanmu. Senyum tak pernah pudar dari wajah yang selalu memenuhi intuisiku setiap harinya.
Aku buru-buru berbalik dan menuruni tangga sambil berlari. Tak kupedulikan panggilan temanku. Yang ada di pikiranku hanya satu. Aku harus bisa sampai di dasar tepat di depanmu.
Dengan napas yang belum teratur, kuedarkan pandangan ke seluruh penjuru. Ternyata kamu sudah berjalan jauh. Perkiraanku meleset begitu saja.
Andai aku lebih cepat berlari.
Andai aku tak banyak berpikir.
Andai aku bisa menyapamu.
Andai aku bisa mengungkapkan degup.
Andai aku tak hanya sekedar berandai.
![](https://img.wattpad.com/cover/83980322-288-k821459.jpg)
YOU ARE READING
Pulang (Aksara Rindu Di Detak Jantungmu)
PoetryTak cukupkah hempas resah kian kau dera? Sedangkanku berkecamuk ilusi tanpa kau beri imaji. Aku lelah. Kau juga. Kembalilah samudraku, kembali pada langit birumu. [FINISH] --Based on True Story--