Kesenian membuat otak bekerja dipenuhi ide-ide. Kertas lipat dengan beberapa warna masih utuh.
Kuambil pena kemudian menulis rangkaian sajak di atas kertas berwarna biru, warna yang selaras denganmu. Ternyata menulis untuk orang yang kita suka menjadi sulit ya. Kata-kata mendadak menguap entah kemana.
Aku membaca sajakku berulang-ulang. Kurasa sudah bagus. Kemudian kulipat menjadi bentuk perahu.
Satu lagi kuambil kertas berwarna coklat dan membentuknya menjadi bangau. Di salah satu sayapnya kutulis menggunakan bahasa Yunani.
"χάσετε."
Temanku melihat origami perahuku. Kemudian dalam sekejab ia menghilang dengan perahu. Ternyata ia membawanya kepadamu. Puisiku dibacakan keras-keras di depan kelas. Banyak orang yang mendengarnya.
Jujur saja. Aku kecewa. Sajakku ditertawakan. Bahkan olehmu.
Tinggal satu origami bangau ditanganku. Jangan sampai kamu baca ini. Bisa jadi kamu akan tertawakan lebih dari hari ini.
Biar kusimpan sendiri saja.
YOU ARE READING
Pulang (Aksara Rindu Di Detak Jantungmu)
PoetryTak cukupkah hempas resah kian kau dera? Sedangkanku berkecamuk ilusi tanpa kau beri imaji. Aku lelah. Kau juga. Kembalilah samudraku, kembali pada langit birumu. [FINISH] --Based on True Story--