#164, 165, 166

540 67 7
                                    

Pesan #164

9 Juni, 5:41.

Aku di sini, di tempat tidur dan ada beberapa jam lamanya sebelum Cameron menjemputku untuk ke rumahnya. Benakku berkeliling mengadirkan berbagai fantasi. Aku tidak pernah membayangkan seseorang akan pernah jatuh cinta padaku. Mendapatkan rasa geli di perutnya seperti ada kupu-kupu yang terbang setiap kali aku ada dekat. Aku berbeda, aku bukan gadis yang bisa memberikan hal itu pada lelaki. Mungkin aku hanya... lebih biasa dari gadis lain.


Pesan #165

10 Juni, 21:53.

Kemarin, barbekyunya luas biasa. Cameron menjemputku dan ketika kami tiba di sana, rumahnya penuh. Dia bilang orang Italia suka mengadakan pesta dan mengundang keluarga mereka untuk datang. Aku bertemu dengan adiknya, JayJay, yang disebut sebagai Little Turn oleh kakaknya. Aku juga bertemu ibunya, Lisy dan ayahnya, Giovanni. Ayahnya seorang koki, dan ya Tuhanku, masakannya sangat sangat enak. Ibunya seorang psikolog yang sangat senang membuat anak tertuanya, yang seperti katanya "mengeluarkan perasaannya". Mereka sangat baik dan keren. Kami tiba di sana, dan aroma masakan rumahan memenuhi indra penciumanku, menarik kami berdua ke dapur. Giovanni sedang memasak Zuppa de Porcini, sebuah masakan Italia. Lalu kami menunggu untuk masakannya masak, Cameron mengajakku bermain Just Dance dengan Xboxnya. Dia mulai menarikan All About That Bass lagu Megan Trainor. Anak perempuan di video itu kelihatan seperti seorang anak berumur empat tahun yang berpakaian tema paskah. Yah, tapi kami punya kesukaan yang berbeda. Sebenarnya ini sangat menyenangkan, karena ada saat dimana kami harus memutar pinggang dan ketika dia benar-benar melakukannya, aku menyemburkan jus yang kuminumkan keluar karena tawa. Semua orang yang ada di ruang keluarga itu melihat ke arahku dan aku meminta maaf ribuan kali, lol. Setengah jam kemudian, makan siang siap. Rasanya sangat enak dan baunya tak tertahankan. Perutku mengkhianatiku lagi. Aku seharusnya diet. Kami menghabiskan sisa siang itu bermain video games dan melakukan hal-hal lain. Dan aku mengalahkannya di Call of Duty! Kau percaya ini!? Semua pulang pukul enam dan Cameron punya ide menyalakan api di halaman belakang rumahnya. Aku merasakan deja vu yang mengerikan. Lisy memberikan marshmallows pada kami. Aku sebenarnya tidak percaya ini. Tapi segalanya kelihatan persis seperti satu tahun yang lalu. Ketika kita membuat api anggun di belakang rumahku dan kita akan memanggang beberapa marshmallows. Tapi hanya ada satu hal yang berbeda. Ketika orangtuanya kembali ke dalam rumah, Cameron mengambil gitar dari kamarnya dan mulai bermain. Dia menyanyikan Heart On Fire milik Jonathan Clay. Aku masih dapat mengingat liriknya.

And I won't let you go,
Now you know,
I've been crazy for you all this time.
I've kept it close
Always hoping
With a heart on fire,
A heart on fire.
With a heart on fire,
A heart on fire.

Hand in hand,
Sparkling eyes.
The days are bright,
And so are the nights.
'Cause when I'm with you I'm grinning.
Once I was through
And now I'm winning.

Dia bernyanyi dan menghabiskan seluruh lagu itu, selama itu matanya tertuju padaku. Aku tidak sadar, tapi setelah itu, wajahnya hanya sejauh satu inci dari wajahku. Aku baru mau melakukannya. Ada peperangan dalam diriku untuk menarik diri sebelum itu terjadi, tapi bagian itu tidak menang. Sampai segalanya pecah di mataku. Mataku otomatis terpejam oleh sebuah flash yang datang dari belakang kami. Mengernyit, aku membuka mata dan melihat Little Turd dengan sebuah kamera di tangan dan seringai yang terlalu lebar di bibirnya. Wajah Cameron memerah karena kesal. Dia mulai berlari mengejarnya dan berteriak pada ibunya bahwa adiknya mengganggunya, sedangkan aku, aku masih bertanya pada diriku sendiri apa yang akan terjadi kalau Little Turd tidak menghentikan kami. Apakah aku akan... menciumnya? Aku menyingkirkan pikiran itu dari benakku. Tidak, aku tidak akan menciumnya. Aku tidak ingin menjadi terlalu dekat dengan seseorang dan memberikan mereka kuasa untuk menyakitiku dan lagipula, aku tidak dapat membayangkan diriku mencium orang selain dirimu. Aku tidak ingin mengacaukan pertemanan yang aku dapatkan dengan Cameron. Dia kembali dan rambutnya berantakan. Dia tersenyum dan bilang bahwa kami perlu foto selfie. Aku ingin menolak, karena aku bukan orang yang suka berfoto, tapi aku tidak melakukannya. Dia mengambil ponselnya dan mengarahkan kamera depannya pada kami, dekat api dan stik marshmallow di tangan. Aku harus mengakui bahwa, foto itu tampak bagus. Aku tidak kelihatan seperti orang aneh, untuk pertama kalinya. Dia bilang dia akan mempostnya. Aku setuju. Tidak akan ada yang terjadi kalau dia mempost foto it. Beberapa menit kemudian, aku bilang aku harus kembali karena Bella menungguku di rumah. Kami pergi dengan mobil dan sesampai kami di rumahku, dia mengucapkan sampai jumpa dan mencium dahiku. Sesuatu yang ada dalam tatapan matanya terhadapku membuatku merasa sedikit pening.


Pesan #166

11 Juni, 22:30.

Apakah mungkin bagi seseorang untuk mengalami overdosis karena perasaan?


Things I Could Never Tell You [Translation in Bahasa Indonesia]Where stories live. Discover now