III | S w e e t - t a l k

56.2K 7.9K 523
                                    

Hal yang paliiiiing memalukan itu semodelan kayak artis yang udah nikah, gemborin cinta ke se-Nusantara bahkan belahan dunia sana, tiba-tiba harus saling singgung di pengadilan agama, rebutan hak asuh dan saling ungkap kesalahan. Terus ada lagi, pasangan yang masih ingusan alisan piyik alias baru sedetik menyentuh masa baligh dan udah berani gamblangin 'cinta dan ketulusan'. Ya ampuuun, sebetulnya aku nggak ada masalah sama pasangan muda ini, cuma kasihan aja gitu. Umur kayak mereka terlalu sayang, Bok buat dihabisin sama hal-hal menye-menye.

Buat yang bilang pacaran kalian itu membawa dampak positif. Coba mohon diinget lagi dan bandingin berapa persen bahagia dan sakitnya. Atau, berapa banyak hal yang kamu lewatin karena saking asyiknya genggam tangan pacar saat sedang berjalan. Di kendaraan umum, yang seharusnya kamu bisa menyapa dan kasih senyum manis ke orang sebelah, kamu lupa karena fokus pada bisikan sayang dari kekasih.

Ya gitu deh. Aku nggak kuat kalau harus menjabarkan semuanya. Soalnya aku udah nebak sih, kamu dan kamu yang masuk ke dalam daftar yang aku omongin ini pasti punya kalimat buat nyela. Dan, karena aku ini kakak yang baik, aku kasih kebebasan kamu buat memilih. Tapi jangan nyesel ya kalau suatu saat kamu sadar ternyata hidupmu itu nggak bermetamorfosis. Yang ada urutan cuma dari bayi, batita, balita dan langsung dewasa. Padahal ada momen yang panjang dan indah di antara itu. Begini; bayi, batita, balita, remaja, masa tanggung (umur 18, 19, dan 20) baru kemudian dewasa.

Itu pendapatku lho ya.

Kamu boleh kok punya susunan hidupmu sendiri. Nikmati aja ya sekarang apa yang sedang kamu jalani. Baik hal yang menyenangkan maupun memalukan. Kayak aku ini, dari tadi udah sumpah serapah saking malu campur marah campur semuanya. Dalam hati tapi.

Gimana enggak? Bos Dimas minta ditemenin ke K-kafe karena dia penasaran sama menu di sana sekaligus mau ngobrol dan ngucapin terima kasih ke Mas Owner itu. Ya ampuuun, bukannya apa ya, Sist! Ini masalahnya seluruh penggguna media sosial di Indonesia juga tahu kalau aku pernah mengalami insiden memalukan waktu itu!

Dasar memang lobang bawah itu suka nggak sopan kalau mau ngeluarin tamu. Seharusnya kan aku bisa siap-siap bawa pembalut atau apa kek. Dan, aku harus mengakuinya sih aku yang bodoh. Tiga hari sebelumnya aku memang sudah merasakan tanda-tanda; jerawat muncul satu-dua, pinggul pegal dan dada terasa sakit. Tapi kan ya, Booook, saat itu aku mau ketemu sama owner gitu lho! Meeting itu namanya! Dan, aku kalau mau meeting yang diperhartiin fisik mulu, sih. Rambutnya yang harus badai, pilihan warna lipstik kudu nyambung sama blush on dan eye shadow.

Jadi ya gitu, yang bawah udah nggak kepikiran.

Dan, semenjak hari itu, aku kirim surat perjanjian lewat email, nggak resmi-resmi amat sampai perlu pengacara kok. Ya namanya kerja sama sama restoran, warung makan, bahkan profil si owner aja nggak gitu. Apalagi ini cuma masalah makanan. Cuma karena Si Mas Owner itu agak belagu ya, pakai bilang nggak tertarik di awal. Untung gan---

"Kamu nggak mau turun?"

"Saya boleh tunggu sini aja nggak, Pak?" Aku nyengir, sedangkan dia udah lepas seatblet dan lihatin aku. Susah deh kalau dia udah kasih tatapan begitu. "Saya agak nggak enak badan ini, Pak."

"Nggak enak badannya kamu bisa ngabisin burger dua sama cola ya, Ga?"

Iiiih, dia ini atau aja sih apa yang kumakan! Dengan terpaksa, aku ikutan buka pintu mobil dan ngintilin dia di belakang. Dan ini dia, Sist yang paling aku benci dari fakta bahwa aku sekretarisnya; berjalan tertinggal jauh di belakang. Bukan salahku karena nggak bisa pakai heels lho ya. Sorry to say, tapi aku tuh udah pakai heels sejak aku baru tau namanya buat netek itu ya puting. Pokoknya aku dan heels berteman dalam sepi deh. Tanpa heels apalah arti dandananku berjam-jam itu. Tanpa heels, pilihan pakaian modis---walau murahan---tak ada artinya.

SWEET - TALK ✔️Where stories live. Discover now