Bab Tiga

87 4 0
                                    

Keesokan harinya wanita yang memakai blouse dan rok pendek selutut yang berdiri di belakang layar tvnya mengatakan kalau hari ini akan hujan. Perkiraan itu diperkuat ketika Liona melihat keluar jendela dan melihat awan mendung menghiasi langit biru.

" Bawa payung, Li. Kamu tahu kan hari ini akan hujan?" Mama mengingatkan.

Liona segera mengambil payung yang berada di dekat pintu seraya berangkat sekolah lalu memasukannya ke dalam tas. Pandangannya tak sengaja tertuju ke jas hujan yang menggantung di belakang pintu. Sepertinya ia harus membawa itu untuk Lionel.

Diperjalanan ia segera memacu kakinya untuk melangkah lebih cepat ke tempat dimana Lionel berada. Setidaknya ia harus memberikan Lionel jas hujan agar hewan berkaki empat itu tidak kehujanan ketika hujan datang.

Liona menghentikan langkahnya begitu melihat seorang bocah berkaos cokelat dengan celana hijau pendek tengah duduk di bawah pohon dimana Lionel biasa meringkuk atau menunggunya. Awalnya Liona takut untuk kesana. Tapi ia memberanikan diri untuk menghampiri anak itu dan menanyakan Lionel.

" Kamu siapa?" Tanya Liona waspada.

Anak itu berbalik. Menatap Liona sekilas kemudian mengarahkan pandangannya ke hamparan pepohonan di depannya.

" Dimana Lionel?"

" Siapa dia?" Tanya anak itu.

" Kucingku. Warnanya hitam."

Anak itu menggeleng. Liona sempat berpikir bisa saja Lionel sedang mencari makan atau jalan-jalan. Jadi ia tak terlalu memikirkan kehadiran anak itu dengan hilangnya Lionel.

Liona menurunkan tasnya dan mengeluarkan jas hujan. Membentangkannya ke dahan pohon besar yang sekiranya mampu menahan air hujan saat hujan turun nanti.

" Apa yang kamu lakukan?" Tanya anak itu was-was melihat Liona yang memanjat pohon takutnya malah terjatuh.

Besarnya jas hujan yang ia bawa setidaknya cukup untuk tempat berteduh tiga orang bahkan Liona menebak kalau Lionel tak akan kehujanan bila berteduh disana. Ia juga tak lupa menuangkan makanan Lionel ke mangkuk kecil. " Kalau nanti kamu melihat kucing hitam teduhkan dibawah sini dan jangan makan makanan ini!" Kata Liona pada anak itu berharap dia tak mengganggapnya sebagai cemilan.

Anak itu hanya diam. Tak menggubris perkataan Liona dan hanya memandangnya ketika Liona pergi meninggalkan pohon tempat dirinya duduk.

Hi, LionaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang