Bab Enam

74 7 0
                                    

Akhir pekan adalah hari yang sangat Liona tunggu-tunggu. Ia bisa bersantai di rumah tanpa harus diganggu dengan tugas sekolah karena semua tugas yang diberikan sudah selesai.

" Lihat! Apa yang dilakukan Lion! Dia mencuri ikan yang baru saja Mama masak!" Seru Mama dari dapur dengan sapu di tangan kanannya sambil mengejar Lionel ke teras dan sesekali memukul Lionel yang selalu saja melesat.

" Kenapa lagi sih, Ma?" Tanya Liona yang baru saja bangun tidur karena mendengar seruan Mama yang histeris. Ia mengucek matanya sambil berjalan ke arah dapur. Aroma aneh yang cukup menyengat memenuhi dapur. Kebulan asap mengepul dari atas wajan. Apa yang berwarna hitam itu?

" Mama! Gosong!" Liona tak kalah histerisnya dengan Mama.

Mama langsung berlari ke dapur dengan panik. Dilihatnya wajan yang berkerak karena gosong itu bersama ekspresi kesal yang tiada tara. Sudut matanya menatap sinis piring yang berisi ikan.

" Ada apa sih, Ma? Ayah masih mengantuk." Gumam Ayah di depan pintu kamar memandangi Mama yang sewot tak ketulungan.

Untuk sejenak pandangan Liona terfokus pada sosok pria yang tengah menguap. Ia terlihat senang dengan kehadiran pria itu." Oh. Ayah. Kupikir Ayah tidak libur."

" Sekarang kan hari libur. Ayah juga ingin bernafas bebas. Akhirnya bisa juga." Pria itu mengulurkan tangannya ke atas dan menggeliat bagai ular. Suara gesekan antar sendi terdengar mengilukan. " Ternyata Ayah sudah tua."

" Belum ada seminggu sudah berulah. Kamu lupa kotoran yang di bantal? Kamu tidak tahu siapa yang membersihkan?" Mama memegangi kepalanya. Pusing atas kelakuan kucing berbulu hitam itu.

" Mungkin Si Hitam belum terbiasa hidup disini, Ma." Sambung Ayah.

" Nah. Kemana Lionel? Apa Mama membuangnya?" Liona curiga. Ia menatap Mama dengan raut ingin tahu. Semoga saja ucapannya tidak kenyataan.

" Sejahatnya Mama pada kucing hitam itu, tak sampai hati Mama membuangnya, Li."

" Kemana dia sekarang?" Desak Liona.

" Dihalaman mungkin. Makan ikan goreng Mama."

Tak peduli dengan sarapan yang dihifangkan di atas mej. Liona justru memilih mencari Lionel yang mungkin saja sedang lahapnya makan ikan hasil jarahan milik Mama. Namun, yang ia temui hanyalah seorang bocah kecil di halaman. Bocah itu adalah anak yang ia temui tempo hari saat Lionel masih tinggal di bawah pohon waktu itu. Walaupun posturnya tak seperti anak kecil dan justru lebih tinggi dia tetap saja Liona menganggapnya anak kecil.

" Apa yang kamu lakukan?" Tanya Liona terheran-heran terlebih akan sosok anak itu. Yang membuatnya bertambah heran adalah setelan yang digunakan anak itu masih sama seperti waktu itu, kaos cokelat dan celana hijau pendek.

Ia menoleh. Memandang Liona. Lebih heran dengan sosok Liona yang muncul dimana saja.

" Apa kamu tinggal di sekitar sini?"

" Kelihatannya?"

" Lionel! Push... Push... Push... " Liona menjentikkan tangannya ke depan.. Berharap hewan berkaki empat itu datang mendengar panggilannya.

" Siapa yang kamu panggil?"

" Kucingku. Apa aku terlihat seperti memanggil seseorang?" Ia kembali menjentikkan jarinya dan tak sengaja memandangi tangan anak itu yang memar. Pasti sakit. " Kenapa tanganmu?"

Anak itu refleks memegangi tangannya dan menyembunyikannya di belakang punggung. Wajahnya terlihat cemas. Liona mencoba mendekati anak itu tapi anak itu menjauh seperti menjaga jarak dengan Liona.

" Aku tidak apa-apa. Kebetulan rumahku tak jauh dari sini. Aku pergi dulu. Bye."

Tanpa membalas perkataan anak itu. Liona segera berbalik masuk ke rumah setelah anak tu pergi. Kemudian Lionel datang dari arah samping kanannya dengan kaki yang agak pincang. Langkahnya pun terhuyung-huyung. Lionel berusaha mendekati Liona. Namun, buru-buru Liona menghampiri Lionel lalu menggendongnya. Ia berusaha menyentuh kaki kucing itu. Mengecek bagian mana yang sakit untuk di obati.

" Mama! Mama apakan Lionel? Lihat kakinya bengkak Ma." Rengek Liona sambil menatap Lionel penuh kasihan. Kucing itu terluka karena kelakuan Mamanya.

" Sejahatnya Mama pada kucing hitam itu tak sampai hati juga memukulnya, Li."

" Lalu kenapa kaki Lionel seperti itu?"

Mama terlihat cuek. " Mungkin tersandung waktu lari tadi."

Hi, LionaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang