Bab Sembilan

48 6 0
                                    

Dua jam lalu Liona melihat Lionel keluar rumah. Kucing itu pergi membawa tikus mainan milik Bony yang Liona simpan di bawah tempat tidur. Awalnya Liona melihat kucing itu bermain-main di halaman. Tapi, sampai sekarang ia belum melihat batang hidung Lionel lagi.

" Ingin main?" Tanya seorang anak yang sedari tadi berdiri di depan pintu gerbang.

Liona menghela nafas panjang. Untungnya ia tidak sedang melamun jadi kehadiran sosok itu tak begitu mengagetkannya. Tapi, namanya manusia tetap saja ia agak terkejut. " Kamu ingin menculikku atau membunuhku? Kenapa tatapanmu busuk sekali?" Katanya refleks bersama penekanan nada pada kalimat akhir.

Anak itu mengerutkan dahinya. " Busuk katamu?"

" Siapa sih kamu? Jangan seenaknya mengajak orang lain bermain sedangkan kamu tak kenal sama sekali."

" Aku kenal. Namamu Liona kan?"

Mata Liona membulat. Ia berusaha mengendalikan suasana. " Bukan! Aku bukan Liona! Aku tak mengenalmu." Seru Liona keras. Demi apapun ia tak mengenal anak itu. Namanya pun tidak. Yang ia tahu hanyalah penampilan anak itu yang tak pernah berubah. Kaos cokelat dan celana hijau pendek.

" Liona, kenapa lama sekali?"

Ia melempar kantong sampah ke sebuah tong. Tanpa sadar Sang Mama sudah berdiri di teras lalu menghampirinya.

" Iya sebentar, Ma."

Kemudian pandangan Mama teralih pada anak itu. Penuh menyelidik tapi akhirnya tersenyum. Mungkin mengira kalau anak itu teman bermain anaknya. " Kenapa tidak diajak masuk?"

Anak itu tersenyum sedangkan Liona memelototinya dengan sejuta kebencian. Siapa sih dia? Anak siapa sebenarnya? Kenapa dia sering muncul tanpa terduga?

" Siapa namamu?"

" Alex, Tante."

" Alex? Oke Alex. Mari masuk?"

Dahi Liona berkerut. Ia mengode Mamanya agar tak memasukkan anak itu ke dalam rumah. Terlebih ia tak tahu bagaimana asal-usul anak Itu. Bisa bermasalah kalau anak itu masuk dan mengutak-atik isi rumah.

Tentu saja Mama tak mendengarkannya. Mama adalah wanita yang ingin dekat dengan siapa saja tanpa kecuali sedangkan anaknya hanya dekat dengan orang tertentu saja. Mama ini..

" Kemana Lionel?" Tanya Liona yang menyadari ketidakhadiran Lionel di rumah. Biasanya kucing itu melingkar disofa atau berlari kesana kemari. Ia pikir kucing itu sudah kembali ternyata belum.

" Mungkin keluar mencari makanan." Balas Mama. Ia mempersilahkan Alex untuk duduk. Tak lupa pula menyunggingkan senyum termanis di dunia.

" Mau minum apa? Biar Tante yang buatkan." Tanya Mama antusias. Bahkan meladeni anaknya pun tak pernah sesemangat itu.

Anak itu terlihat sungkan. Tapi akhirnya berhasil menduduki sebuah sofa sofa sedangkan Liona duduk tepat dihadapannya. " Berikan saja dia air putih, Ma." Balas Liona ketus. Tangannya dilipat di dada. Ia kecewa Mama tak menanyainya. Malah lebih fokus pada Alex itu.

" Kamu tidak boleh begitu pada temanmu."

" Aku tidak kenal dia. Bagaimana kami bisa berteman?"

Hi, LionaWhere stories live. Discover now