Part 4

180 19 0
                                    

Sampai Juga" Angga turun dari mobil Sport nya yang diikuti Kevin dari samping pintu yg tadi memang pergi berdua dengan Angga.

"Gue luan masuk" ucap Kevin sambil memainkan Game diponselnya.

Satu Mobil kembali masuk gerbang yang diikuti Kereta Ninja Merah dibelakangnya.

"Lah lu tumben bawa Motor Jun" Tanya Angga saat baru menyadari Junnifer membawa Motor Ninjanya

"Dari Sekolah bawa Motor kali, kenapa Jun?" Tanya Alex lagi setelah memarkirkan mobil nya dengan benar diparkiran.

"Rusak"

"Lah kok bisa?" tanya Alex bingung

"Nanti didalam Gue ceritain" Ucapnya santai sambil masuk kedalam Rumah

"Eh Ngga, Kevin mana? " tanya Alex sambil memainkan kunci mobilnya

"Didalam" Jawab Kevin lalu keduanya pun masuk kedalam rumah.

"Gue mandi bentar"

"Lah lo belum mandi Lex?" tanya Angga yg masih membuka sepatunya di depan pintu

"Gerah" Ucapnya lalu meninggalkan Ruangan itu

Malam ini mereka nginap di Rumah Kevin, karena kebetulan orang tua Kevin  pergi ke luar Kota dengan urusan Bisnis nya.

"Kok gue tadi ngakak ya ngelihat Si Realita" Angga memulai topik pembicaraan mereka

"Ia, gue sih gak bisa nahan tawa. Tapi tetap cantiknya Realita gak hilang, malah tadi makin imut gue lihat pas wajahnya merah"

"HAHAHAHHAHA" tawa mereka tiba-tiba menggema disekitar Ruangan, kecuali Junnifer yg sibuk dengan ponselnya.

"Eh tapi sebelum Rea masuk, kan Junifer yg masuk tuh. Jun tadi lo sama diakan? " tanya Kevin sambil mengalihakan pandangan nya pada Junnifer sedangkan yang dipandang tetap sibuk dengan ponsel nya.

"Ia" Jawabnya singkat, namun matanya masih fokus pada ponselnya.

"Wih, kalau Hukuman kaya gitu pasti kesemua kelas kan?" Tanya Angga sudah tau jika hukuman seperti Realita tadi pagi sudah pasti keseluruh Ruang kelas, dari kelas 10 sampai 12. Karena bukan hanya Realita saja yang pernah dapat hukuman seperti itu, murid lain juga pernah. Tapi Hukuman ini lebih jarang dilakukan, hanya murid yg mempunyai masalah kelewat saja, seperti Realita tadi pagi "Pantes lo tadi 4 jam gak masuk kelas"

"Dia kok bisa dihukum Jun?"

"Telat"

"Tumben dihukum gitu, biasa---

"Lagian dia juga gak akan pernah kapok kalau dihukum gimanapun" Junifer memotong ucapan kevin, karena benar saja. Realita tidak pernah Jera. "Gue keluar bentar Guys" Junnifer berdiri, dan langsung mengambil kunci motornya diatas meja

"Lo mau kemana?"

"Keluar bentar" Balas singkat Junnifer sambil berjalan keluar.

🍂🍂🍂

Junnifer memakai jaket nya dan langsung naik keatas motor  keluar dari pekarangan Rumah milik Kevin, sebenarnya ia hanya ingin berjalan-jalan mencari angin diluar.

Saat sedang berkeliling mencari udara segar, Junnifer meraskaan perutnya mulai lapar. Ia pun langsung mencari restoran terdekat yang ada disitu. Junnifer menamukan Restoran mewah, ia pun langsung memarkirkan motor nya. Saat Junnifer sedang membuka helm matanya menyipit ketika melihat seorang gadis disebrang sana yang sepertinya sudah tak asing lagi baginya.

Entah pikiran dari mana, Junnifer mendekat kearah gadis itu.

Pikirannya benar.

Realita.

Gadis itu sedang tertidur. Bersandar di kursi taman sambil memeluk tubuhnya. Junnifer memperhatikan wajahnya. Wajah yg teduh. Bulu mata yg lentik, hidung yg mancung, bibir yg merah alami. Dan.. Seketika Junnifer melotot saat melihat seragam Realita yang masih memakai seragam sekolah.
Apa tadi dia tidak pulang ke rumah nya?

"Bangunin gak ya? tapi gimana kalau dia nanti lihat wajah gue? " batinnya ragu.

Ia pun duduk desamping Realita, iba melihat wajah Realita yg sepertinya kelelahan.

"Earlick bangun" Tidak ada Respon dari perempuan itu.

Entah keberanian dari mana Junnifer mau membangunkan nya.

Junnifer memegang bahu gadis itu "Aerlick bangun" ucapnya sedikit keras,namun sama sekali tak ada respon dari nya

"Lick" Junifer pun mengguncang pundaknya pelan

"Hmm"
Junnifer kaget saat Realita menggeliat, dan malah tidur didada nya. Ingin mendorongnya nya namun tidak tega, mengingat Realita juga bukan siapa-siapanya.
"Aerlick bangun" bisiknya ketelinga gadis itu, membuat nya sedikit merinding.

Karena merasakan sesuatu yg aneh menghembus didekat lehernya, Ia pun membuka matanya secara perlahan.
Realita pun mendongkakan kepalanya dan langsung menjauhkan tubuhnya dari dada Junnifer. Keget, Realita mengucek matanya, sepertinya dia sedang bermimpi.

Tidak, ini tidak mimpi. Ia melihat Junnifer memang ada didepannya, menatapnya dengan tatapan datar.

"Lo junnifer kan? " tanya Realita masih tidak percaya

"Lo ngapain disini malam-malam?"

"Ya..y..aa suka suka gue lah, lo ngapain disini? "

"Suka-suka gue juga" jawab Junifer meniru jawaban Realita tadi.

Realita menatapnya sinis.

Krukk.. Krukkk..

Realita menahan malu, saat perutnya bunyi diwaktu yg tidak tepat. Memang perutnya ini tidak bisa diajak kompromi.

"Lo lapar?"

Realita menggeleng, bohong. Padahal sebenarnya dia sangat lapar karena dari tadi siang ia belum makan sama sekali.

"Didepan ada Restoran" Ucapnya meninggalkan Realita sendiri. Ia masih bingung, mengapa ia bisa bertemu dengan Cowo seperti Junnifer ditempat ini?  Mengambil tas, Realita berdiri dan mengejar Junnifer yg sudah mulai menjauh, ia benar-benar lapar.

Realita menghentikan langkahnya, saat sudah berada didepan Restoran itu.

Ini mah Restoran Bintang lima. Realita menunduk melihat seragamnya yg benar-benar berantakan, dasi dilepas, baju dikeluarin, rambut yg diikat asal. Walaupun sudah jam 9 Malam,  Restoran ini masih Ramai, ia tersadar beberapa pasang mata memandangnya aneh. Ia mundur perlahan.

"Ngapain disitu kaya orang bego? "

Realita mengerjap. Memang benar, semua orang mungkin menatapnya karena ia berdiri seperti orang bego dengan penampilan seperti ini, bahkan Junnifer yg bilang sendiri.

Junnifer mendekat. Ia pun membuka Jaket nya dan memakaikannya dibahu Realita "Gak usah takut, ada gue" Katanya membuat Realita merasa sedikit ke GR-an. Junnifer pun merangkul nya dan mereka masuk kedalam Restoran.

Dear PromiseWhere stories live. Discover now