dua

104 10 2
                                    

"Kakak."

"Hm?"

"Nanad laper."

Ken menaruh pulpennya diatas meja dan menoleh, menatap adiknya itu. "Nanad mau makan apa?"

"Engga tau. Kakak masak spageti aja. Nanad mau makan spageti."

"Tapi spageti gak kenyang, Nad. Kakak masakin nasi goreng aja ya."

Nadya menggeleng dan mulai merengek. Tak lama Jovan dan Jordan, si kembar, dateng ke kamar dengan ciri khas mereka. Jovan dengan headphone yang menggantung di lehernya dan Jordan dengan kaos basketnya.

"Kenapa kenapa?"

"Kak lu apain si Nanad?"

Ken hampir saja menjedukkan kepalanya ke tembok kalo saja dia tidak ingat masih ingin hidup. Oke, itu lebay. Tapi dia lupa dengan fakta Jovan dan Jordan yang lebih posesif dengan Nadya. Nangis sedikit saja, mereka sudah kalang kabut, dan bisa dipastikan akan memberikan apapun yang Nadya mau.

Seperti sekarang ini.

"Nanad mau mam spageti."

Jovan menggendong adiknya itu dan menenangkannya. "Ugugugugu. Iya iya. Kakak bikin spageti ya."

"Van. Nanad belum makan nasi hari ini," ujar Ken mengingatkan. "Dia cuma makan bakmie sama bihun goreng doang dari pagi."

"Tapi Nanad maunya spageti, Kak," balas Jordan.

"Gak. Pokoknya Nanad harus makan nasi. Gak boleh makan spageti."

"Apaan sih, Kak. Kesian Nanad."

"Jordan, Jovan. Gue bilang Nanad harus makan nasi ya makan nasi. Bisa gak sih gak usah ngelawan gue?" bentak Ken.

Suasana langsung hening. Bahkan tangisan Nanad pun berhenti, walaupun selanjutnya Nanad kembali menangis lebih kencang. Ken menghela nafasnya lelah. Ia mengambil Nanad dari gendongan Jovan dan membawanya turun. Meninggalkan Jovan dan Jordan yang masih kaget dengan Ken. Tak biasanya Kakaknya itu membentak mereka.

Sebenarnya Ken juga tidak mau membentak mereka. Tapi, Nadya memang harus makan nasi hari ini. Demi kesehatan Nadya juga.

"Nanad duduk sini dulu ya. Kakak mau masakin nasi goreng dulu. Udah ya, jangan nangis lagi. Maaf tadi Kakak bentak Nanad."

Nadya hanya mengangguk di sela-sela tangisnya yang mereda.

Ken mulai menyiapkan bahan untuk masak. Mulai dari mengupas bawang putih dan memotongnya. Menaruh minyak di kuali kecil, nyalain kompor, menumis bawang putih, menggoreng telur dan mengoseng-osengnya, nasi dan bumbu untuk nasi goreng dimasukkan paling akhir. Tak butuh waktu lama, nasi goreng khas Kenneth sudah selesai dan disajikan dipiring.

Nasi goreng khasnya adalah, nasi goreng tanpa kecap manis. Ia memakai kecap asin sedikit agar warnanya tidak terlalu pucat. Ia sengaja tidak pakai kecap manis karena itu mengingatkannya pada sesuatu.

"Nah. Nasi goreng udah jadi. Nanad mau disuapin atau makan sendiri?"

"Cendiyi."

"Yaudah nih."

Ting nong ting nong

"Jovan, Jordan. Coba tolong buka pintu dulu. Gue lagi jagain Nanad makan."

Tak lama Jovan turun dan membuka pintu. "Eh? Siapa ya?" Jovan mengernyitkan dahinya saat melihat seorang perempuan berdiri di depan pintu rumahnya dengan seorang anak kecil.

"Anu, eng, gue--"

Penasaran kenapa lama sekali, Ken berjalan kepintu diikuti Nadya.

"Nanad!!"

Amour Indicible [STOP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang