empat

96 8 0
                                    

Thankyou buat ElsaEliana6 yang udah bantuin revisi karena inggtis aku kurang bagus, eh tepatnya jelek😂😂 makasihhh wkwk

------------------------------------------

"Hey there, Ken. Long time no see."

Ken menghembuskan nafasnya berat dan duduk di samping Abby. "Ngapain lu balik kesini?"

Abby bangun dari duduknya dan meninju pelan bahu Ken lalu terkekeh. "Of course mau ketemu kamu dong, Ken."

Ken memutar bola matanya kesal dan mendengus. "You are still the same," balas Ken yang mengundang tawa kecil dari Abby.

"But you look different, you are taller than two years ago." Mendengar panggilan Abby tadi, Ken langsung membulatkan matanya pada Abby.

Ken menghela nafasnya berat. "Jangan panggil gue bunnies, Blackie," balasnya. Dulu, Ken memanggil Abby blackie karena Abby suka sekali dengan warna hitam. Sedangkan panggilan Ken dari Abby itu karena Ken pernah memerankan seekor kelinci sewaktu pentas drama di elementary school mereka dulu.

Ting nong

Ting nong

Bel pintu rumahnya kembali berbunyi. Kali ini Ken yang beranjak membuka pintu, sedangkan Abby kembali duduk dan membaca majalah yang tadi ia beli sebelum ke rumah Ken.

"Eh? Lin?"

Caroline gugup, tangannya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Anu, ini, Veve kangen sama Nadya katanya."

Ken tersenyum kecil dan merangkul pundak Caroline. "Yauda ayo masuk. Ngapain di depan." Caroline mengerjapkan matanya dan susah payah menetralkan dadanya yang berdetak lebih cepat dibanding sebelumnya.

Melihat ada tamu, Abby langsung bangun dari duduknya sambil mengernyitkan dahinya. "Who's this?" Bukan hanya Abby, Caroline pun ikut bingung melihat Abby di rumah Ken.

Ken memperat rangkulannya pada pundak Caroline. "Ma petite amie." Caroline mengernyit bingung. Ia tak tau bahasa apa yang Ken katakan.

Sesaat Abby menampilkan wajah curiganya dan langsung memeluk Caroline dan mengecup kedua pipinya, lagi-lagi membuat Caroline kaget dan bingung. Bahkan ia terpaku di tempatnya sekarang dengan senyum kaku di wajahnya.

"Hello. I'm Sabrina, his girlfriend. You can call me Abby," kenal Abby. Caroline membulatkan matanya sempurna dan melotot pada Ken.

Ken memejamkan matanya dan menghela nafasnya lelah. Udah gue perkirakan, Abby bakal bikin gue gak tenang.

Melihat suasana mencekam, Abby buru-buru meralatnya. "I mean his girl bestfriend. Not girlfriend like what you think. Teman perempuannya. Benar kan?"

Ah, Caroline mengerti sekarang. Ia mengangguk kaku dan tersenyum. "Aku, Caroline. Te--"

"Engg. Gak usah ngelak. Kamu pacar Bunnies, kan? Tadi dia bilang."

"Bunnies?"

Abby mengangguk, "Bunnies."

"Abby!" geram Ken.

"What?" tanyanya tanpa dosa.

Oke, Caroline merasa ia datang disaat yang tidak tepat. "I've told you before. Don't call me, bunnies anymore."

"But you are bunnies," ledeknya, mencubit perut kotak-kotak Ken.

Ken mendengus kesal. "Lebih baik lu pergi sekarang."

Amour Indicible [STOP]Where stories live. Discover now