Part Pembuka Metamorfosis Tak Sempurna

279 7 1
                                    

Perjalanan panjang mencari arti sejati dari kehidupan. Manusia ibarat ulat kecil yang menjijikkan. Merangkak tanpa peduli kerikil tajam dan batuan terjal adalah rintangan yang dilalui. Ia mewujudkan kesempurnaan demi kebahagiaan yang sesungguhnya. Meski hidup adalah harga yang harus dipertaruhkan, sampailah ia pada tingkatan selanjutnya. Mendekati mati, menggelantung tak berdaya berselimut sarung penutup diri. Tak mampu melakukan apa-apa sebab harus bertahan melewati batas yang sudah ditetapkan.

Dalam waktu yang lama, ia tak mengetahui segala hal yang terjadi disekitarnya. Hingga suatu ketika, bunga berharga yang ia punya telah terenggut madunya. Hanya penyesalan dan kepedihan yang ia rasakan. Bunga bermadu yang lama menenemani, kini lepas dari genggaman. Bagaimanapun juga, pengorbanan adalah satu harga yang harus ia pertaruhkan. Sampai waktu yang lama mampu membuatnya keluar dari belenggu yang menutup diri. Ia telah berubah menjadi makhluk indah dengan sayap cantik nan elok yang sewaktu-waktu dapat ia terbangkan. Tapi, ada satu hal yang dirindukan. Betapa sedih hati yang dilanda pilu meratapi satu-satunya benda berharga yang ia miliki kini hilang entah kemana. Apa arti dari kesempurnaan yang ia dapatkan. Bahkan kesempurnaan lebih perih daripada kesakitan yang pernah ia alami sebelumnya. Hati menjerit tak kuasa menerima apa yang telah terjadi. Sayap indah yang melekat pada diri, sungguh tak berarti apa-apa. Kini ia berjalan membungkuk dengan sayap yang telah rusak, berharap menemukan bunga yang terjatuh, kemudian memungutnya. Memastikan bahwa tidak seorangpun telah menginjak bunga yang dulu pernah ia kasihi. Sesungguhnya kesempurnaan bukanlah kebahagiaan yang sejati.

Metamorfosis Tak SempurnaWhere stories live. Discover now