Part Pembuka Manusia Kupu-Kupu

35 3 2
                                    

Tentang kesempurnaan. Wujud dari suatu keindahan yang hakiki. Setiap mata akan merepresentasikan makna daripada kekaguman. Proses yang sukar dengan mengorbankan segala hal yang engkau miliki. Kesempurnaan ada karena kenistaan. Mereka yang menjijikkan akan berusaha mencapainya. Bahkan jika harus menantang kemustahilan. Seperti ulat, meratapi takdir dengan setiap penyesalan yang engkau jalani. Melewati garis yang terpatri dalam takdir sang ilahi. Bukankan untuk menuju fase selanjutnya engkau harus mendewasakan diri. Berfikir lebih terhadap suatu hal melebihi yang pada umumnya terjadi. Menjadikanmu terbelenggu dalam balutan sarung penutup diri. Bagaikan telah mati. Engkau tidak bertanya tentang suatu alasan kenapa harus melakukannya. Ohhh tidak!! tentu saja engkau memiliki suatu alasan. Kupikir, engkau tidak terlalu bodoh dalam mengambil tindakan. Yang kau lakukan adalah menjemput suatu kesempurnaan. Dari setiap detik yang berjalan, menguraikan setiap peristiwa yang tentu saja engkau tidak dapat mengerti terhadap apa yang sedang terjadi. Kini engkau menggelantung tak berdaya, mempertaruhkan segala yang engkau punya, dalam kurun waktu yang cukup lama. Kau pertontonkan ketidakberdayaanmu sedangkan mereka telah mencuri sari madu dari bunga yang engkau miliki. Mereka mencicipi dan menghabiskan segala yang ada didalamnya, bahkan engkaupun tak sempat mencium harum aromanya. Hingga bunga yang menghasilkan madu telah layu. Aku yakin didalam tempatmu berdiam engkau tidak sedang tertidur. Menyaksikan, melihat namun tak mampu untuk melakukan apa-apa. Sebab engkau seperti mati. Sekarang lihatlah! apakah tidak ada penyesalan sedikitpun yang timbul didalam hatimu terhadap semuai ini.

Wahai makhluk bodoh! Kini telah tiba waktumu untuk mengelupas apa yang telah menyelimutimu. Menyaksikan banyak hal yang telah engkau lewatkan. Dan engkau benar-benar sadar ketika otakmu kembali bekerja. Mencari satu-satunya harta berharaga yang pernah engkau punya. Bunga bermadu. Bunga itu sudah lama tiada. Engkau seharusnya mengetahui ketika bunga itu terenggut. Namun apalah daya, kesempurnaan yang telah engkau miliki hari ini membuatmu tak mampu untuk berdiri tegak. Membungkuk, enggan memperlihatkan wajah memalukan meski sedang dalam kesempurnaan yang sejati. Pada akhirnya engkau tetap mencari bunga itu dengan seluruh penyesalanmu. Sayap indah yang kau miliki. Bukankah engkau bisa menggunakannya?. Maka, pergilah untuk mencari bunga yang tlah hilang. Jangan berkata bahwa engkau tak berdaya mengepakannya. Sebab penyesalan berhasil menikam, menjadikanmu budak dan menghamba kepadanya. Berjalan merunduk tanpa arah kemudian membuatmu merasa lelah.

Kini engkau terkapar menapaki babak baru dalam hidupanmu. Siapakah gerangan yang bersedia menyelamatkanmu dari keterpurukan sedangkan sayap-sayapmu kini telah rusak. Berdoalah kepada tuhan agar engkau terselamatkan. Hingga sayup-sayup kau lihat seseorang yang sama sepertimu. Ia menggunakan sayapnya terbang menghampiri. Bahkan dia jauh lebih indah dari apa yang pernah kau kira. Kemudian memulihkanmu dari luka yang kaurasa. Dialah Bidadari. Kini engkau menyadari bahwa ia bukan kupu-kupu. Namun, tidakkah kau sangka, sesungguhnya bidadari itu menaruh hati dan sebuah pengharapan untukmu. Sedang engkau tak berdaya sebab sebuah pengharapan yang kau miliki hanya untuk bunga yang tlah musnah dari genggaman. Merasa engkau bukan malaikat yang pantas untuknya. Tidak ada satu hal didunia ini yang mampu kau jadikan sebagai penebusan kebaikannya. Kemudian engkau memilih mengacuhkannya bagai pecundang yang tak tau diri. Terus merunduk dengan sayap rusak berharap menemukan bunga yang terjatuh kemudian memungutnya, memastikan bahwa tidak seorangpun telah menginjak bunga berharga milikmu.

Aku memutuskan menutup buku berjudul Manusia kupu-kupu yang belum sempat kubaca sebelumnya. Buku ini berada dalam tas Diana yang ia tinggalkan bersamaku. Dari tiap paragrafnya, aku belum memahami apa yang ingin D-Aksa sampaiakan mengenai bagian pembuka buku ini. Namun permaianan kata dan majasnya membuatku penasaran terhadap makna yang terkandung dalam karyanya. Aku perlu menembus batas dari imajinasi yang terngiang didalam diri, kemudian membebaskannya sehingga mampu memahami setiap maksud yang akan ia sampaikan melalui tulisannya. Kuputuskan untuk melanjutkan membaca dirumah. Aku akan meminjam buku ini kepada Diana. Pasti diperbolehkan, lagi pula ini adalah buku yang kuberikan untukknya dikali kedua kami bertemu, namun belum sempat kucicipi satu katapun dari isi bukunya.

Semenjak kesalahpahaman yang terjadi diantara kami. Hubunganku dengan Diana menjadi semakin dekat. Bisa dibilang kami telah berpacaran, karena telah mengucap kata cinta. Pekerjaan yang kulakukan bertambah menyenangkan sebab aku dan Diana melakukannya bersama-sama. Tuan Wallis memberikan kebebasan kepada kami saat melaksanakan tanggung jawab dalam bekerja. Beliau hanya menuntut agar tetap profesional meskipun telah diberikan ruang yang lebar melalui kepercayaan yang telah beliau berikan. Pekerjaan yang kulakukan kini tidak lagi terasa memberatkan. Setiap aku merasa lelah, hal itu akan terobati ketika Diana menatapku dengan senyuman manis yang selalu membuatku tak jemu saat memperhatikannya. Akhir-akhir ini pekerjaan yang kulakukan terasa begitu cepat. Mungkin karena aku tidak menganggapnya sebagai beban. Selepas melakukan pemotretan, kami meluangkan waktu seperti biasa di Terminal Kopi. Lama menunggu Diana yang tak kunjung kembali dari toilet, akhirnya ia muncul dan berjalan menghampiriku. Ia tersenyum seolah meminta maaf karena telah membuatku menunggu terlalu lama. Selanjutnya kami memutuskan pulang kerumah, sebab esok masih ada aktivitas seperti biasa yang harus kami lanjutkan.

۩۩۩

Aku sedang menerima telfon dari Danar. Kami bercerita tentang segala hal yang terjadi akhir-akhir ini. Kusampaikan kepadanya bahwa aku dan Diana telah menjalin hubungan. Dalam hal ini aku berusaha meancing Danar agar mau menceritakan romansa cintanya. Setelah pertanyaan terlontar dari mulutku, Danar tidak langsung menjawab. Suasana hening terjadi diantara kami berdua. Apa mungkin yang baru saja kutanyakan telah menyinggung perasaannya? Ia berdeham mencairkan suasana, kemudian memulai ceritanya.

"Arman, apa engkau sudah membaca buku Manusia kupu-kupu?"

Entah apa yang ia maksud dengan menanyakan hal seperti itu. Semula aku berfikir bahwa itu adalah pengalihan isu atas pembahasan yang terjadi diantara kami.

"Aku baru akan membacanya Danar. Bukumu sangat sulit didapatkan. Selain itu akhir-akhir ini aku larut dalam kesibukan"

"Bacalah. Maka kamu akan mendapatkan apa yang ingin kamu ketahui disana. Dalam buku itu, aku menuangkan perjalanan cintaku. Ketauhilah Arman, bahwa semua yang tertulis didalamnya adalah nyata dan benar adanya"

Setelah mendengar apa yang Danar sampaikan, aku mencari-cari alasan untuk segera mengakhiri perbincanganku dengannya. Aku sudah tidak sabar ingin mengetahui jalan percintaan saudaraku Danar.

Metamorfosis Tak SempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang