Manusia Kupu-Kupu "Bidadari Tanpa Sayap"

46 4 1
                                    

Tubuh membungkuk mencari sesuatu yang kurindukan. Bunga layu dengan keindahan yang pernah ia miliki. Bahkan aku tak peduli jika ia tak lagi bermadu seperti dulu. Kucari dalam setiap langkah yang membawaku jauh entah kemana. Semua yang kulalui tiada berarti. Seperti berjalan lurus namun mengabaikan semua kejadian yang ada disekelilingku. Keindahan yang mereka pertontonkan sedikitpun tak memikat hati yang tengah dilanda sepi. Aku bak seekor kupu-kupu nan cantik dengan sayap indah yang kudambakan. Namun apa daya, diri tak kuasa untuk menerbangkannya. Sia-sia semua yang kudapatkan. Mempertaruhkan kehidupan yang kumiliki, melewati proses yang begitu berat hingga langkah ini tak bisa berhenti. Hanya berjalan menatap tanah berharap menemukan bunga layu kemudian memungutnya agar tak seorangpun bisa menginjak kemudian membuangnya. Bunga itu akan kudapatkan kembali, lalu kutanam entah bagaimana caranya. Keberadaannya yang selalu membuatku bahagia serta pengorbanan yang telah ia lakukan dalam hidupku, menjadikan ia lebih berharga daripada madu yang telah terenggut.

Ooohh .. Alysa. Satu tahun selepas kepergianmu membuatku menjadi manusia tak berharga. Hidup yang kulalui seperti air mengalir, mengikuti arus yang tenang. Pasrah jika badai datang kemudian menerjang, melemparkan sebagian diriku entah kemana saat kehancuran pergi membawaku. Semua yang kulakukan adalah wujud kesedihan yang teramat dalam kurasakan.

Alysa, aku berhasil memenuhi janjiku kepadamu. Sungguh hal yang mudah, lulus dari sekolah ini dengan nilai tertinggi. Tak perlu aku bersusah payah meraihnya. Namun, tetap saja ada yang kurang dari apa yang telah kuraih. Ada kecacatan yang terasa. Hilangnya selera memaknai kebahagian tanpa kehadiranmu yang menemani. Tujuan yang kita berdua impikan, kini hanya aku yang mewujudkannya. Lantas untuk apa dulu kita mendambakannya bersama-sama. Saat ini, aku dilanda kegalauan yang kembali menyapa hati. Antara keputusan akan kembali ketanah kelahiran atau menetap disuatu tempat yang pernah membawa kepedihan atas penderitaan yang terjadi selama ini. Keputusan yang sungguh berat dan tak mampu terjawab oleh diriku sendiri. Ingin rasanya aku melarikan diri dan mencari kebahagiaan baru dalam hidupku. Lantas bagaimana denganmu? bahkan aku belem bisa menemukanmu yang tak lain adalah bungaku. Bagaimana aku bisa kembali kesana, ketanah kelahiranku? Sedangkan tujuan dan labuhanku hanya engkau seorang, Alysa. Jangan libatkan aku dalam pilihan dilema seperti ini.

Semua kisah hidup yang kulalui bersamamu sengaja kuabadikan dalam tulisan yang mewakili rindu dan keinginan untuk bertemu. Aku menulis kemudian membiarkan orang-orang membacanya agar mereka tau bahwa ada makhluk setengah gila yang begitu dalam memikul kepedihan hati. Semoga dalam setiap guratanku didalam kertas, engkau akan membaca dan mengetahui bahwa disini aku sedang membutuhkanmu untuk menjawab setiap keresahanku.

Bantulah aku menemukan jawaban tentang keputusan yang harus kupilih. Jika memang aku harus menemukanmu dan melanjutkan kehidupanku ditempat ini, maka pertemukanlah aku dengan seorang malaikat yang bersedia menjadi wali dan bertanggung jawab atas hidupku demi menempuh perguruan tinggi ditempat ini. Kemudian aku akan melanjutkan apa yang telah menjadi impikan kita bersama, sembari berusaha mencarimu. Kemudian kita akan menyusun ulang rencana kehidupan yang akan lebih indah dari kisah pahit kita sebelumnya. Curahan hati yang kutujukan untuk Alysa. Bunga yang hilang dari kehidupanku.

۩۩۩

Melalui tulisan aku hidup. Berteman dengan setiap kata kemudian merangkainya agar menjadi indah. Memberinya kehidupan agar apa yang tersirat mampu mewakili setiap hal yang pernah kurasa. Semua cerita  tentang pencarianku akan Alysa yang hilang dari genggaman. Tentang aku sebagai seekor ulat yang berusaha mewujudkan suatu kesempurnaan. Setiap minggu semua orang akan membaca ceritaku melalui surat kabar yang tercetak dan tersebar oleh para loper koran dipagi hari. Aku menuliskan semua keresahan yang kualami. Tentang keputusanku melanjutkan study disini, dan kebingungan akan seorang wali yang bersedia menjamin kehidupanku untuk melanjutkan ke perguruan tinggi ditempat ini. Kurangkai menjadi cerita indah dalam karangan nyata sehingga aku berharap seseorang yang membaca akan larut dalam nuansa yang kubawa.

Metamorfosis Tak SempurnaWhere stories live. Discover now