The Story In The Dream

Prolog

---- The Story In The Dream ----

Sinta Bella, dengan mata cekung ia selalu sampai dikelas dengan topi adidas warna pink, yang ada garis tiga di depan nya, ia sedikit tomboy karena ia jarang bergaul dengan sesama perempuan. Dan sekarang ia duduk disebelah Gue.

"Sialan..."

Gue langsung menutup hidung, aroma khas perut yang sedang menahan lapar, dan suaranya tak terdengar, sudah jelas ini kentut Sinta.

"Anjir.... Lu Sin nyesel gue duduk sebelah lu."

"Hahaha mampus lu." dengan suara yang sedikit serek, karna panas dalam, ditambah bau mulut yang MENGGELEGAR, membuat gue tersiksa lahir batin duduk disebelahnya.

Orang yang sangat menyebalkan.

"Oh ya, pelajaran apa kita hari ini Dit ? ada PR gak ?" Sinta menanyakan nya, dengan mata mengarah ke tas dan mengambil buku sematawayangnya.

Ni.... Perempuan kayak gak ada dosa aje untung cantik lu, kalo jelek aje gue kibulin lu.

Gue menarik nafas, gue jawab dengan senyum yang dipaksakan.

"Gak ada Sinta...."

Sinta langsung tertawa kegirangan, Gue melihatnya dengan wajah bodoh, dan mulut terbuka, air liur hampir saja keluar dari mulut gue.

Ya tuhan bener-bener dah ni perempuan, ngidam apa sih maknya waktu hamil ni boca.

"Kalo guru nyariin gue bilangin gue dikantin ya Dit, dari tadi gue nahan laper ni." Sinta langsung keluar dengan jalan yang sedikit dilenggak-lenggokan, agar kelihatan seksi, meski kenyataannya Sinta perempuan paling tempos dikelas. Tapi Masih aja suka maksain diri.

Sudah cukup lama Gue nunggu guru dateng, tapi nungguin guru aja udah kayak nungguin emak-emak yang belanja dipasar, mana panas ngeselin lagi. Akhir nya Gue nyusul Sinta di kantin.

"Ya...tuhan dari tadi lu cuma makan kuaci."

"Kenyangnya dimana.?"

Gue langsung duduk didepan Bela.

Sepertinya si Bela cacingan, kok kulitnya ikut dikunya.

"Ngapain lu... Dit, terus aja ngomongin gue."

Gue masih menahan tawa Gue, melihat kulit kuaci yang belepotan dibibir Sinta.

See chapter pertama ya.

Raf
The Story In The Dream.