Sebelum nya yang udah baca cerita ini, saya ucapkan terimakasih, maaf karna akhir-akhir ini jarang update. Lagian yang baca juga masih dikit (hehehe) oh ya, cerita ini cuma untuk menghibur ya!
---- The Story In The Dream ----
Setelah Sinta ceritakan semua nya, akhir-akhir ini sinta berubah sedikit pendiam.
°°°°
Pagi
"Adit bangun!! Sekolah hey," suara teriakan terdengar.
La itukan suara Mama, kenapa Mama gak kerja?
Mama langsung masuk ke kamar gue, tangan lembut nya, menarik pelan selimut yang menutupi tubuh gue, tapi gue masih pura-pura tidur.
"Hey, bangun Dit sekolah." Suara Mama terdengar sangat pelan.
"Egh... Eh" gue langsung menutup telinga gue dengan bantal.
"ya, ni anak." saut Mama.
"Mama kok gak kerja?" Tanya gue.
"Mama ambil cuti Dit, bangun dulu mandi sana," jawab Mama yang langsung menarik selimut gue.
"ASTAFIRULLAH ADIT!" teriak Mama sambil menutup mulut nya.
"Yeh Mama si, ngapain coba narik selimut Adit?" jawab gue.
"KALAU TIDUR PAKAI CELANA! JANGAN KOLOR DOANG! SANA MANDI," teriak Mama yang langsung keluar dari kamar.
"Hehehe la, kenapa Mama keluar?" Jawab gue.
"Lu anak yang gila, udah mandi sana, heran gue kok bisa ngelahirin anak kayak dia," ocehan Mama terdengar mengecil, karna kejahuan.
Gue langsung bergegas mandi. Selesai mandi, gue langsung makan.
Hari telah berganti
Tak bisa ku hindari
Hari ini remidi
Gue harus ikuti
Sebenar nya gue males
Bawaan nya lemes
"Gue nyanyi lagu apa sih? Bodo amat ah,"
Sarapan gue belum habis. Tapi, gue langsung pergi ke sekolah.
"Ma, Adit pergi ya? Jangan kangen." gue pamit dengan Mama.
"Iya... Hati-hati di jalan." Saut Mama.
Gue langsung mengandaraiin motor tua yang sudah mulai berkarat. Tapi, tetap saja mengkilat.
"Kira-kira Sinta sekolah gak ya?"
***
Akhir nya gue sampai dikelas, tak ada yang gue lihat, kecuali segerombolan orang-orang gila yang sedang bercanda.
"Adit!" Sinta langsung teriak memanggil gue.
"Iye ada apa?" jawab gue.
"Gak ada apa-apa?"
"Argh." Jawab gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story In The Dream
Teen Fiction[REVISI SETELAH TAMAT] Baca ini dulu ya Tak memilik hubungan lebih, membuat ia selalu tertekan saat sang pujaan dekat dengan orang lain. Oh kasihan sungguh kasihan. Lama memendam semua nya, membuat ia harus berjuang dua kali. Hingga akhirnya tetap s...
