04

74 18 37
                                    

Baca nya santai aja.....

---- The Story In The Dream ----

Pak Yudi telah meninggalkan kelas, kembali, kelas yang tadinya sepi, kini ramai kembali seperti pasar swalayan.

"kenapa lu Dit? Tumben gak girang," Sinta bertanya pada gue, dan langsung duduk disebelah gue.

"gak tau Sin, ngantuk bener hari ini kayaknya gara-gara gak nonton kakek semalam," jelas gue.

"APA! " teriak Sinta.

"Kagak! Kekantin aja nyok," gue mengajak Sinta.

"Kagak mau, lu buntu!" jelas Sinta.

"What the buntu?"

"Buntu is kagak tau," jawab Sinta.

"Ya udah nyok ke kantin,"

Sudah beberapa kali merayu, tapi Sinta tetap gak mau.

"Ah lu gak asik Sin,"

Akhirnya gue sendirian yang keluar kelas, gue berjalan dengan tangan disaku celana dan kepala tertunduk lemah, gue sendiri tidak mengerti apa yang sedang gue alami. Sampai dikantin, gue memilih duduk dibangku paling pojok, dekat dengan dinding kasar belum dipelester, yang mulai sedikit lumutan. Ya, gue menyandarkan tubuh gue kesana.

"Dinding, kau bagaikan semen yang dicampur dengan air,  kau dibutuhkan tapi tak dihiraukan, oh kasihan, sunggu kasihan." gue mengelus dinding ini.

Ibu kantin langsung melihati gue, dengan mulut yang agak dimajukan dan mata yang bintitan, dalam hatinya mengatakan.

"Ni anak siapa ya? Kok gila,"

Ibu kantin POV

Aku selalu berjualan dipagi hari, mereka selalu membeli jualanku, ada juga yang datang hanya untuk memenuhi tempat duduk, ya, salah satunya, adalah anak itu, anak yang duduk disebelah dinding itu, terkadang datang hanya untuk mengacau, bahkan juga ia datang hanya untuk mengutang. Oh, sunggu anak muda yang malang.

---- The Story In The Dream ----

Stop baca! Itu kok kenapa Ibu kantin, ah sial!

Lanjut...

Gue masih duduk sendirian, menyebalkan, gue larut dalam kebosanan. Gue hanya ditemani gelas yang sudah tidak ada isinya. Karna sudah terlalu bosan akhirnya gue putuskan untuk kembali ke kelas.

"Berapa semuanya bu?"

"Semuanya lima Ribu." jawab Ibu kantin.

"Ini bu... Dua Ribunya hutang dulu," jawabku.

Ibu kantin langsung menatapku, seperti nya ia berkata.

"sudah saya duga,"

Gue langsung tertawa melihat ibu kantin.

"bye ibu,"

Gue langsung menuju kekelas, sumpah hari ini gue benar-benar bosan gak ketulungan dah, mana ngantuk, capek, lemes, ditambah lihat muka Sinta yang ngeselin, sunggu penderitaan yang lengkap.

The Story In The DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang