03 - Worry

8.9K 1.1K 131
                                    

Kringgg kringgg

Haechan menggeliat malas diatas kasurnya ketika jam alarm nya berbunyi dengan nyaring. Tangannya meraba-raba meja kecil disamping tempat tidurnya untuk mematikan jam berisik itu kemudian ia baru saja akan kembali tidur kalau suara yang lebih nyaring daripada bunyi alarm nya itu tidak mengusiknya.

"LEE HAECHAN! BANGUN!!"

Haechan mengerang pelan, ia menarik selimutnya sampai menutupi seluruh tubuh.

"LEE HAECHAN!" Baekhyun membuka pintu kamar Haechan seenaknya dan menarik selimut yang menutupi tubuh Haechan secara paksa, "Bangun tidak?!"

Haechan menenggelamkan wajahnya ke dalam bantal, "5 menit hyung."

"Tidak ada pertambahan waktu!! Bangun sekarang!!!"

Haechan masih diam tak bergerak diatas tempat tidurnya membuat Baekhyun berkacak pinggang sambil menggelengkan kepalanya. Kelakuan Haechan dari dulu sampai sekarang tidak berubah, masih sulit kalau dibangunkan pagi-pagi.

"Haechan, kuhitung sampai tiga kalau kau tidak bangun aku akan-"

"IYA! IYA AKU BANGUN SEKARANG!!" Seru Haechan kesal. Dia mengambil seragam, handuk, dan setelahnya masuk ke dalam kamar mandi.

Baekhyun tersenyum puas melihat anak itu kini sudah masuk ke dalam kamar mandi, pria bermata sipit itu kemudian membereskan tempat tidur Haechan yang berantakan. Bukan hanya berantakan namun sangat berantakan. Buku tulis masih ada di atas tempat tidur, tempat pensil juga ada ditempat tidur, selimut yang berantakkan, sampai ada bantal yang jatuh ke lantai. Kadang Baekhyun bingung, bagaimana Haechan bisa tidur dengan tenang dikasur yang berantakan seperti ini?

"Hyung." Haechan yang sudah selesai mandi memanggil Baekhyun yang kini sedang merapikan kain sprei nya yang tidak beraturan.

"Apa?"

"Tidak jadi."

Baekhyun mendengus, "Yah, Lee Haechan.. Aku pikir kau sudah berubah, tapi ternyata belum ya.."

Haechan yang mengerti maksud ucapan Baekhyun hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Maaf hyung."

"Besok, aku tidak mau melihat kamarmu begini lagi.."

"Iya hyung." Haechan menaruh handuk nya yang basah ke dalam tempat khusus baju kotor kemudian merangkul kakak sepupu kesayangannya, "Sarapan yuk hyung, aku lapar."

"Iya, Yoona imo sudah memasak sarapan."

Baekhyun dan Haechan berjalan bersama kearah ruang makan, Haechan mengernyit ketika mendapati ayah dan ibu nya yang masih memakai pakaian rumahan padahal biasanya jam segini ayah dan ibunya itu sudah berpakaian rapi.

"Pagi eomma, abeoji." Sapa Haechan riang sambil memberikan satu kecupan di pipi kanan masing-masing orangtuanya.

"Pagi juga sayang." Jawab Yoona dengan senyum cantiknya, "Duduk sebentar ya, eomma ambilkan nasi untukmu."

"Eomma, tidak ke butik?" Tanya Haechan sambil mengambil posisi duduk dihadapan ayahnya.

"Tidak, hari ini mau menemani Baekhyun keliling-keliling Seoul.."

Haechan mengangguk-ngangguk lalu mengalihkan pandangannya kepada sang ayah, "Kalau abeoji? Tidak ke rumah sakit?"

"Mungkin nanti sore." Jawab sang ayah, "Yoona-ya, aku minta kopi ya."

Yoona membawakan satu gelas kopi panas ke meja makan, "Sudah kusiapkan, hati-hati masih panas." Tak lupa wanita yang sudah memasuki umur 50 tahun itu juga membawakan satu mangkuk nasi untuk Haechan, "Dan ini nasimu.. Makan sekarang, nanti terlambat."

[✔] Love is Complicated || Markhyuck • Nomin • JaeyongWhere stories live. Discover now