09 - Who is (s)he?

6.7K 836 113
                                    

Taeyong membuka kedua matanya perlahan dan seketika itu pula hidungnya mencium bau obat-obatan yang membuat nya merasa pusing. Ia menatap sekeliling ruangan yang terasa asing baginya. Ini bukan di rumah ataupun klinik sekolah, ini di rumah sakit. Tapi, siapa yang membawanya kemari? Dan kenapa pula dia bisa berada di sini dengan infus yang sudah terpasang di tangan kirinya?

"Oh.. Kau sudah bangun?"

Kepala Taeyong sontak saja menoleh kearah sumber suara yang baru memasuki kamar rawatnya, ia mengernyitkan dahi melihat orang yang tadi berada di halte bersamanya kini berada di kamar rawatnya.

"Biar kujelaskan." Ujar pria itu dengan tenang sambil duduk di sofa, "Tadi kau berada di halte yang sama denganku, namun kau tiba-tiba saja pingsan." Ia mendengus, "Tidak tahukah kau betapa paniknya aku melihatmu yang pingsan begitu saja? Aku baru pindah kesini dua minggu yang lalu dan aku tidak tahu dimana rumah sakit terdekat. Untung saja otak ku ini cerdas sehingga aku menemukan rumah sakit ini menggunakan GPS."

"Kenapa aku bisa pingsan?" Tanya Taeyong dengan suara pelan yang masih dapat didengar pria asing itu.

"Kau terkena demam berdarah."

"Demam berdarah..?" Taeyong mengusap wajahnya. Benar. Doyoung juga bilang kan kalau akhir-akhir ini banyak orang terkena demam berdarah.

"Seharusnya kau menjaga kesehatanmu Taeyong-ssi, kata dokter tadi kau kekurangan cairan dan kurang beristirahat."

"Tahu darimana namaku Taeyong?"

"Nametag di seragam sekolahmu." Ia berdiri dan menghampiri Taeyong untuk berdiri disamping tempat tidurnya, "Oh iya, kita belum berkenalan ya."

Pria itu tersenyum lebar, "Namaku Nakamoto Yuta. Aku dari Jepang dan akan melanjutkan sekolahku di Korea."

Nakamoto Yuta.

Taeyong merapalkan nama itu berulang kali di kepalanya sambil menatap wajah tampan Yuta yang masih tersenyum lebar disamping tempat tidurnya.

.
.
.

Mark merangkul sang sepupu yang sejak tadi terlihat murung, "Hyung, semangatlah!"

"Mark, apa aku akan berakhir begini saja dengan Taeyong?" Tanya Jaehyun dengan nada putus asa.

"Ya tidak akan lah.. Hyung tahu kan kalau Taeyong hyung itu sangat mencintaimu. Dia hanya butuh waktu untuk menenangkan diri."

"Tapi bagaimana kalau akhirnya kita putus?" Jaehyun meremas rambutnya frustasi, "Aku tidak akan bisa hidup tanpa Taeyong.."

Mark menatap sepupunya penuh rasa prihatin. Dia tidak pernah melihat Jaehyun seputus asa ini saat sedang ada masalah dengan Taeyong, inilah pertama kalinya dia melihat sang sepupu begitu frustasi.

Pria keturunan Korea-Kanada itu menoleh ketika merasakan sebuah tepukan di pundaknya. Ia tersenyum kecil melihat Haechan yang datang bersama Jeno juga Jaemin. Mark pun menyuruh Jeno dan Jaemin untuk duduk disamping Jaehyun sedangkan Haechan duduk disampingnya.

"Kenapa?" Tanya Haechan pelan.

"Biasa, galau ditinggal Taeyong." Bisik Mark.

"Siapa yang ditinggal?!" Sahut Jaehyun tidak terima.

Mark menggeser tempat duduknya menjauhi Jaehyun, dia menatap Haechan, Jeno, dan Jaemin bergantian, bagaimana bisa Jaehyun mendengarnya padahal ia sudah berbisik sepelan mungkin.

[✔] Love is Complicated || Markhyuck • Nomin • JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang