04 - I'm Sorry

8.5K 1K 134
                                    

Jeno menghembuskan napasnya perlahan-lahan, mencoba untuk menenangkan rasa gugupnya didepan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelasnya, dan guru olahraganya. Walaupun disini memang ada Mark yang akan siap membantunya namun tetap saja dia merasa gugup untuk mengatakan keputusan yang telah dia, Mark, dan Jaehyun ambil tadi.

Kedua murid unggulan di SMA Kirin itu masih terdiam. Mungkin mereka masih sibuk dengan pikiran masing-masing atau mungkin karena mereka bingung bagaimana caranya mau memulai pembicaraan ini..

Mark lah yang akhirnya terlebih dulu angkat bicara, "Aku tidak akan memaksamu lagi untuk tetap di tim basket. Jika kau memang ingin menuruti kata ibumu aku akan membiarkanmu keluar." Mark mengangguk, "Tapi jika kau memang ingin tetap di tim, aku pasti akan mengusahakan agar ibumu bisa memberikan ijin."

Jeno mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk, "Mark, jujur.. Aku sangat ingin tetap berada di tim. Namun jika aku tetap memaksakan keinginanku, aku yakin eomma tidak akan diam saja."

"Jadi kau ingin keluar?"

Jeno menggeleng pelan, "Aku tidak tahu."

Mark menyandarkan punggungnya pada dinding lapangan indoor, memaksa otak cerdasnya untuk memikirkan solusi terbaik bagi kedua pihak.

"Kalian berdua disini rupanya.."

Jeno dan Mark kompak menoleh kearah sumber suara, Mark tersenyum lebar melihat sepupunya itu kini melangkah kearah mereka, "Aku mencari kalian kemana-mana."

"Hyung, Jeno..."

Jaehyun mengangguk, "Iya aku tahu." Pria berlesung pipi itu duduk disamping Jeno dan mengusap punggung adik kelasnya untuk memberikan semangat, "Semuanya ada ditanganmu Jeno-ya."

Setelahnya ketiga pria itu kembali terdiam sampai Jeno yang memulai pembicaraan.

"Aku sudah memutuskan."

Mark dan Jaehyun diam, membiarkan Jeno menyelesaikan ucapannya terlebih dahulu.

"Aku akan tetap bermain di tim."

"Lalu ibu-"

"Hanya sampai pertandingan bulan depan.. Setelahnya, aku akan benar-benar keluar dari basket mengikuti kemauan eomma."

"Kau yakin dengan keputusanmu?" Tanya Mark untuk memastikan kembali pada orang yang bersangkutan. Mark tahu, ini bukan keputusan yang mudah bagi seseorang yang memang sangat mencintai basket.

Jeno mengangguk meyakinkan Mark dan Jaehyum bahwa dirinya akan baik-baik saja dengan keputusan ini, "Iya. Aku yakin."

"Lee Jeno!" Mark memanggil Jeno dengan suara yang cukup keras.

Jeno mengerjapkan matanya beberapa kali, tersadar kalau kini semua mata yang ada di ruang kepala sekolah sudah tertuju kearahnya. Dia juga melihat sang ibu yang sudah datang dan duduk berhadapan dengan dirinya.

Mark menepuk pundaknya, "Kau baik-baik saja?"

Jeno tersenyum tipis, "Iya."

Sandara memutar bola matanya dengan malas, masalah Jeno ini sudah terlalu banyak membuang waktunya dengan sia-sia sehingga wanita itu angkat bicara, "Apa keputusannya? Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi."

"Aku akan tetap ikut basket eomma." Jawab Jeno dengan tegas tanpa keraguan sedikitpun, dia bahkan berani mengangkat kepalanya dan menatap kedua mata milik sang ibu, "Aku akan tetap ikut sampai lomba, setelah itu aku akan mengikuti kemauan eomma. Aku akan keluar dari basket."

[✔] Love is Complicated || Markhyuck • Nomin • JaeyongDonde viven las historias. Descúbrelo ahora