Diana8

760 77 11
                                    

Karin:
Na, lo gak usah ngebantu gue, makasih ya

Diana:
Kok gitu?

Karin:
Gue udah lihat semuanya tadi

Diana:
Lihat semuanya? Apa?

Karin:
Tadi kalian ngomong depan lab ipa kan? Gue udah lihat semuanya

Diana:
Kok lo bisa lihat?

Karin:
Gue mau masuk ke lab ipa, tapi pas lihat kalian lagi ngomong gue jadinya nguping aja

Diana:
Maaf ya, Rin

Karin:
Gak papa, Na, lo juga udah usaha kan, makasih ya

Gue rada gak tega sama Karin, kasihan juga sih kalau di pikir-pikir, tapi dia juga yang salah sih ngapain coba dia jalan sama cowok lain.

Gue lagi makan di meja makan, sendok di tangan kanan dan handphone di tangan kiri, biar kek anak jaman sekarang, kan lagi banyak tuh yang kek gitu.

🎵Ketika ku melihat wajahmu yang lugu
Tak pernah terpikirkan bayangmu yang selalu ada
Kamu kamu kamu dihatiku

🎵Seandainya saja
Kumampu memulihkan perasaanmu
Yang tlah lama terluka oleh dirinya
Lupakan semua sudahlah cukup disni

Denger musik dikit gak papa kan.

Tapi kok gue jadi baper sih.

Lebay? Iya gue lebay, gini aja gue baper.

Bukannya malah nginget Shony gue malah nginget Kevan, jahat? Iya gue jahat, jahat banget malah.

Gue tau yang gue lakuin ini salah, ini sama aja gue jadiin Shony sebagai pelarian.

"Diana!" Teriak seseorang memasuki rumahku.

Aku menoleh dengan mulut yang masih mengunyah.

"Buset ni anak."

"Hehe, maap, gue hilap." Lian cengengesan.

Firli ikut memasuki rumahku dengan cermin yang setia di tangannya.

Firli keknya hobinya ngaca deh.

Soalnya dari dulu emang dia gitu, kita semua suka ngaca tapi gak sesering Firli sih.

Ternyata Kevan dkk juga ada.

Shony tersenyum padaku dengan tatapan yang hangat, omaigat! Adem banget dah.

Aku menyudahi acara makanku dan menghampiri teman-temanku yang sudah duduk di ruang tengah depan tv.

Shony berdiri dan langsung memelukku.

Meluk? Gila gila! Gue barusan dipeluk, ya ampun.

"Shon, bisa lepasin gak? Aku gak bisa napas." Bisikku ditelinga Shony.

Shony melepas pelukannya. "Hehe, maaf, soalnya aku kangen."

"Bukannya tadi kita abis ketemu ya di sekolah?"

"Iya tapi kalo aku berjam-jam gak ketemu kamu, aku bawaannya kangen mulu." Shony memelukku sejenak dan menyuruhku duduk di sofa.

"Gombalin aku dong bang." Lian ngomong ala-ala manja.

Jadinya gue jijik anjir.

"Diem gak lo, Li, gue jijik liatnya." Firli nutup mulutnya Lian.

"Apasih?"

Ting!

Karin:
Kita bisa ketemuan gak?

Diana:
Bisa sih, emang kapan?

Karin:
Entar malem jam delapan, bisa?

Diana:
Oke, gue bisa, dimana?

Karin:
Di kafe senja

Gue melirik jam dinding yang tergantung di dinding.

Jam menunjukkan pukul 06.49

"Kalian gak ada niatan mau pulang gitu?"

"Jiah! Ceritanya kita diusir gaes." Firli ngomong.

"Jangan dulu deh, kita kesini itu mau numpang main wifi tahu!" Lian mukanya langsung jadi sedih.

"Muka lo njir!" Gue nampar pipi Lian pelan.

Yang cowok-cowok lagi main game sambil makan cemilan.

Gue duduk di samping Shony tapi Shony sibuk aja main game, akhirnya gue berdiri mau ngambil minum lagi, tapi Shony narik tangan gue dan ngelingkarin tangan dia di lengan gue terus kepalanya nyender di bahu gue.

Sweet gak sih?

Gue aja diginiin baper masa.

Serasa dia gak pengen ngelepas gue.

Shony nyimpen hpnya terus ngebisik gue.

"Kan aku udah bilang jangan jauh-jauh dari aku."

Meleleh deh gue.

"Kalian tuh ya, bisik-bisik tapi kedengeran loh." Rafhi malah protes.

Kevan cuma ngelirik dan balik natap layar handphonenya.

Lian sama Firli sibuk nonton BTS ama EXO, gue juga pengen ikut tapi Shony gak mau gue pergi.

Huhuu... sedih ya.

Gue ngelirik jam, ternyata ini udah jam tujuh, sejam lagi gue harus ketemuan sama Karin.

"Kayaknya aku harus pergi deh." Bisikku di telinga Shony.

Shony mendongak. "Kemana?"

"Tadi Karin ngechat aku, dia minta ketemuan mau ngomongin sesuatu, katanya penting."

"Dimana?"

"Kafe senja."

"Aku anterin kalau gitu."

"Iya deh."

"Terus anak-anak mau di apain? Disuruh pulang gitu?" Tanyaku pada Shony yang baru saja mengambil kunci motornya.

"Anak-anaknya siapa?" Shony senyum-senyum.

"Ma-maksud aku mereka." Gue jadi gugup.

"Iya iya."

Aku membuka pintu dan itu menimbulkan suara.

"Lo mau kemana?" Suara Lian membuat semuanya menoleh kearahku.

"Ada urusan bentar." Shony menjawab.

Kami saling bertatapan sekejab lalu kembali melanjutkan langkah.

Huyuuu

Pa kabar kalian?

Ehehee

Apasih

Oke sampai jumpa di chapter selanjutnya!

DIANAWhere stories live. Discover now