Diana19

622 47 2
                                    

Malam minggu pasti bagus bagi para cowok dan cewek yang punya pasangan, lah kalau jomblo?

Palingan lagi doa biar ujan.

Hmm... sudah kuduga.

"Kamu gak dingin?" Tanya Kevan.

Coba aja gue di Koriya, pasti udah kek drakor deh gue anj!

"Gak kok."

Gue sama Kevan lagi di jembatan penyeberangan orang atau biasa di singkat JPO, angin emang kenceng dan dingin, justru itu Kevan nanya gue dingin apa enggak.

Jembatan lagi sepi, berhubung sekarang jam pulang kerja udah lewat.

Kevan ngerangkul gue dan narik gue agar gue lebih deket.

"Aku harap kamu selalu dekat seperti ini, aku bakal selalu ada di sisi kamu ketika kamu butuh, dan tugasku adalah melindungimu."

Ucapan Kevan berhasil membuatku hanyut.

Entah harus dengan kata apa aku menjawabnya namun, aku suka dengan Kevan yang seperti ini.

"Aku juga berharap begitu, tapi ada sesuatu yang buat aku cemas dan takut."

Kevan melepas rangkulannya dan membuat kami berdua saling berhadapan.

Kevan menatapku dalam, sangat dalam dan aku takut jika tatapan itu akan hilang.

"Kamu gak perlu cemas dengan apapun itu karena aku akan melindungimu, sekarang dan selamanya."

"Aku takut."

Entah mengapa, ketika Kevan terus menatapku rasa takut terus menjalar di sekujur tubuhku.

Dan membuat mataku berkaca-kaca, entah apa yang aku pikirkan, namun hanya satu yang kutahu, aku takut.

"Aku takut kalau nanti kamu akan hilang, hilang entah kemana, dan kamu ninggalin aku sendirian di tempat yang gelap, tempat yang sama sekali tidak ada cahaya disana, aku takut itu."

Tubuhku bergetar, aku menunduk, takut jika Kevan melihatku menangis.

Kevan mengangkat daguku.

"Aku gak akan hilang, walaupun aku hilang nanti, itu karena Tuhan membawaku bersamanya."

Kevan memelukku, erat, sangat erat dan aku tak mau ia lepas dari pelukanku.

###

Hari senin yang melelahkan, upacara sejam lebih karena adanya pengumuman ujian yang sudah dekat didepan mata.

Omg! Serem gak sih?

"Semoga aja guru gak masuk deh, gue lagi males belajar." Lian lagi kipas-kipas pake topinya.

Keringet bercucuran dimana-mana gegara panas.

"Lagi males? Biasanya juga tiap hari lo males belajar." Firli juga lagi kipas-kipas.

"Gimana hubungan lo sama Rafhi?" Tanya gue ke Lian.

"Baik-baik aja."

Gue ngangguk-ngangguk.

"Firli, lo masih jomblo?" Sahut Lian.

"Yeee... gue duluan punya pacar daripada lo, lo-nya aja yang gak tau." Firli jadi songong.

"Hah?! Anak mana? Bukan anak sekolahan ini, kan?" Tanya gue memastikan.

"Bukan, lo kenal sama Fauzan anak SMK sebelah? Nah, itu cowok gue."

Gue mencoba mengingat lagi, Fauzan yang mana nih?

"Mmm... bentar deh, setau gue ya, Fauzan anak SMK sebelah tuh cuma satu, Fauzan yang famous itu, tapi masa sih cowok lo yang itu?" Lian gak percaya.

"Dibilangin juga." Firli masih asik kipas-kipas.

"Yang bener lo? Fauzan itu cowok lo?" Gue jadi heboh sendiri pas tau Fauzan yang dimaksud ini si Fauzan yang famous hits itu.

"Gila anjir! Pake apaan lo sampe cowok kayak dia naksir sama cewek butek kayak lo?" Lian geleng-geleng.

"Sans aja dong ngomong 'butek'nya." Firli memutar bola matanya.

Terlihat Kevan dkk memasuki kelas, namun ia sama sekali tidak menyapaku.

Kevan gak nyapa gue dari tadi pagi.

Kenapa ya?

Gue liatin dia terus, tapi dia gak liatin gue balik.

Duh miris.

"Kevan kenapa?" Tanya Lian.

Gue mengangkat bahu, menandakan tak tau.

Gue gak salah apa-apa sama dia, tapi kok dia ngejauhin gue sih.

Salah gue apa?

Maap yaa di part kali ini pendek hehe...

Oke see you...

DIANAWhere stories live. Discover now