Diana17

618 59 6
                                    

Keadaan rumahnya Karin sepi banget, dan kami memilih untuk mengetuk pintu.

Masa iya langsung nyelonong masuk.

"Permisi!" Teriak Firli.

"Gak ada jawaban." Bisik Firli.

Lalu pintu tiba-tiba terbuka dan memperlihatkan seorang pria yang terlihat seusia dengan kami bertiga.

Cowok itu langsung menyeringai.

Gue sama temen-temen gue takut.

Serem dan suasana rumahnya juga sepi.

"Gue takut, Di." Bisik Lian yang lagi disamping gue.

"Gue juga takut."

Dan seorang cewek datang dari belakang si cowok itu.

"Eh kalian, masuk yuk." Ajak Karin.

"Gak ah, Di, pulang aja yuk, gue serem ih." Bisik Firli.

"Gak papa."

Akhirnya kami bertiga masuk kedalam rumah, didalam cantik banget gak kayak yang diluar.

"Gue bikin minum dulu ya." Ucap Karin lalu masuk kedalam.

Cowok yang tadi masih merhatiin kita bertiga dan itu ngebuat gue bergidik ngeri.

"Ni orang kenapa ya?" Bisik Firli.

"Gak tau." Bisik Lian juga.

Gak lama kemudian Karin datang membawa tiga gelas air yang berisikan teh.

"Kalian ada perlu apa kesini?" Tanya Karin tanpa ba bi bu lagi.

"Kita mau ngejengukin kakak lo." Ucap gue.

Dan saat itu juga Karin noleh ke cowok yang sedang menyeringai itu.

"Kak." Panggil Karin ke cowok itu.

Jadi itu kakaknya.

"Gue kira siapa anjir! Ternyata kakaknya dia." Ucap Lian ke Firli.

"Gue kira makhluk dari dunia mana gitu." Bisik Firli ke Lian.

Dan semua itu bisa gue denger walaupun mereka ngomongnya bisik-bisik.

"Ini Askan, kakak gue." Karin ngenalin kakaknya dia ke kita bertiga.

Cowok yang bernama Askan ini keliatan senyam-senyum gak jelas gitu sambil ngeliatin kita.

Gue jadi serem.

"Sejak kapan kakak lo kek gini?"

Sip! Mungkin pertanyaan gue nyinggung perasaannya dia.

Karin berubah jadi sedih.

"Kakak gue udah 2 tahun kayak gini, dan ini semua karena mantan pacarnya dia." Ucap Karin yang sekarang lagi nunduk.

"Kalau boleh tau, apa yang mantan pacarnya kakak lo lakuin sampai dia kek gini." Firli nanya dengan wajah yang keliatan banget keponya.

"Dulu mereka udah mau nikah dan ketika hari H nya tiba, si cewek pergi sama cowok lain, dan itu ngebuat kakak gue kek gini." Kata Karin.

Tak ada suara setelah Karin menjelaskannya.

Aku melirik ke arah Askan dengan tatapan mengintrogasi.

Askan sempat menatapku dengan senyuman yang tidak bisa diartikan lalu ia mengalihkan pandangannya ke arah lain lagi.

###

"Guys, kita ke mall yuks!" Ajak Lian yang duduk di samping gue.

Gue lagi nyetir mobil.

Firli melirik jam tangannya.

"Yuk! Ini juga masih jam 3." Sahut Firli.

"Untung hari ini guru lagi rapat jadi kita bisa pulang cepet." Lian senyum bahagia.

Sekarang kita masih pake baju sekolah, dan ini seharusnya belum jam pulang.

"Bolos ya, dek?" Tahan pak satpan ketika kita akan masuk ke dalam mall.

"Enggaklah pak, masa iya kita mau bolos, kita anak baik-baik pak." Kata Firli pada pak satpam.

"Tapi ini belum jam pulang lho, kenapa kalian berkeliaran?" Ucap pak satpam.

"Kita kesini sama ibu saya kok pak, noh! Yang sono noh!" Tunjuk gue ke ibu-ibu yang ada disampingnya Firli yang lagi main hp.

Ibu yang gue tunjuk tadi senyum ke gue.

"Nah kan pak, jadi kita boleh masuk kan?"

Akhirnya si pak satpam ngebiarin kita masuk.

"Yawloh, maapkan aku yawloh." Ucap gue sambil natap langit-langit mall.

"Gue tadi mau ngakak sumpah." Firli baru ketawa sekarang.

"Anjir! Bisa juga ya lo, Di." Lian mukul punggung belakang gue.

"Kita udah bisa jadi pemeran sinetron azab." Kata Lian.

Dan kami bertiga tertawa bersama.

Orang-orang pada ngeliatin kita seakan akan ngomong gini.

'Gila kali ya?'

'Kalau cewek kelamaan jomblo ya kayak gitu.'

'Kasihan ya.'

Lah, kita dikira gila gegara jomblo anj!

Iyain dah.

"Eh, stop deh." Tahan Lian.

"Kenapa?" Firli jadi bingung.

Gue juga bingung, Lian tiba-tiba nyuruh kita ngumpet.

"Lo liat noh." Tunjuk Lian ke arah cowok dan cewek yang lagi jalan sambil ketawa-ketawa.

"Itu bukannya Karin sama Askan ya?" Gue memicingkan mata.

"Ih, iya, kok si Askan kek orang waras aja sih?" Lian mulai curiga.

"Guys, gue udah curiga sama si Askan ini sejak kita kerumahnya." Ucap gue ke kedua temen gue.

"Wah! Kita harus cari tau, si Askan ini siapa sebenernya." Firli bersabda.

Samlekum guys!!!

Gimana nih? Dikomen yaaakkk

Baca juga cerita aku yang judulnya:
1. Balikan(Tamat)
2. Korban Friendzone.

Dibaca ya

Bayyy...

DIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang