16. We Are One

9.8K 810 35
                                    

Itu di mulmed ada prank nya Arlen sama Arkan lagi minum susu, hihihi.
Disitu Arlen bakal ketawa gemesh banget😋😋😋
Dan si Arkan muntah muntah, lucuu.
Di video itu yang kiri Arlen dan yang kanan Arkan. Ocai.

---

Arlen mengalungkan jaket ke leher Arina. Kali ini mereka benar-benar sial karna harus berjalan sejauh 1 km untuk mendapatkan kendaraan.

"Lo nggak papa kan len, jalan jauh jauh?" tanya Arkan pada Arlen.

"Moga moga aja"

"Besok lu tanding lagi, gue takut lo kumat" kata Arina.

"Santai, doain aja gua nggak kenapa napa"

Sebenarnya, tadi pagi mereka bertiga berangkat bawa mobil, tapi entah kenapa setelah pulang dari kafe samping sekolah, ban nya tiba tiba bocor. Emang semesta nggak mendukung banget.

'Tin-tin'

Suara klakson mobil itu menghentikan langkah Arlen, Arkan dan Arina. Mereka mengernyit kearah mobil tersebut.

"Siapa?" ujar Arkan.

Sang pengemudi akhirnya turun. Ternyata itu Althaf. "Kalian ngapa jalan kaki?" tanya Althaf yang berdiri persis di depan Arina.

"Ceritanya panjang banget, kalo ikhlas anterin kita pulang lah" ujar Arlen to the point.

"Tenang bosque, gue ini temen pengertian, ayo masuk" Althaf mempersilahkan.

pengertian gundul lo njeplak, kemaren aja gue ditinggal di perempatan

Arina Memandang Althaf sedikit jengkel, namun hanya sebentar. Sedetik kemudian ia memasang tampang datar, lalu memasuki mobil Althaf.

Arlen yang duduk disebelah Althaf memperhatikan sebuah foto 2 balita yang tergeletak di dashboard mobil. "Ini foto siapa?"

"Ha?" Althaf menengok, lalu dengan buru buru diambilnya selembar foto tadi. "Eng.. Enggak" sambungnya dengan sedikit ragu.

"Siapa hayoo.. Itu lo kan sama cewek?" gurau Arlen. "Masih bocah juga, udah sok-sok macem macem" tambahnya.

Althaf sedikit tertawa, namun sepertinya itu adalah tawa paksa. "Iya, itu temen kecil gue" ujarnya lalu kembali berfokus pada jalanan yang sedikit macet.

Arlen hanya menanggapi dengan kekehan kecil. "Doain gua menang ya" ujarnya, semuanya mengamini perkataan Arlen tadi.

"Arina, lo nggak papa?" tanya Althaf.

Arina mengangguk. "Hmm"

"Eh, lo belum cerita tadi kenapa" ujar Althaf kepada Arlen.

"Lo tau Nika? Itu cewek pindahan yang katanya anak kepala sekolah atau apalah itu, dia ternyata nggak sebaik yang gua kira" jelas Arlen. Arlen kalau memang sudah bertemu Althaf agak banyak bicara. Ckck.

"Eh, ap.. Apa? Nika? Oh Nika, iya gue tau itu anak" balas Althaf sedikit gugup.

"Lo kenal?"

"Iya, pernah kenal"

"Eh, waktu itu gue ketemu Nika di kafe. Gue nanya ke dia lagi nunggu siapa, dia jawab nunggu Althaf, gitu" timpal Arkan dengan percaya diri.

"Iyatah? Kapan?"

"Minggu kemaren? Itu loh len, waktu kita mau main PS sama Khalil dirumah, waktu Arina pulang pulang ngambek nggak jelas, dianter Khalil" jelas Arkan.

Mimik wajah Althaf memucat. "Eh iya, itu ada sesuatu yang penting aja, gue juga ga terlalu kenal kok" ujarnya. Arkan dan Arlen hanya berdehem saja.

Arina memelotot. "Jangan jangan lo ninggalin gue waktu itu--"

Triplets [ Si Kembar Tiga ]Where stories live. Discover now