Chapter 4

8.3K 897 155
                                    

"Jadi, ternyata anakku suka pada lelaki?" 

Taehyung hampir tersedak, sedangkan Jimin yang duduk di sampingnya hanya melirik kaku. 

"Mom!" 

"Kupikir kau sudah cinta mati pada Kookie Kookie itu?" 

Taehyung bisa melihat kerutan pada dahi sang ibu yang dibalasnya dengan tegukan ringan ludahnya sendiri. Ia tak tahu harus menyanggah bagaimana ketika ibunya dengan mata kepala sendiri melihatnya hampir diperkosa oleh pemuda asing yang baru sekali main ke rumahnya. 

"Mom, kau salah sangka." 

Taehyung mencoba berkilah. Ia tak pandai beralasan, tetapi ia mencoba setidaknya untuk saat ini. Barangkali saja ibunya percaya. 

"Kalian jelas saja berciuman." 

"I-i-itu, hanya terpeleset saja." 

"Taehyungie, tidak boleh berbohong pada Mom, oke?"

Taehyung tahu ibunya adalah wanita luar biasa yang hampir tak bisa dibohongi. Namun mana mungkin pemuda itu menceritakan segalanya pada sang ibu, terutama pada bagian bahwa Jungkook yang berkunjung semalam adalah Kookie yang sebenarnya? Jika sampai rahasia pemuda sialan itu bocor sekarang, Taehyung takkan tahu nasibnya esok hari.

"Tante, mereka berdua memang ada hubungan mesra. Taehyungie kesulitan mengatakannya, karena itu ia mencoba menyembunyikannya." 

Taehyung sontak menoleh pada Jimin dan mulut brengseknya. Bagaimana bisa sahabatnya itu mengatakan demikian? Hubungan mesra dengan pemuda Jeon itu? Mustahil. 

Ibu Taehyung melebarkan mata karena terkejut, tetapi tawa ringan mengiringi ekspresinya kemudian. Dua sahabat itu saling berpandangan bingung. 

"Astaga Nak, ibu bukan orang kolot yang masih memperhatikan soal gender. Ibu sangat menyayangimu dan kakakmu, tentu saja apapun pilihan hatimu, ibu akan mendukungnya." 

Di luar dugaan, ibunya ternyata pendukung LGBT. Well, jika saja bukan anaknya yang kepergok bercumbu di rumah, mungkin saja tidak demikian. 

Taehyung lantas menghela napas, merasa sedikit tenang entah mengapa. Bukan karena ia kini bebas berhubungan mesra dengan Jungkook―tentu saja tidak, tetapi karena saat ini dirinya terbebas dari satu masalah. Hanya saja, persoalan terkait pemuda itu tentu saja tidak semudah yang dipikirkannya. Anak itu dan segala eksistensinya, bagaimana cara Taehyung untuk menyingkirkannya? Ia tak bisa hidup dalam tekanan seperti ini selamanya.

"Kurasa tidak begitu Mom, aku―"

Sang ibu menepuk punggungnya dengan gemas.

"Justru Mom lebih senang kau berhenti membayangkan menjadi kekasih orang yang tak bisa kau jangkau dan bersikap lebih realistis."

Tapi pemuda brengsek itu adalah Kookie!

Kalau sudah begini, mana mungkin Taehyung menghancurkan imajinasi ibunya lebih jauh? Ia pun hanya menghela napas perlahan dan melanjutkan sarapannya. Di sisi lain, Jimin membuang muka sambil terkekeh lirih.

Sialan kau, Park Jimin.

Dalam benaknya, Taehyung mulai merencakan segala hal untuk membalas dendam pada sahabatnya itu. Hanya saja, sebelum itu terjadi, lagi-lagi Taehyung selalu kalah cepat.

Ting tong.

"Siapa yang datang pagi-pagi begini?" Sang ibu beranjak dari meja makan, menghampiri pintu depan.

Perasaan Taehyung mulai tak enak. Namun ia mencoba menghilangkan sikap paranoidnya dengan terus mengunyah roti selainya. Hanya saja, sebuah suara yang tiba-tiba menggema dalam telinganya, lantas meruntuhkan sikap optimisnya.

A Runaway Fan [KookV / KookTae]-COMPLETEDonde viven las historias. Descúbrelo ahora