Chapter 9

5.6K 590 49
                                    


Taehyung terlihat girang seharian. Tentu saja karena hari ini kakak kesayangannya akan pulang. Walaupun ia kadang gemas dengan kenarsisannya sang kakak, Seokjin sangat baik dan perhatian padanya. Bahkan saking sayangnya, kadang pria itu tak berpikir dua kali untuk mengeluarkan jutaan won hanya demi memanjakan sang adik. Yah, Taehyung sih tak merasa bersalah karena ia sendiri tahu sebanyak apa uang kakaknya itu.

"A-apa aku aneh?" tanya Jungkook tampak gugup. Ia tampil mengenakan kemeja polos warna denim dan celana jeans panjang sobek-sobek. Kakinya dibalut sepatu boots cokelat kesayangannya. Dari atas sampai bawah, Jungkook sudah tampak sempurna.

"Tentu saja tidak. Kau terlihat tampan." Taehyung tersenyum lebar. "Hyung pasti tidak akan menyangka kalau kau bisa crossdress jadi gadis cantik. Aku akan ceritakan semua tentangmu padanya."

Jungkook tersenyum kecut.

"Sungguh, tak biarkan aku mengenakan gaun saja? Mungkin kakakmu akan lebih mengerti―"

"Tidak boleh!" Taehyung menggeleng-geleng. "Sudah kubilang aku ingin Hyung menerimamu apa adanya seperti aku dan Mom, karena itu aku akan memperkenalkan dirimu apa adanya."

Jungkook menghela napas panjang, tampak rasa menyerah tergambar jelas pada wajah tampannya.

Taehyung meraih lengan berotot Jungkook, memeluknya erat. Tak lupa ia sandarkan dahunya pada bahu kekasihnya itu.

"Aku senang sekali karena ini kali pertamanya aku mengenalkan seorang kekasih pada Hyung. Dia pasti bangga padaku."

Keduanya lantas memasuki mobil dimana Yoongi sudah duduk manis di kursi depan.

"Loh, Yoongi-hyung yang antar?" tanya Taehyung dengan nada heran.

"Aku mau menemui Jimin, jadi sekalian saja. Toh kau dan dia bertetangga."

"Oh begitu. Apa Jimin masih marah?"

Yoongi terdiam untuk beberapa saat.

"Aku tak bisa menghubunginya sejak minggu lalu. Dia juga tak mau menemuiku di sekolah maupun di rumah."

Taehyung meneguk ludahnya sendiri. Ia tahu kenapa Jimin marah pada Yoongi. Jungkook sudah menceritakan segalanya. Sejujurnya Taehyung sempat merasa kesal pada Yoongi karena memperlakukan sahabatnya seperti itu. Tapi makin ke sini, dirinya merasa tak bisa ikut campur apapun. Ia pun tak punya hak untuk memaksa Yoongi hanya menyukai Jimin saja. Masalah perasaan memang selalu kompleks.

"Apa dia baik-baik saja?" lanjut Yoongi.

"Dia tampaknya tidak baik, tetapi kau tahu kan Jiminnie? Dia justru selalu mencoba tersenyum dan menyibukkan diri dengan hal-hal lain. Aku juga dilarang memberi nomor ponselnya yang baru padamu. Maafkan aku, Hyung." ujar Taehyung dengan nada sedih.

"T-tidak apa-apa. Aku yang salah, karena itu aku akan memperbaikinya sendiri."

"Nah. Lupakan saja Hobi-hyung. Mau bagaimanapun, dia takkan menganggapmu lebih dari saudara." tambah Jungkook dengan nada sarkastik.

"A-aku tahu. Aku hanya tak bisa berhenti mengejarnya. Bukan aku yang mau, seperti refleks saja." balas Yoongi frustasi.

"Huh, kau sungguh kompleks, hyung."

"Jangan memintaku jadi Happy-Go-Lucky seperti kalian berdua, Bocah. Bagaimana bisa ada orang yang berpacaran setelah bertemu dalam beberapa hari saja kalau bukan kalian berdua? Sungguh mengesankan." Yoongi menyeringai dengan tatapan merendahkannya.

Namun Taehyung malah tersenyum lebar seraya bergelayutan pada lengan Jungkook.

"Lihat siapa yang bicara? Setidaknya kami sudah terikat secara resmi. Kau dulu hampir setiap hari tidur dengan Jimin-hyung selama 3 bulan tanpa terikat hubungan apapun dengannya. Kalian berdua saja yang terlalu banyak berpikir."

A Runaway Fan [KookV / KookTae]-COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang