Chapter 11: Those words

672 35 7
                                    

Luhan's POV

"Han... Han..."

Aku mengerang kecil saat kurasakan tangan Hyemi menggoyang-goyangkan bahuku, mencoba membangunkanku. Bangun pagi adalah salah satu hal yang tidak aku sukai. Sayang sekali aku harus melakukannya, mau tidak mau, setiap hari kecuali hari libur.

"Jam berapa?" tanyaku dengan suara agak serak, khas orang baru bangun tidur, dan masih dalam posisi berbaring dengan mata tertutup.

"Jam tujuh. Ayo bangun," kali ini Hyemi menarik-narik tanganku.

"Ini hari minggu, Hye. Biarkan aku tidur lebih lama," rengekku. Sebelumnya aku tidak pernah merengek untuk mendapatkan tidur tampanku. Aku bahkan melakukan apapun semauku tanpa mendengarkan orang lain lagi. Tetapi karena ini Hyemi, dan Hyemi sedang hamil yang berarti aku harus berurusan dengan mood swing-nya juga, sebisa mungkin aku mencoba untuk mendapatkan apa yang aku mau tanpa membuatnya kesal padaku. Bisa dikatakan ini adalah salah satu power yang dimiliki Hyemi, membuatku memohon dan sulit untuk menolak apapun yang ia katakan.

"Kau janji pagi ini kita akan pergi ke taman."

Oh?

Aku langsung bangkit dari tidurku begitu mendengar ucapannya. Astaga, aku hampir saja melupakan janjiku padanya.

"Kenapa bangun? Tidurlah. Kau bilang ingin tidur lagi."

Oh Tuhan... ini masih pagi dan aku harus menghadapi Hyemi yang kesal lagi. Mengapa Kau suka sekali memberiku cobaan seperti ini?

"H-hye, masih pagi. Tidak baik kesal sepagi ini. Aku siap-siap dulu, oke?" ujarku lembut, berharap itu mampu meredam amarah Hyemi.

Ia mendengus pelan sebelum akhirnya menganggukkan kepala. Aku pun mengacak-acak rambutnya yang sudah rapi tersisir. Ia terlihat begitu lucu saat kesal seperti itu, persis seperti anak kecil yang tidak dibelikan permen. "Kau terlihat menggemaskan jika bibirmu mengerucut seperti itu," godaku sambil tertawa kecil.

"Tutup mulutmu dan cepat pakai bajumu!" serunya malu dengan semburat merah di pipinya, membuat aku semakin terkikik.

***

"Minggu depan mau kemana lagi?" tanyaku saat kami sedang dalam perjalanan menuju taman Yeouido.

"Hmmm... Aku belum terpikirkan tempat apapun saat ini," jawabnya.

"Ah! Aku baru ingat!" ujarnya tiba-tiba, membuatku menoleh sebentar ke arahnya.

"Minggu depan teman-temanku mau bermain futsal dan mereka ingin mengajakmu beserta teman-temanmu untuk ikut main juga. Kau bisa?"

Minggu depan ya? Seingatku sih aku tidak ada janji dengan siapapun minggu depan.

Aku pun menganggukkan kepala. "Hm... Bisa. Aku akan memberitahu Minseok dan yang lainnya nanti. Katakan pada Jongdae dan Baekhyun kalau kami akan datang." Aku tidak melihatnya, tetapi aku tahu ia menganggukkan kepalanya.

Sejak minggu lalu aku mulai membawanya pergi keluar pada akhir pekan. Sabtu yang lalu aku mengajaknya ke Gangnam. Kami mengunjungi beberapa tempat makan terkenal seperti Gorilla in the Kitchen milik Bae Yongjoon, Yook Chil Pal milik Kang Hodong, Yeolbong milik Se7en, dan terakhir Time Out Gelato milik Park Yoochun. Awalnya aku ingin mengajaknya berbelanja juga karena aku sadar selama kami menikah aku tidak pernah membelikannya pakaian dan berbagai macam keperluan wanita secara pribadi. Tetapi ia menolak dan ingin pulang karena kekenyangan dan sudah cukup lelah. Lalu pada hari minggunya, ia memintaku membawanya ke Namsan Tower yang artinya aku harus berhadapan lagi dengan ketinggian setelah di Lotte World beberapa waktu lalu.

Beautiful Sin v 1.0Where stories live. Discover now