Chapter Eight -All About Them-

56.2K 4.8K 189
                                    

^-^*^-^

"The last but not least, ini adalah bagian favorit-ku di rumah. Suasananya sangat damai dengan udara yang segar."

"Jadi dapat membantu pikiranmu untuk tenang."

Begitulah penjelasan Ireneo dan Urien ketika mereka tiba di di halaman belakang mansion.

Seperti yang telah Michaela duga, mansion keluarga Walcott yang memiliki tiga tingkatan itu sungguh besar. Benar-benar besar dan megah. Pada lantai dasar terdapat ruang keluarga, ruang tamu, dapur, ruang makan, dan satu kamar utama. Of course, seluruh ruangan berukuran luas dan diisi dengan perabot yang mewah. Di tingkat kedua, terdapat kamar Michel, dua kamar lainnya yang entah milik siapa, serta sebuah ruangan santai yang terlihat nyaman. Pada tingkat teratas, Urien dan Ireneo menunjukkan kamar mereka secara bergantian, serta satu kamar lain milik Obelix.

Sebenarnya masih banyak ruangan yang belum ditunjukkan Ireneo dan Urien pada Michel, seperti home theater, perpustakaan, dan gym pribadi. Namun mereka tidak ingin Michel lelah, sehingga tempat terakhir yang diperlihatkan adalah halaman mansion.

Sesampainya di sana, iris cokelat Michel mengamati keluruhan halaman yang mengelilingi mansion. Lalu ia segera menyadari bila ukuran bangunan mansion masih tidak sebanding dengan halamannya. Halaman tersebut –khususnya bagian belakang- begitu luas hingga Michel yakin bila labirin didirikan, ia pasti tersesat dan sulit untuk keluar.

Syukurnya Edmund tidak membuat labirin, melainkan sebuah kebun bunga yang luas, beberapa lapangan outdoor, dan kolam renang. Lalu di tengah kebun bunga juga dibangun gazebo indah yang sekarang dimanfaatkan Michel dan kedua putra Walcott itu untuk bersantai.

"Kak, apa di sana hutan?" tanya Michaela sembari menunjuk area di mana terdapat pepohonan tinggi menjulang. Penglihatan gadis itu hanya dapat menangkap puncak-puncak dahan dari deretan pohon tersebut karena tembok pembatas mansion begitu besar. Mungkin juga karena dipengaruhi oleh jarak hutan dengan mansion.

"Ya," jawab Ireneo. "Jangan coba-coba ke sana Michel! Di sana banyak hewan buas dan makhluk-makhluk yang belum pernah kau lihat sebelumnya. Aku juga yakin bila kau tidak ingin bertemu dengan mereka." Penjelasan Ireneo membuat tubuh Sang Gadis bergidik ngeri.

"Di sini sungguh indah bukan?" tiba-tiba Urien mengalihkan pembicaraan.

Michel mengangguk setuju. "Ya, indah dan membuatku nyaman."

Pandangan Michaela berpendar menjelajahi sudut halaman yang berhasil ditangkap iris cokelatnya. Decak kagum beberapa kali lolos dari bibir gadis itu kala mengamati bagian kebun bunga. Ya, meskipun Michaela tidak terlalu tertarik pada kehidupan flora, namun tentu penglihatannya tidak bisa menipu bila apa yang ada di sana terlihat indah.

Selama beberapa saat, iris cokelat Michaela masih terlihat asik dengan kegiatan pengamatannya. Namun mendadak tatapan gadis itu terhenti pada satu titik. Titik yang memperlihatkan keberadaan seorang lelaki yang sedang duduk pada kursi malas sembari membaca sebuah buku. Ya, tepat di balkon belakang mansion.

Diam-diam iris cokelat Michel memandang lekat setiap gerak-gerik yang dilakukan sosok tersebut. Seperti ketika tangannya membalik halaman buku, lalu kernyit yang timbul di dahinya, atau bahkan ketika jemari lelaki itu menyisir asal surai hitam berpotongan undercut-nya dan membuat kesan berantakan.

Berantakan sekaligus seksi, batin Michel.

Kemudian sinar mentari mulai muncul dari antara gumpalan awan abu-abu dan menimpa seluruh tubuh laki-laki itu sehingga kulitnya yang putih -nyaris pucat- tampak berkilau. Sesaat Michel berpikir, mungkin ada yang salah pada penglihatannya karena kini lelaki itu terlihat seperti bongkahan berlian yang sangat menggoda.

My Cold Vampire (END)Where stories live. Discover now