❄6

24.9K 2.9K 452
                                    

"Maaf, Lisa." Jungkook tersenyum miris. "Aku tidak bisa."

Senyuman yang terukir dibibir Lisa, perlahan mengendur. Tergantikan oleh senyum pahitnya. "T-tapi kenapa?"

Jungkook hanya menggeleng pelan.

Kemudian lelaki itu bangkit, dan berjalan keluar rooftop. Meninggalkan Lisa dengan air mata yang mengalir dipipi mulusnya.

°°

Lisa memasuki dormnya dua jam kemudian.

Disana sudah tidak ada Seokjin, Jungkook, Taeyong, maupun Jaehyun. Hanya ada eonni-eonninya yang tengah menonton siaran televisi sambil sesekali mencomot camilan dihadapan mereka.

"Kau dari mana saja, Lisa?" tanya Jennie tanpa mengalihkan pandangannya pada televisi.

"Rooftop." jawab Lisa dengan suara seraknya.

Mendengar itu, ketiga eonninya langsung menatap pada Lisa yang kini sedang berjalan dengan langkah gontai menuju kamarnya.

"Kau kenapa, Lisa? Ada masalah apa?" tanya Jisoo bertubi-tubi.

Mereka memperhatikan mata Lisa yang sembab, juga hidungnya yang memerah.

Lisa hanya menggeleng pelan, lalu masuk kedalam kamarnya.

"Aku akan bertanya padanya." ucap Chaeyoung seraya menaruh snack nya diatas meja.

Tetapi Jennie menahannya. Ia menggeleng. "Tidak, Chae. Kurasa ia membutuhkan waktu untuk sendiri."

"Jennie benar. Kita akan berbicara saat makan malam nanti." ucap Jisoo.

Chaeyoung menghembuskan nafas kasar. Perasaannya tidak enak. Seperti ada sesuatu yang terjadi pada adiknya itu.

Kini waktu makan malam pun tiba. Jisoo mengetuk pintu kamar Lisa, bermaksud untuk mengajaknya makan malam.

"Lisa..." panggilnya setelah ketukan ketiga.

Merasa tak mendapat jawaban, membuat Jisoo membuka kamar Lisa. Ia mendengus kecil melihat adik bungsunya itu tengah tertidur pulas.

Jisoo berjalan menghampiri sang adik dan duduk ditepi ranjangnya.

"Lisa.." panggilnya sambil mengelus kepala Lisa.

Lisa menggeliat pelan. Perlahan, ia membuka kedua matanya.

"Bangunlah. Kita makan malam bersama." Jisoo tersenyum.

Namun Lisa menggeleng pelan. Ia malah berbaring memunggungi Jisoo.

"Aku tidak lapar, eonni."

"Hei.." suara Jisoo melembut. "Ini bukan seperti Lisaku yang kukenal."

"Lisaku adalah seorang gadis yang tangguh. Ia takkan menyerah untuk menghadapi semua masalah yang menimpanya." Jisoo melanjutkan.

Lisa terdiam sebentar, kemudian berucap, "Tapi tidak soal hati, eonni." suaranya bergetar. "Aku lemah soal perasaanku."

Dan kini Jisoo mengerti mengapa Lisa menjadi murung seperti ini. Apakah mungkin karena sebuah penolakan?

Jisoo kembali membelai kepala Lisa lembut. "Jika kau tak makan, kau akan sakit dan Papa sajangnim akan memarahi kami karena tidak menjagamu dengan baik."

Lisa berfikir sejenak. Ia sungguh tidak ingin merepotkan eonni-eonninya. Apalagi sampai membuat mereka dimarahi oleh Yang Hyunsuk karena ulahnya sendiri.

"Baiklah."

Lisa segera beranjak dari tempat tidurnya dan meluncur kekamar mandi untuk membasuh wajahnya.

secret admirer | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang