❄9

24.9K 2.8K 254
                                    

The Truth of Jungkook : Flashback
Bagian 3

.

.
.

(Play music on multimedia, dan gunakan earphone mu.)
.
.
.
.

Jungkook POV

Waktu itu masih pukul delapan malam setelah aku menghadap pada Hyunsuk sajangnim. Pikiranku benar-benar kalut sekarang.

Aku berjalan memasuki sebuah cafe dengan langkah gontai. Setelah berhadapan dengan Hyunsuk sajangnim membuatku sedikit lapar.

Namun pandanganku terarah pada seorang gadis bersurai oranye yang duduk disudut ruangan. Ah itu Lisa.

Aku tersenyum dan menempati kursi yang berjarak lima meja darinya.

Ia tidak menyadari kehadiranku karena sangat terfokus pada ponselnya. Aku tidak tahu apa yang ia lihat. Yang jelas, sesekali ia merengut dan menggerutu lucu.

Aku menungguinya, sampai tidak sadar bahwa sekarang sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam dan aku sudah menghabiskan dua gelas minuman bersoda, sepiring pasta, dan dua porsi kentang goreng.

Tiba-tiba Lisa berdiri dan meraih tasnya. Ia berjalan keluar cafe ini. Aku segera bergegas untuk membayar makananku dan menyusul Lisa.

Saat aku keluar cafe, Lisa sudah berjalan lumayan jauh dariku. Aku berjalan cepat kearahnya. Apalagi saat aku melihat seorang pria mabuk yang menarik-narik tangan Lisa. Aku segera berlari menghampiri mereka.

Sialan! Kau menyentuh gadisku, maka aku akan menghajarmu!

Bugh!!

Aku mendaratkan tinjuku pada pria yang langsung tersungkur itu.

Aku melirik pada Lisa yang tengah ketakutan sambil memeluk tubuhnya sendiri. Tubuhnya pun bergetar.

"Kau tak apa, Lisa?" tanyaku.

Lisa mengangguk.

"Syukurlah." Aku menghembuskan nafas lega dan refleks membawanya kedalam dekapanku.

Aku memeluknya erat, seakan tak membiarkan Lisa terluka oleh siapapun.

Maafkan aku, Lisa. Aku sedikit datang terlambat.

Aku takut Lisa akan trauma karena kejadian tadi. Jadi aku mengajaknya, ah lebih tepatnya memaksanya sedikit untuk pergi kesungai Han.

Kami duduk bersisian. Saling diam tanpa melakukan apapun sampai ia mengucapkan 'terimakasih' untuk yang kedua puluh kalinya.

Aku tertawa kecil disana, dan melihat wajahnya yang memerah sampai ia menunduk untuk menyembunyikannya. Eung, rasanya ingin kukecup pipi merona itu.

Kemudian ia bertanya, "Mengapa tadi kau mengenaliku? Maksudku, tadi kau menyebutkan namaku sebelum aku membuka maskerku."

Aku sedikit terkejut mendengar pertanyaannya. Aku benar-benar tidak menyadari hal itu. Ya, kini aku yang tertangkap basah.

Aku terkekeh untuk menyamarkan ekspresi terkejutku. Aku mengacak poninya dan berkata, "Rambut oranyemu sangat mencolok dimalam hari."

Aih, jawaban macam apa itu. Tapi yasudahlah, yang terpenting ia tidak curiga padaku.

secret admirer | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang