Chapter 2 : Triple Date

422 57 0
                                    

Clara bersyukur ayahnya mengijinkannya untuk pergi hari ini. Ayahnya mengatakan kalau Clara sudah belajar selama beberapa minggu ini. Jadi tidak ada salahnya jika dia pergi dan menghabiskan waktu sebentar dengan teman-temannya. Setidaknya hal ini membuat Hans tidak perlu bertemu langsung dengan ayahnya. Ketika Clara memberitahu Hans dan teman-temannya soal hal ini, mereka semua tersenyum lebar dan mulai merencanakan kencan itu.

Ngomong-ngomong, mereka melakukan ini saat jam istirahat sekolah. Clara tetap dijemput oleh Hans setiap kali gadis itu menolak untuk turun ke kantin. Tapi pada akhirnya Clara pasti kalah dan mereka pasti datang ke kantin berdua. Hans akan duduk menempel pada Clara, tindakan yang sama sekali bukan Hans. Biasanya, Hans malah akan terlihat sedikit risih ketika Clara menempelkan dirinya pada Hans. 

Tapi sekarang dia sering menepuk kepala Clara seakan-akan mereka melakukan hal itu sejak bertahun-tahun yang lalu. Dia juga sering menempelkan tubuhnya dengan pundak Clara padahal ini belum pernah dia lakukan sebelumnya. Ketika Clara menggeser tubuhnya, Hans kembali menggeser tubuhnya dan bergerak semakin mendekat padanya. Hans yang menyukai skinship bukanlah Hans yang Clara kenal sebelumnya.

Terlebih lagi, tadi Hans sempat mengendus wangi Clara. "Kamu pakai parfum apa?" gumamnya santai. "Aku tidak pernah sadar tapi, aku tidak pernah mencium wangi parfum ini sebelumnya."

"Parfum ini ayahku belikan spesial dari peracik parfum di luar negeri," Clara menjawab sambil berusaha untuk tidak peduli dengan tindakan Hans yang mengendus parfumnya. "Karena itu kamu tidak pernah mencium wangi ini sebelumnya."

Hans tersenyum. "Aku suka," gumamnya kemudian kembali sibuk dengan makanannya.

Lihat 'kan? Laki-laki ini begitu aneh dan rasanya Clara ingin membenturkan kepalanya di atas meja. Tapi kini dia dipaksa berkonsentrasi pada masalah kencan di depannya. Cecil sedang menyesap milkshake-nya sambil membicarakan tempat kencan idamannya. "Bagaimana kalau kita pergi berenang?"

"Berenang?" tanya Ella dengan wajah horror.

"Maaf, Cecil. Ella tidak bisa berenang dan dia sedikit membencinya," Luke tersenyum geli.

"Tidak bisa ya," Cecil mencoret salah satu poin di notes kecil yang dia bawa. "Ke taman bermain? Sudah pernah. Ke pekan raya? Terlalu malam. Jalan-jalan ke luar kota? Terlalu memakan waktu dan tenaga," Cecil mencoret semua ide di dalam notesnya. Dia menoleh ke arah Clara dan Josh dengan panik. "Lalu kita akan kemana?"

"Cookie," Josh menggeleng pelan kemudian melirik Clara. "Bagaimana kalau Clara memberi saran atau ide?"

Clara mengerjap. Ide untuk tempat berkencan?

Ella mengangkat tangannya dengan sukarela. "Tunggu! Aku punya ide-"

"Kitten, jangan," Luke menahan tangan Ella. "Kita tidak ingin menghancurkan acara kencan kali ini. Jadi jangan memberi saran apa-apa."

Ella menyipitkan matanya kemudian menatap Clara. "Jadi? Apa Clara punya ide?" Ella melirik ke arah Hans. "Atau mungkin Hans?"

"Hiking ke air terjun," jawab Clara dengan gumaman pelan.

"Hiking!" Cecil mengatakan hal itu dengan mata berbinar. "Astaga, itu ide yang sangat bagus!"

"Aku belum pernah hiking," Ella tersenyum lebar. "Itu ide yang bagus."

"Aku setuju," balas Hans. Clara menengok ke arahnya dengan alis terangkat.

"Kamu setuju begitu saja?" tanya Clara dengan nada curiga.

Hans mengedikkan bahu. Bibirnya tersenyum lebar. "Bukankah itu idemu? I'm in."

Clara menyipitkan matanya. Baiklah, dia memang menyukai hiking. Dia sering melakukannya dulu bersama dengan ayahnya sewaktu liburan. Tapi dia tidak menyangka kalau Hans akan menyukainya. Hans paling malas melakukan sesuatu yang berbau outdoor. Biasanya, jika Clara menyarankan mereka untuk melakukan sesuatu di luar, Hans akan menyarankan mereka untuk pergi menonton bioskop saja di mall. Tapi kali ini dia setuju dengan begitu mudah?

Flawless (FIN)Where stories live. Discover now