Chapter 3 : Secret

384 56 1
                                    

Clara menoleh ke belakang ketika sadar kalau dia dan Hans terlalu diam. Hans sedang mendaki dengan tenang dan tidak terlihat kesulitan sama sekali. Gadis itu jadi ragu apakah Hans pernah melakukan hal ini sebelumnya. Dia sedikit menyesal karena sudah membahas soal anak seangkatan Hans yang ingin berkenalan dengannya. Apa yang Clara pikirkan? Dia tidak bisa membuat Hans lebih buruk lagi dari sebelumnya. Sekarang laki-laki itu memberinya silent treatment dan sama sekali tidak menatapnya.

Bahu Clara melemas kemudian dia mendengus. Kenapa dia merasa kecewa? Dia merasa kesal pada dirinya sendiri karena sudah tidak konsisten. Dia yang berniat menjauh dari Hans dan sekarang dia merasa khawatir karena Hans tidak mengajaknya bicara? Yang benar saja, Clara. Made up you mind, ucapnya dalam hati. Clara menoleh ke depan dan melihat kalau Josh dan Cecil sedang mendaki bersama sambil berpegangan tangan.

Matanya menatap tangan mereka yang saling terhubung dengan pandangan iri. Selama ini Clara-lah yang terbiasa mengulurkan tangan pada laki-laki. Mereka juga tidak pernah menggandeng Clara seperti cara Josh dan Cecil bergandengan. Saat itu, Clara tahu kalau koneksinya dengan Hans masih belum apa-apa dibandingkan dengan hubungan Josh dan Cecil. Clara mendengar soal Josh yang memiliki perasaan pada Cecil jauh sebelum ini dan perasaan itu tidak hilang.

Lagi-lagi, Clara merasa iri dengan hal ini.

Josh benar-benar menyukai Cecil dan dia berusaha untuk mengejar gadis itu. Berbeda dengan Hans yang benar-benar tidak sadar siapa dirinya dan menganggapnya sebagai gadis baru. Apa itu membuktikan kalau bagi Hans kejadian di pesta dansa malam itu bukanlah sesuatu yang spesial? Pikiran itu membuat Clara melamun cukup lama dan dia berjalan dalam diam. Dia bahkan tidak sadar ketika kakinya menginjak batu yang salah dan dia terjatuh ke belakang.

Sebelum dia sempat berteriak, dia merasakan tangan Hans yang memeluk tubuhnya dari belakang. Clara membuka matanya yang tidak sadar dia pejamkan. Dia melihat wajah Hans yang kini tampak marah. "Apa yang kamu lakukan?" tanyanya dengan ketus. "Jangan melamun saat sedang berjalan di tempat seperti ini."

"Maaf," Clara menegakkan tubuhnya dan menepis tangan Hans. "Itu tidak akan terjadi lagi."

Clara berjalan lebih cepat tanpa mendengarkan apa yang Hans katakan selanjutnya. Dia berusaha menyusul Josh dan Cecil yang berada lima langkah di depannya. Sebelum dia sempat menyusul, tangan Hans mencengkeram lengannya dan menariknya mendekat. Clara terdiam ketika merasakan pipinya menempel di jaket Hans. Dia mencium wangi parfum Hans yang ada di jaket itu.

"Aku minta maaf," ucap Hans tiba-tiba. "Aku tidak bermaksud membentakmu."

Clara terdiam sambil menatap Hans yang tampak salah tingkah. "Kamu tidak pernah membentakku sebelumnya."

"Karena itu, aku minta maaf."

"Aku tidak pernah mendengar kamu membentak seseorang sebelumnya," Clara mendesah berat. "Kupikir kamu adalah tipe laki-laki yang bisa mengendalikan emosimu."

"Memang," Hans menjawab tanpa ragu. "Tapi di sekitarmu belakangan ini, aku merasa sulit mengontrol emosiku."

Clara mengernyit. "Apa itu hal yang bagus untukmu?"

"Tidak."

"Kalau begitu berhenti mendekatiku."

"Tidak mau."

Clara menyipitkan matanya. "Honestly," Clara menarik napas dan berusaha menarik tubuhnya dari cengkeraman tangan Hans. Tapi hal itu tidak berhasil. Dia menyerah dan mendongak pada Hans. "Aku tidak tahu apa yang ingin kamu lakukan padaku sekarang."

Hans mengernyit. "Kupikir aku sedang berusaha untuk berkencan denganmu."

"Kamu jelas-jelas mengajak teman-temanmu untuk pergi bersama."

Flawless (FIN)Where stories live. Discover now